Rabu, 22 Oktober 2014

Kisah Sastra Tanah Pasundan

Dwi Fitria
Jurnal Nasional 1 Feb 2009

Agar tak punah, sastra daerah memerlukan perhatian khusus pemerintah.
SASTRA Sunda merupakan sebuah khasanah kekayaan sastra Indonesia tersendiri. Geliat sastra daerah ini telah terasa sejak masa awal sebelum kemerdekaan. Pengarang-pengarang Sunda seperti DK Ardiwinata dan Yuhana memberikan sumbangan tersendiri dalam khasanah sastra daerah dengan menelurkan karya-karya sastra berbahasa Sunda dengan tema dan eksplorasi yang tak kalah dari kanon-kanon sastra yang diterbitkan Balai Pustaka, semisal Azab dan Sengsara, atau Sitti Nurbaya.


Hadiah Rancage yang digagas Yayasan Rancage pimpinan Ajip Rosidi memiliki peran amat besar memunculkan kembali sastra Sunda ke permukaan. Sejak 1989, yayasan yang didirikan Ajip sekembalinya ia dari Jepang itu memberikan hadiah pada buku-buku sastra Sunda terbaik setiap tahunnya. Perhatian terhadap sastra daerah kemudian juga diperluas ke bahasa-bahasa lain seperti bahasa Jawa, Bali juga Lampung.

Rancage dan LBSS

Rancage memang berjasa dalam merevitalisasi sastra daerah yang jika tidak mendapatkan perhatian akan punah begitu saja. Karena Rancage-lah nama-nama seperti Godi Suwarna mendapatkan penghargaan sebagaimana mestinya. Memenangkan hadiah Rancage sebanyak tiga kali adalah salah satu hal yang makin melambungkan nama pengarang ini ke dunia sastra Indonesia.

Salah satu karyanya, Sandekala, bahkan kemudian dipentaskan oleh Mainteater, sebuah kelompok teater pimpinan sutradara Wawan Sofwan yang kebetulan juga berasal dari Bandung. Lakon Sandekala ditampilkan dalam dua bahasa Sunda dan Indonesia pada Juli 2008 lalu. Wawan Sofwan saat itu mengakui selain muatannya yang sarat dengan kritik sosial, kemenangan Sandekala dalam Rancage-lah yang membuat novel karya Godi Swarna itu ia angkat ke atas panggung.

Godi Suwarna mengakui bahwa Rancage memiliki peran yang amat besar dalam mengangkat dan melestarikan kekayaan sastra daerah. Sedikit menjadi batu sandungan adalah Rancage khusus memilih karya-karya yang telah berbentuk buku.

“Menerbitkan sebuah novel berbahasa Sunda bukan perkara gampang. Untuk Sandekala saja hingga akhirnya buku itu diterbitkan, saya harus menunggu sekitar sembilan tahun,” ujar Godi. “Untuk orang setua saya, agar buku kemudian diterbitkan, kita mungkin harus punya kesabaran yang luar biasa.”

Keharusan memiliki karya berupa buku inilah yang kemudian menurut Godi menjadi salah satu halangan bagi Rancage untuk menjangkau para penulis dari generasi yang lebih muda. Banyak dari para penulis generasi baru yang menurut Gody cukup menonjol semisal Tony Lesmana dan Nazarudun Ashar, belum lagi terjangkau oleh penghargaan tahunan tersebut karena belum ada karya mereka yang diterbitkan berupa buku.

Godi justru melihat Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS) memiliki peran lebih besar dalam meningkatkan kegairahan menulis sastra dalam bahasa Sunda di kalangan para penulis yang lebih muda.

LBSS mengadakan sayembara berkala dengan tujuan utama memberikan penghargaan pada karya sastra terbaik yang dimuat di kolom budaya koran-koran berbahasa Sunda semisal Mangle. Penghargaan LBSS membukakan kesempatan yang lebih luas pada bakat-bakat baru penulis berbahasa Sunda.

“LBSS lah yang menggairahkan anak-anak muda itu untuk tetap menulis dalam bahasa Sunda. Sayangnya karena keterbatasan dana, penyelenggaraan penghargaan LBSS tak bisa dilakukan rutin setiap tahunnya. Kadang dua tahun sekali LBSS baru bisa menyelenggarakan lagi,” ujar Godi.

Keterbatasan dana pula yang menyebabkab LBSS kesulitan menerbitkan karya-karya pemenang hadiah berkala itu dalam bentuk antologi, laiknya yang biasa dilakukan penghargaan sastra di tanah air. Tahun 1997 lalu, LBSS sempat menerbitkan sebuah buku, tapi hal itu tak berlanjut.

Sastra Sunda dan Kaum Muda

Kurangnya media promosi, tak terdistribusinya buku-buku sastra berbahasa Sunda dengan baik menjadi jejaring yang menyulitkan perkembangan ke depan sastra Sunda. Meskipun ini tidak berarti tidak ada pengarang muda berbakat yang membuat karya-karya sastra berbahasa Sunda.

Menurut Godi Suwarna para pengarang dari generasi lebih muda sesungguhnya memiliki bakat yang tak kalah dari para seniornya. Akses informasi luas yang terbuka dengan adanya internet bahkan menjadi nilai tambah bagi generasi yang lebih muda ini. “Mereka memilki kesempatan yang tak dimiliki generasi yang lebih tua seperti saya,” ujar Godi.

Yang patut disayangkan adalah kekayaan kosa kata bahasa Sunda yang menurut pandangan Godi makin lama makin menyempit di kalangan para penulis lebih muda. Sedikit terjadi pemiskinan kosa kata dalam karya-karya para sastrawan muda kini.

Godi bisa memaklumi karena di kota-kota besar seperti Bandung, penggunaan bahasa Sunda mengalami beberapa distorsi. Oleh karenanya bahasa yang digunakan tak sekompleks bahasa Sunda di daerah-daerah lain. “Tapi dengan keterbatasan itu pun, perjuangan mereka untuk melahirkan karya-karya berbahasa Sunda tetap patut diacungi jempol.”

Godi menyebut lagi nama-nama Tony Lesmana dan Nazarudin Azhar sebagai bakat yang perlu diperhatikan. Karya-karya mereka memiliki kekayaan tema dan eksplorasi bentuk yang berbeda dibandingkan para penulis segenerasinya. “Wawasan mereka cukup luas, tema-tema pun banyak berhubungan dengan masyarakat Sunda. Selain itu bentuk karya mereka tak hanya realis, seperti pengarang-pengarang lainnya.”

Sama seperti sastra dimana pun, sastra Sunda menurut Godi harus memiliki kekhasan tersendiri. Godi misalnya, sudah sejak tahun 70-an mengangkat dan kemudian menulis ulang cerita-cerita rakyat. Sosok jenaka Kabayan, di tangan Godi diubah menjadi seorang yang serius yang sesungguhnya tak suka jika ditertawakan orang.

Hilang dalam Penerjemahan

Dalam esainya Sastra Sunda yang Kian Mengilap, Maman Mahayana menyatakan bahwa salah satu kekuatan dan kekhasan sastra Sunda terletak pada rasa bahasanya yang memesona. Ia secara inheren melekat pada berbagai kecap anteran, morfem yang berfungsi menegaskan atau menambah kesan tertentu. Sastra Sunda memiliki kosa-kosa kata yang bisa menjelaskan nuansa kata tertentu dengan khas.

Usaha penerjemahan kerap menghilangkan kekhasan ini. “Dalam bahasa Sunda, gerak jalan yang berbeda memiliki kosa kata yang berbeda pula, begitu juga dengan memandang misalnya, ada memandang dengan mesra atau memandang dengan marah.” Dalam proses penerjemahan ke bahasa Indonesia kerap terjadi penyempitan makna.

“Dalam proses penerjemahan itu saya merasa karya-karya saya seperti ayam yang telah dicabuti bulunya. Ada banyak sekali hal yang hilang di dalamnya,” kata Godi.

Menanti Perhatian Pemerintah

Sastrawan Soni Farid Maulana beranggapan bahwa usaha yang dilakukan oleh Yayasan Rancage sudah maksimal. Ajip Rosidi dan yayasannya telah membangkitkan kegairahan terhadap karya sastra Sunda dan sastra daerah lainnya. Ironisnya di sisi lain, karya sastra pemenang Rancage tak mendapat respons positif dari pemerintah.

Meskipun Bahasa Sunda sudah lama dijadikan kurikulum wajib di sekolah-sekolah, perhatian pemerintah terhadap karya sastra Sunda bisa dikatakan nyaris tak ada. “Tak ada dukungan pemerintah, semisal dengan mewajibkan buku-buku sastra Sunda di sekolah-sekolah,” ujar sastrawan yang juga menaruh perhatian besar terhadap perkembangan sastra Sunda itu.

Selama ini menurut Soni, Rancage berjalan sendirian. Tanpa adanya dukungan pemerintah, buku-buku yang diterbitkan hanya terjangkau oleh orang-orang yang kebetulan berminat. Tidak ada upaya khusus untuk mendorong distribusi buku-buku sastra Sunda. Sehingga kemudian penjualan buku-buku ini pun amat sulit. Dari 1000 eksemplar misalnya, dalam setahun kemungkinan besar baru akan terjual 300 eksemplar saja.

Dampaknya, generasi muda menjadi kurang mengenal sastra Sunda. Bahkan di perguruan-perguruan tinggi yang memiliki jurusan Sastra Sunda seperti Unpad dan UPI.

Tapi pandangan yang lebih cerah dikemukakan Godi Suwarna. “Memang, peminat sastra daerah tak bisa dibilang banyak. Tetapi peminat itu tetap ada. Buku saya Sandekala, di Gramedia Bandung Indah Plaza, orang yang ingin membelinya harus masuk daftar tunggu terlebih dulu.”

Menurut Godi keberhasilan karya itu meraih hadiah Rancage berpengaruh cukup besar meningkatkan minat beli khalayak pembacanya. “Atau mungkin karena mereka tahu bahwa pengarangnya adalah seorang yang eksentrik,” ujar Godi setengah berkelakar.

Haruskah minat yang semakin meredup menjadi sebuah batu sandungan yang membuat sebuah kekayaan sastra menghilang? Ini boleh jadi sebuah pertanyaan yang harus dijawab bersama: masyarakat yang lebih luas lagi, dan juga pemerintah!
***

Dijumput dari: http://beautifulworldwithoutborders.wordpress.com/2011/08/15/kisah-sastra-tanah-pasundan/

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae