Selasa, 20 Maret 2012

Novel yang Mengurai Peristiwa Subliminal

Catatan kecil setelah membaca novel Tembang Tolak Bala
Abdul Aziz Rasjid
http://sastra-indonesia.com/

Mutu penginderaan manusia memiliki batas untuk mempersepsi segala hal di lingkungan sekitarnya. Tetapi, dalam aktivitas sehari-hari, ada peristiwa-peristiwa tertentu yang tetap direaksi oleh indera lalu diterjemahkan oleh pikiran namun tak kita sadari. Peristiwa itu disebut oleh Carl Gustav Jung dalam bukunya yang bertajuk Man and His Symbols sebagai peristiwa subliminal, atau peristiwa yang diserap ke lapisan bawah dari ambang kesadaran.

Peristiwa-peristiwa subliminal ini, nantinya memiliki arti emosional tersendiri bagi seseorang, berperan mengimbangi dan memperbaharui keseimbangan psikis, mengembalikan arus ingatan pada hal-hal yang telah di/terlupakan, bahkan menjadi rangkuman padat dari kehidupan. Kesemuanya itu, diolah dalam bentuk pesan khusus oleh alam tak sadar dan disampaikan dalam mimpi.

Peristiwa subliminal itulah yang menjadi pokok penting dalam novel Tembang Tolak Bala (LKiS, 2011) karya Han Gagas. Hargo, tokoh sentral dalam novel ini, diceritakan mengalami koma selama 35 hari ketika ia berusia 9 tahun. Dalam komanya itu, Hargo mula-mula bermimpi hidup di masa-masa keruntuhan Majapahit sebagai anak asuh Ki Ageng Mirah yang merupakan leluhur para warok, lalu terpental dalam dimensi waktu yang lain menjadi gemblak warok di masa ketika Indonesia berhadapan dengan tegangan sosial politik di masa demokrasi terpimpin Soekarno. Dua dimensi waktu itu, dalam mimpi Hargo memiliki satu kaitan pesan khusus yaitu pelak-pelik sejarah kehidupan Reog yang tak terpisahkan dari riwayat leluhurnya juga rangkuman padat kehidupannya.

Darah Warok

Saat mengunjungi Telaga Ngebel di lereng Wilis, Hargo yang telah berusia belasan tahun teringat kembali pada kenangan masa kecilnya bersama ayahnya yang mengajaknya menonton upacara larung labuhan tanggal 1 Syuro. Saat itu, setelah prosesi larung labuhan usai, Hargo dan ayahnya tetap berdiri menatap telaga meski pengunjung larungan telah pergi. Di keheningan telaga, Hargo mendengar Ayahnya berkata begini: “Sebenarnya, akulah yang harusnya memimpin doa itu. Kita sebagai keturunan Eyang Tejowulan, memiliki wahyu untuk mengucap doa itu. Tapi, pemerintah tak mau menghapus dosa eyang. PKI selamanya tertancap di kening kita” (Hal. 114-115).

Kata-kata ayah Hargo adalah perisitiwa subliminal yang saat itu tidak direaksi secara sadar oleh Hargo, mungkin karena peristiwa itu dianggap tak menyenangkan karena mengindasikan hal buruk yaitu keturunan PKI yang berkaitan dengan pemberontakan komunis dan mengakibatkan dampak traumatik sosial di negeri tempat ia tinggal. Tetapi kata-kata itu tetap diserap oleh indera pendengaran dan disimpan ke lapisan bawah dari ambang kesadaran Hargo, lalu disampaikan kembali oleh alam bawah sadar dalam bentuk mimpi ketika ia mengalami koma selama 35 hari

Dari mimpi yang dialaminya, Hargo lalu tahu bahwa di tubuhnya mengalir darah keturunan Warok. Kenyataan tentang jati dirinya ini berpengaruh pada tanggapan emosinya dalam tiga hal: 1). Sebagai keturunan warok, Hargo merasa jijik dengan kebiasaan seks menyimpang seorang warok dengan seorang gemblak dalam bentuk hubungan seks sesama jenis, 2). Hargo adalah keturunan warok yang dicap memiliki kaitan dengan orang-orang PKI sehingga disisihkan secara sosial oleh warok yang lain, 3). Hargo adalah keturunan warok yang menyisahkan perselisihan antar warok yang berkembang menjadi dendam turun temurun.

Tiga hal ini terceritakan sebagai pesan dalam mimpi Hargo. Dalam mimpi itu Hargo mengalami sendiri kedukaan menjadi Gemblak Tejowulan yang secara garis keturunan adalah kakeknya sendiri. Tejowulan pulalah yang menjadi cikal bakal keturunannya dicap sebagai orang PKI, sebab ketika pemberontakan komunis meletus di Madiun, Tejowulan menampung anak-anak juga istri para pelarian orang-orang pergerakan dari Madiun. Tersebarnya anggapan bahwa Tejowulan mengayomi orang-orang komunis membuat musuh bebuyutannya bernama Wilodaya mempunyai dalih di mata masyarakat untuk membunuh Tejowulan sebagai pembalasan dendam karena ayahWiroladaya pernah dipermalukan oleh ayah Tejowulan dalam suatu pertempuran.

Dalam kehidupan nyata, pesan-pesan dalam mimpi itu, di satu sisi telah mengembalikan arus ingatan Hargo pada hal-hal yang telah di/terlupakan berkaitan dengan riwayat rangkuman kehidupan leluhurnya. Sedang di sisi lain, pesan mimpi itu berperan mengimbangi dan memperbaharui keseimbangan psikis Hargo yang terbentuk dalam keyakinan dua hal: 1) Ia adalah warok yang akan membawa risalah hidup wajar, dengan istri dan anak-anak tanpa harus mempertahankan laku gemblak, 2). Tembang tolak bala yang diberikan oleh Tejowulan dalam alam mimpi sebelum ia terbunuh oleh Wilodaya, dipahami Hargo sebagai pesan pentingnya kerendahan hati dalam sikap maaf dan damai untuk mengakhiri dendam turun-temurun, sebab secara historis tembang ini pulalah yang mendamaikan hati Ki Ageng Kutu sebagai leluhur para warok untuk menyelesaikan perselihannya dengan Raden Katong sebagai putra Brawijaya V.

Pola mimpi sebagai Strategi Literer

Uniknya, dalam novel Tembang Tolak Bala ini, struktur mimpi yang memang tak memiliki susunan logis dalam alur cerita maupun pembagian waktu dimanfaatkan oleh pengarang sebagai strategi literer yang menarik. Peristiwa demi peristiwa di dalam mimpi, berjalan seakan tanpa kesatuan tindakan dan peristiwa, tanpa memperhitungkan kelogisan cerita.

Cobalah Anda bayangkan: Mula-mula Hargo diterbangkan oleh layang-layang, lalu tiba-tiba saja ia berada di masa runtuhnya Majapahit dan diasuh oleh Ki Ageng Mirah. Di rumah Ki Ageng Mirah ini, Hargo selalu tertarik untuk bermain-main di sungai sampai suatu saat arus sungai menyeretnya ke arus waktu ketika Indonesia mengalami pergolakan politik di zaman pemerintahan Orde Lama. Ketika seseorang menodongkan pistol padanya, menembaknya, tiba-tiba badannya melesap ke dalam bumi dan ia siuman mendapati dirinya dirawat di rumah sakit akibat koma selama 35 hari.

Maka, membaca novel ini, Anda akan mendapati mimpi layaknya petualangan fiksi dengan segala kemungkinan dan kejutan yang tak terduga. Mimpi yang hadir dengan membawa muatan pesan untuk mengingatkan bahwa ada banyak peristiwa di dunia yang ter/dilupakan. Peristiwa itu bisa bersifat massal semisal kebudayaan Reog Ponorogo yang pernah dikotak-kotakkan dalam kepentingan politik tertentu hingga menyebabkan pertumpahan darah antar warok, atau bersifat personal tentang kedirian yang kehilangan identitas sebab ancaman traumatik politik. Setidaknya, inilah peristiwa subliminal kehidupan yang diurai oleh Tembang Tolak Bala.

17 Agustus 2011

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae