Nafsul Latifah *
http://sastra-indonesia.com
Setiap insan dalam mengarungi bahtera kehidupan dunia, tentu mendamba kedamaian, kesejahteraan, saling berdamping serta berpasang-pasangan. Pabila sudah tiba waktunya, keduanya mengikat janji bertalian suci demi membentuk keluarga sakinah, mawadah, warohmah. Dari awal kebersamaannya selalu merindu sang buah hati, yang kan menambah keharmonisan.
Kehadiran sang anak dalam keluarga tentu selalu dinanti, itu pengharapan, berkah, rahmat, karunia juga amanah dari Allah SWT kepada kita, yang harus disyukuri dalam menempuh hayati. Suatu impian seorang istri, apabila dapat mengandung lalu melahirkan dan dipanggil “ibu“ oleh buah hatinya, dari hasil cinta kasih pernikahan.
Rasa syukur tak ternilai, kala Tuhan menganugerahi buah hati yang dapat mengisi lagi mewarnai kehidupan ini. Saat yang ditunggu pun tiba, terdengarlah tangisan bayi mungil nan cantik beralunan suara merdu menyejukkan hati, disambutlah penuh suka cita bahagia. Lengkap sudah kedamaian yang lama kunanti. Dengan belaian sayang, dan ketulusan oleh karunia-Nya, kuberi tanda kasih atas nama Futiya Nafi Husna. Semoga kelak menjadi wanita yang bermanfaat, baik bagi agama, orang tua, serta bangsa dan negara.
Hari-hari berganti minggu, minggu menuju bulan, bulan menanjaki tahun, kurawat dan kudidik buah hati, dengan penuh perhatian yang selalu tercurah demi kebahagiaannya. Sejak kanak-kanak, anakku tumbuh lincah dengan keceriaan pada kesehariannya, di dalam keluarga yang selalu melindungi, menjaganya. Aku besarkan anakku sambil bekerja di sebuah perusahaan yang bisa menopang ekonomi keluarga.
Karena tuntutan pekerjaan mengharap loyalitas, kedisiplinan tinggi, maka bergayuh di antara dua sisi; mendampingi buah hati yang merupakan kewajiban seorang ibu, dan kewajiban karyawan di sebuah perusahaan. Demi keselarasan keduanya, diusia kurang lebih 1½ tahun hingga 4½ tahun, aku percayakan di sebuah yayasan penitipan anak. Meski hanya 8 jam lamanya dalam sehari tak mendampinginya, terasa berat merindu.
Waktu terus melangkah dalam keceriaan dan gelak tawa seorang anak cantik nan lincah lagi periang menghiasi keluarga. Suatu hari buah hatiku menderita demam. Saya anggap biasa, dan diperiksakan ke dokter umum. Dokter menyatakan penyakit anakku demam biasa, lalu diberi resep obat untuk diminum teratur sesuai petunjuk. Dua hari berlalu, demamnya tetap tinggi belum juga turun. Aku jadi panik, cemas akan keadaan dan dengan apa seyogyanya dilakukan. Di pucuk perasaan bingung aku berdo’a, “Ya Allah, apa yang mesti aku perbuat, dengan melihat buah hatiku sakit demam, yang hanya diam tanpa mengucap kesakitan yang dirasa”.
Lantas ku bawa berobat ke dokter spesialis anak, yang lebih paham penyebab dideritanya. Atas hasil pemeriksaan, dokter mangatakan “Ananda harus dirawat dirumah sakit saat ini juga, karena ada suatu hal”. Lemas terasa seluruh tubuhku, bagai disambar petir siang hari. “Ya Allah, kenapa cobaan ini Kau berikan pada hambamu ini “. Sakit rasanya hati seorang ibu, melihat anaknya terbaring lemas dengan tusukkan jarum di tangannya, diserati oksigen pernafasannya. “Kalau boleh memohon kepada-Mu ya Allah, jangan Kau beri sakit pada buah hatiku, tapi biarlah aku ibunya, yang menggantikan deritanya“.
Aku senantiasa di sampingnya, seakan tak pernah beranjak meninggalkannya walau sesaat. Ku pandangi anakku, kubelai penuh sayang yang terlihat pucat tak berdaya. Hampir lima hari dalam perawatan rumah sakit di Ponorogo. Setiap jam kunjungan dokter aku berharap, semoga pemeriksaan hari itu terjadi perubahan positif. Lama menanti hasil pemeriksaan dengan kecemasan dan kesabaran, akhirnya aku dipanggil ke ruang dokter. Sangat besar harapanku akan kesembuhan sedari perkembangan kesehatan anakku.
Aku berjalan ke ruang dokter dengan pengharapan sambil berlinang air mata. Sangat lembut namun pasti, dokter menenangkan hatiku, “Ibu yang sabar ya, Ananda akan sembuh, tapi karena keterbatasan peralatan medis di rumah sakit ini, kami sarankan agar Ananda dibawa ke rumah sakit yang lebih besar dengan peralatan lengkap. Karena Ananda menderita radang otak, yang harus segera dilakukan tindakan“.
Lemas seluruh tubuh ini ketika dokter mengatakan hal itu. Tanpa terasa deraian air mataku tercurah tak terbendung. Dan tanpa berucap sepatah-kata, aku hanya ingin menjerit, menangis sekuat hatiku,”Ya Allah…? Mengapa cobaan ini Kau berikan pada anakku, ya Allah”. Terasa sesak dada ini, seolah tak bisa menghela nafas lagi.
Namun, alunan kalimat toyyibah dari jiwaku, mendorongnya bangkit tegar menerima ini ikhlas, berserah kepada-Nya. Dengan teriring do’a sepenuh hati kepada-Nya, kuputuskan dirawat di rumah sakit di Madiun. Semangat yang sertai deraian air mata; kudekap buah hatiku penuh perhatian dalam mengiringi perjalanan, menuju kota Madiun.
Selama 7 hari anakku dirawat, terasa berat beban yang Allah beri. Sungguh cobaan ini, suatu penderitaan terbesar dalam hidupku. Keceriaan anakku kala beranjak usia 3 tahun, seakan hilang oleh sakit dideritanya. Dengan terganggunya motorik buah hatiku, penyembuhan dimulai dari nol lagi; proses berjalan, bergerak, dan bicara, hingga harus dilakukan berkesabaran dan terapi khusus oleh dokter spesialis. Ini mendorong ku selalu berusaha mencari cara, agar dapat membantu proses penyembuhan, selain dengan memberi perhatian khusus untuk membesarkan hatinya.
Makin berat derita yang kulalui, dalam rangkain kesembuhannya. Kadang berputus asa, berkeluh kesah, “Ya Allah, begitu beratnya ujian Kau berikan pada hamba-Mu. Kapankah cobaan ini berakhir? Ya Allah, inikah jalan-Mu sebagai penghubung menuju-Mu”. Itulah ujian kesabaran yang ku hadapi saat itu. Harus mampu tabah serta berkeyakinan, bahwa Allah tak kan memberi cobaan hambanya, melebihi batas kemampuannya. Alhamdulillah, berkat rahmat-nya, do’a yang selalu kupanjatkan hari ke hari, seakan nampak pada diri buah hatiku, meski masih dalam pengawasan dokter.
Menginjak usia 4½ tahun, anakku memasuki tahap sekolah jenjang pertama. Aku percayakan di sebuah Taman Kanak-Kanak di dekat tempatku bekerja. Perkembangan anakku dari waktu ke waktu dengan pengawasan guru TK dipaparkan, bahwa ia tergolong pendiam, dan tak seperti anak seusianya. Mendengar laporan gurunya, sebagai orang tua aku menjelaskan latar belakang kesehatannya, lalu akhirnya dimengerti.
***
Perjalanan di TK masih satu semester, anakku mulai bosan, dan menunjukkan kekesalannya, serta tiada keinginan berangkat sekolah. Selalu marah dengan emosional tinggi, menolak apabila ku ajak ke sekolah. Dengan kasih sayang serta kesabaran, ku dekati anakku dan coba selami yang jadi penyebab perubahannya.
Saat di pangkuanku, dalam belaian dekapan lembut, aku bertanya; “Nak, mengapa tak mau belajar dengan teman-teman di sekolah?” Setelah lama bersegala bujuk rayu, ujungnya bersuara lirih lembut, “Bunda, aku mau sekolah di TK Qurrota A’yun”. Ya Allah, ternyata ia merasakan kejenuhan belajar di TK, tempat aku menitipkannya mulai usia 1½ tahun.
Demi semangat pendidikan dan perkembangannya, aku berusaha memindahkan di TK Qurrota A’yun. Pihak sekolah belum dapat menerima, karena pelajaran baru berjalan setengah semester, namun bisa diterima di TK B nanti. Lega rasanya hati ini, mendengar jawaban tersebut. Setibanya di rumah, aku menjelaskan pada buah hatiku “Nafi, boleh pindah di TK Qurrota A’yun nanti, kalau sudah di TK B“. Dari sorot mata bening nan polosnya, terlihat keceriaan terpancar kembali di mukanya, setelah kujelaskan dan mendengarnya. Aku ikut lega bahagia, karena mulai ada kemauan masuk sekolah, walau di setiap harinya harus menjelaskan serta memberi semangat untuk pindah. Melihat kembalinya senyuman serta kemauan belajarnya, seakan terasa bagai panas setahun terhapus hujan sehari di hatiku, sangat sejuk nan nyaman sekali.
Usia 5½ tahun, aku pindahkan di TK B Qurrota A’yun atas kehendak buah hatiku sendiri. Sebenarnya, hati kecilku berat mengikuti kemauannya, karena keterbatasan kemampuannya. Namun oleh semangatnya yang kuat, dan demi perkembangan pendidikannya, aku hanya mampu memberi do’a pengharapan serta membimbing untuknya. Sebelum memasuki pendidikan di sekolah TK B Qurrota A’yun, aku juga menceritakan latar belakang kesehatan anakku. Hasil pengamatan guru pembimbing menjelaskan anakku dalam mengikuti pelajaran, dipandang bisa melanjutkan di Sekolah Dasar. “Alhamdulillah, Ya Allah, inikah jawaban dari kesabaran dan keraguanku terhadap perkembangan buah hatiku“. Itulah syukur kebahagiaan pertama terucap di atas perkembangannya, selama dia sembuh sedari sakit.
Usia 6½ tahun mulai memasuki Sekolah Dasar. Sebagai ibu yang tahu kemampuan serta perkembangan buah hati, sebisa mungkin mengarahkannya bersekolah di Sekolah Dasar umum, dengan berbagai pertimbangan. Tapi buah hatiku menangis dan memohon untuk bersekolah di SDIT Qurrota A’yun. Maka dengan Bismillah, aku melangkah mendaftarkan buah hatiku di sana. Semoga Allah meridhoi kemauan buah hatiku yang besar dan tak dapat dirubah.
Saat proses pendidikan kelas 1 mulai, aku langsung menemui wali kelas untuk menyampaikan riwayat kesehatan anakku, dengan harapan ada dukungan dan perhatian khusus atas kekurangannya. Namun timbul kurang percaya diri serta keraguan sebagai ibu, terhadap kamampuan anakku. Karena seiring perjalanan proses pembelajaran berlangsung, mendapati memo yang dituliskan guru pembimbing. Kalimatnya, “Mohon motivasi dan bimbingan belajar Ananda”.
Dari awal mendapatkan memo, kami berusaha memahaminya. Namun hal itu sering dituliskan di buku penghubung siswa, dengan tak menunjukkan problema yang terjadi terhadap buah hatiku, sehingga terasa keberatan aku baca tulisan tersebut, seakan tiada hal positif sedikitpun pada anakku. Tanpa tahu makna terkandung dari tulisan memo, lalu solusi bagaimana, dan apa yang harus kulakukan. Padahal seorang ibu, akan berusaha maksimal demi menyelesaikan masalah pendidikan untuk buah hatinya, tidak harus selalu dengan memo yang tiada penjelasan pasti.
Itulah awal keraguanku terhadap kemampuan anakku dalam menuntut ilmu, atas seringnya mendapati memo. Padahal hari-hariku sudah tercurahkan sepenuh perhatian, hanya untuk buah hatiku satu-satunya. Aku selalu mencari metode tepat, demi kemandiriannya dalam belajar. Bahkan pekerjaan kantor, terkadang berantakan olehnya.
Sebenarnya, sering aku utarakan riwayat kesehatan buah hatiku ke pihak sekolah, dan sempat aku bertanya kepada guru pembimbing, maksud memo tersebut. Jawabannya “Ananda tolong diberikan motifasi belajar, karena dengan pertanyaan lisan Ananda mampu menjawab, tetapi dalam hal membaca dan menulis tertinggal dengan teman di kelasnya“ tanpa ada solusi untuk mengatasi kondisinya.
Hal itu problema baru yang harus diselesaikan dan mencari solusi sendiri. Karena usaha terasa belum ada hasil, sempat ingin ambil putusan untuk memindahkan ke sekolah lain, sesuai kemampuannya. Sebagai ibu pernah berkata pada buah hatiku, untuk pindah sekolah lain saja. Tapi setelah anakku mendengarnya, dengan raut polos menundukkan kepala, matanya berkaca-kaca meneteskan air mata, tak berucap sepatah-kata. Tak sampai hatiku katakan itu ke anakku, tapi demi masa depan pendidikannya, terpaksa ku katakan. Itu pun kulakukan semata tak dapat mengarahkan, atau memilih antara kemampuan, dan kemauan kuat buah hatiku untuk tetap di SDIT Qurrota A’yun.
Dengan penuh semangat dan kesedihan tersirat di wajahnya, anakku berucap “Bunda, aku janji mau belajar lebih rajin, tapi jangan dipindah sekolahku ya” Sakit hati ini, mendengar harapan buah hatiku. Sambil kudekap, kupeluk dengan kasih sayang, serasa menetes air mata dalam hatiku, “Ya Allah, tunjukkanlah kuasa-Mu, berilah jalan kemudahan bagi buah hatiku, untuk menyelesaikan permasalahan yang kami hadapi. Serta bimbinglah, demi menggapai impiannya. Hanya kepada-Mu, hambamu ini berserah memohon pertolongan. Kabulkanlah do’a kami”…
Dalam hatiku bersuara, “Jangan jenuh dalam langkahmu, teruslah berlatih, dan tunjukkan kau hebat, bahkan lebih bisa menjadi indah bersinar. Bersabarlah buah hatiku, harapanmu semoga terwujud. Allah selalu membimbing dan mengarahkan setiap langkahmu”. Aku senantiasa berpegang teguh firman Allah SWT, Surat Al-Inssyiroh ayat 6:“Sesungguhnya, setelah kesulitan ada kemudahan”. Amiin…Ya Robbal’alamiin.
*) Nafsul Latifah, lahir di Ponorogo, 18 Nopember 1972, adalah Wali dari Ananda Futiya Nafi Husna (siswa kelas 2-Ali). Alamat sekarang di Jl. Menur Gg.V Perum Griya Asa No 31 Ponorogo. Penulis adalah istri dari Agus Setyo Budi.
Dijumput dari: http://sastra-indonesia.com/2013/06/buah-hatiku-sumber-inspirasiku/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar