Dwi Fitria
Jurnal Nasional 1 Feb 2009
Agar tak punah, sastra daerah memerlukan perhatian khusus pemerintah.
SASTRA Sunda merupakan sebuah khasanah kekayaan sastra Indonesia tersendiri. Geliat sastra daerah ini telah terasa sejak masa awal sebelum kemerdekaan. Pengarang-pengarang Sunda seperti DK Ardiwinata dan Yuhana memberikan sumbangan tersendiri dalam khasanah sastra daerah dengan menelurkan karya-karya sastra berbahasa Sunda dengan tema dan eksplorasi yang tak kalah dari kanon-kanon sastra yang diterbitkan Balai Pustaka, semisal Azab dan Sengsara, atau Sitti Nurbaya.
Hadiah Rancage yang digagas Yayasan Rancage pimpinan Ajip Rosidi memiliki peran amat besar memunculkan kembali sastra Sunda ke permukaan. Sejak 1989, yayasan yang didirikan Ajip sekembalinya ia dari Jepang itu memberikan hadiah pada buku-buku sastra Sunda terbaik setiap tahunnya. Perhatian terhadap sastra daerah kemudian juga diperluas ke bahasa-bahasa lain seperti bahasa Jawa, Bali juga Lampung.
Rancage dan LBSS
Rancage memang berjasa dalam merevitalisasi sastra daerah yang jika tidak mendapatkan perhatian akan punah begitu saja. Karena Rancage-lah nama-nama seperti Godi Suwarna mendapatkan penghargaan sebagaimana mestinya. Memenangkan hadiah Rancage sebanyak tiga kali adalah salah satu hal yang makin melambungkan nama pengarang ini ke dunia sastra Indonesia.
Salah satu karyanya, Sandekala, bahkan kemudian dipentaskan oleh Mainteater, sebuah kelompok teater pimpinan sutradara Wawan Sofwan yang kebetulan juga berasal dari Bandung. Lakon Sandekala ditampilkan dalam dua bahasa Sunda dan Indonesia pada Juli 2008 lalu. Wawan Sofwan saat itu mengakui selain muatannya yang sarat dengan kritik sosial, kemenangan Sandekala dalam Rancage-lah yang membuat novel karya Godi Swarna itu ia angkat ke atas panggung.
Godi Suwarna mengakui bahwa Rancage memiliki peran yang amat besar dalam mengangkat dan melestarikan kekayaan sastra daerah. Sedikit menjadi batu sandungan adalah Rancage khusus memilih karya-karya yang telah berbentuk buku.
“Menerbitkan sebuah novel berbahasa Sunda bukan perkara gampang. Untuk Sandekala saja hingga akhirnya buku itu diterbitkan, saya harus menunggu sekitar sembilan tahun,” ujar Godi. “Untuk orang setua saya, agar buku kemudian diterbitkan, kita mungkin harus punya kesabaran yang luar biasa.”
Keharusan memiliki karya berupa buku inilah yang kemudian menurut Godi menjadi salah satu halangan bagi Rancage untuk menjangkau para penulis dari generasi yang lebih muda. Banyak dari para penulis generasi baru yang menurut Gody cukup menonjol semisal Tony Lesmana dan Nazarudun Ashar, belum lagi terjangkau oleh penghargaan tahunan tersebut karena belum ada karya mereka yang diterbitkan berupa buku.
Godi justru melihat Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS) memiliki peran lebih besar dalam meningkatkan kegairahan menulis sastra dalam bahasa Sunda di kalangan para penulis yang lebih muda.
LBSS mengadakan sayembara berkala dengan tujuan utama memberikan penghargaan pada karya sastra terbaik yang dimuat di kolom budaya koran-koran berbahasa Sunda semisal Mangle. Penghargaan LBSS membukakan kesempatan yang lebih luas pada bakat-bakat baru penulis berbahasa Sunda.
“LBSS lah yang menggairahkan anak-anak muda itu untuk tetap menulis dalam bahasa Sunda. Sayangnya karena keterbatasan dana, penyelenggaraan penghargaan LBSS tak bisa dilakukan rutin setiap tahunnya. Kadang dua tahun sekali LBSS baru bisa menyelenggarakan lagi,” ujar Godi.
Keterbatasan dana pula yang menyebabkab LBSS kesulitan menerbitkan karya-karya pemenang hadiah berkala itu dalam bentuk antologi, laiknya yang biasa dilakukan penghargaan sastra di tanah air. Tahun 1997 lalu, LBSS sempat menerbitkan sebuah buku, tapi hal itu tak berlanjut.
Sastra Sunda dan Kaum Muda
Kurangnya media promosi, tak terdistribusinya buku-buku sastra berbahasa Sunda dengan baik menjadi jejaring yang menyulitkan perkembangan ke depan sastra Sunda. Meskipun ini tidak berarti tidak ada pengarang muda berbakat yang membuat karya-karya sastra berbahasa Sunda.
Menurut Godi Suwarna para pengarang dari generasi lebih muda sesungguhnya memiliki bakat yang tak kalah dari para seniornya. Akses informasi luas yang terbuka dengan adanya internet bahkan menjadi nilai tambah bagi generasi yang lebih muda ini. “Mereka memilki kesempatan yang tak dimiliki generasi yang lebih tua seperti saya,” ujar Godi.
Yang patut disayangkan adalah kekayaan kosa kata bahasa Sunda yang menurut pandangan Godi makin lama makin menyempit di kalangan para penulis lebih muda. Sedikit terjadi pemiskinan kosa kata dalam karya-karya para sastrawan muda kini.
Godi bisa memaklumi karena di kota-kota besar seperti Bandung, penggunaan bahasa Sunda mengalami beberapa distorsi. Oleh karenanya bahasa yang digunakan tak sekompleks bahasa Sunda di daerah-daerah lain. “Tapi dengan keterbatasan itu pun, perjuangan mereka untuk melahirkan karya-karya berbahasa Sunda tetap patut diacungi jempol.”
Godi menyebut lagi nama-nama Tony Lesmana dan Nazarudin Azhar sebagai bakat yang perlu diperhatikan. Karya-karya mereka memiliki kekayaan tema dan eksplorasi bentuk yang berbeda dibandingkan para penulis segenerasinya. “Wawasan mereka cukup luas, tema-tema pun banyak berhubungan dengan masyarakat Sunda. Selain itu bentuk karya mereka tak hanya realis, seperti pengarang-pengarang lainnya.”
Sama seperti sastra dimana pun, sastra Sunda menurut Godi harus memiliki kekhasan tersendiri. Godi misalnya, sudah sejak tahun 70-an mengangkat dan kemudian menulis ulang cerita-cerita rakyat. Sosok jenaka Kabayan, di tangan Godi diubah menjadi seorang yang serius yang sesungguhnya tak suka jika ditertawakan orang.
Hilang dalam Penerjemahan
Dalam esainya Sastra Sunda yang Kian Mengilap, Maman Mahayana menyatakan bahwa salah satu kekuatan dan kekhasan sastra Sunda terletak pada rasa bahasanya yang memesona. Ia secara inheren melekat pada berbagai kecap anteran, morfem yang berfungsi menegaskan atau menambah kesan tertentu. Sastra Sunda memiliki kosa-kosa kata yang bisa menjelaskan nuansa kata tertentu dengan khas.
Usaha penerjemahan kerap menghilangkan kekhasan ini. “Dalam bahasa Sunda, gerak jalan yang berbeda memiliki kosa kata yang berbeda pula, begitu juga dengan memandang misalnya, ada memandang dengan mesra atau memandang dengan marah.” Dalam proses penerjemahan ke bahasa Indonesia kerap terjadi penyempitan makna.
“Dalam proses penerjemahan itu saya merasa karya-karya saya seperti ayam yang telah dicabuti bulunya. Ada banyak sekali hal yang hilang di dalamnya,” kata Godi.
Menanti Perhatian Pemerintah
Sastrawan Soni Farid Maulana beranggapan bahwa usaha yang dilakukan oleh Yayasan Rancage sudah maksimal. Ajip Rosidi dan yayasannya telah membangkitkan kegairahan terhadap karya sastra Sunda dan sastra daerah lainnya. Ironisnya di sisi lain, karya sastra pemenang Rancage tak mendapat respons positif dari pemerintah.
Meskipun Bahasa Sunda sudah lama dijadikan kurikulum wajib di sekolah-sekolah, perhatian pemerintah terhadap karya sastra Sunda bisa dikatakan nyaris tak ada. “Tak ada dukungan pemerintah, semisal dengan mewajibkan buku-buku sastra Sunda di sekolah-sekolah,” ujar sastrawan yang juga menaruh perhatian besar terhadap perkembangan sastra Sunda itu.
Selama ini menurut Soni, Rancage berjalan sendirian. Tanpa adanya dukungan pemerintah, buku-buku yang diterbitkan hanya terjangkau oleh orang-orang yang kebetulan berminat. Tidak ada upaya khusus untuk mendorong distribusi buku-buku sastra Sunda. Sehingga kemudian penjualan buku-buku ini pun amat sulit. Dari 1000 eksemplar misalnya, dalam setahun kemungkinan besar baru akan terjual 300 eksemplar saja.
Dampaknya, generasi muda menjadi kurang mengenal sastra Sunda. Bahkan di perguruan-perguruan tinggi yang memiliki jurusan Sastra Sunda seperti Unpad dan UPI.
Tapi pandangan yang lebih cerah dikemukakan Godi Suwarna. “Memang, peminat sastra daerah tak bisa dibilang banyak. Tetapi peminat itu tetap ada. Buku saya Sandekala, di Gramedia Bandung Indah Plaza, orang yang ingin membelinya harus masuk daftar tunggu terlebih dulu.”
Menurut Godi keberhasilan karya itu meraih hadiah Rancage berpengaruh cukup besar meningkatkan minat beli khalayak pembacanya. “Atau mungkin karena mereka tahu bahwa pengarangnya adalah seorang yang eksentrik,” ujar Godi setengah berkelakar.
Haruskah minat yang semakin meredup menjadi sebuah batu sandungan yang membuat sebuah kekayaan sastra menghilang? Ini boleh jadi sebuah pertanyaan yang harus dijawab bersama: masyarakat yang lebih luas lagi, dan juga pemerintah!
***
Dijumput dari: http://beautifulworldwithoutborders.wordpress.com/2011/08/15/kisah-sastra-tanah-pasundan/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar