Jumat, 13 Januari 2012

Tentang Syair dan Penyair

Hary B. Kori’un *
http://www.riaupos.co/

SUATU hari, sebuah surat masuk ke alamat e-mail redaktur. Seorang penyair muda –dia mengatakan dirinya baru belajar menulis sajak— mengirim beberapa sajak ke tubuh e-mail, tidak melalui file lampiran. Ada 4 sajak dan temanya seragam, tentang cinta yang kandas. Yang membedakan hanya kata dan bahasanya. Terjadi diskusi antara penyair kawan kita ini dengan redaktur. Dia bilang, sajak-sajak yang ditulisnya itu adalah ungkapan perasaannya yang sedang karam karena jalinan kisah cintanya kandas. Ketika ditanya mengapa mengirimkannya tidak pakai file lampiran dan sepertinya dia menulis keempat sajak itu hampir dalam waktu bersamaan, dia bilang, ketika membuka internet, pikirannya sudah penuh dengan sajak dan harus dituangkan dalam tulisan, untuk itu dia langsung menulis dan setelah selesai langsung mengirimkannya.

Beberapa hari kemudian, dia bertanya, apakah empat sajak yang dibuat dan dikirimnya layak untuk dimuat. Ketika dijawab belum layak, dia bertanya mengapa? Kemudian dijelaskan bahwa pilihan-pilihan katanya masih amat verbal, khas orang sedang patah hati. Dijelaskan juga bahwa dia harus banyak lagi belajar bagaimana menggunakan bahasa tulis yang benar. Kemudian dia mengatakan, bukankah sajak tak terbatas oleh aturan apapun? Dia bicara tentang licencia poetica. Dia menjelaskan bahwa dia sudah membaca banyak buku teori tentang menulis sajak, membaca karya-karya Sutardji Calzoum Bachri hingga Octavio Paz, dari Joko Pinurbo hingga Emily Dickinson, dan sebagainya.

“Mengapa Sutardji boleh menulis kata-kata apa saja dengan tata bahasa yang kadang kacau dan kadang ngawur tanpa makna, mengapa saya tidak boleh? Bukankah bahasa sajak yang dibuat oleh Joko Pinurbo, Octavio Paz atau Emily Dikcinson amatlah sederhana dan mudah dipahami? Mengapa itu disebut sajak, dan punya saya tidak?” kata penyair muda kawan kita ini panjang-lebar.

Ketika dijelaskan bahwa para penyair yang dia sebutkan itu sudah melalui proses panjang dalam melahirkan sajaknya, dan tak serta-merta menulis sajak dengan bahasa “ngawur” –istilah penyair muda kawan kita itu— itu, teman penyair muda kita ini tetap tak terima. Katanya, dunia sastra tak adil bagi para pemula. Kalau para maestro dengan gampang menulis karya dan dapat tempat untuk publikasi, sementara yang masih muda masih disuruh belajar, padahal bobot karyanya tak jauh berbeda.

Dijelaskan, bahwa seorang pelukis aliran surealis yang sudah terkenal pun harus melalui tahapan melukis realis di awal karirnya, tak serta-merta atau sekonyong-konyong langsung dia melemparkan cat warna-warni ke kanvas, kemudian bergulung-gulung di sana –sekadar contoh— dan kemudian lahir karya avan-garde seperti Affandi dan yang lainnya. Di sekolah seni lukis, diajarkan dasar melukis: mulai dari sketsa wajah, ditail wajah –mulai dari bibir, telinga, hidung, mata, alis mata, dagu, dan sebagainya— hingga lahir karya lukis potret misalnya. Selanjutnya, adalah pilihan dia untuk tetap menjadi pelukis realis atau yang lainnya. Bayangkan kalau seorang pelukis surealis tak bisa melukis potret yang ditail, misalnya.

Pelan tapi pasti, penyair muda kita ini berusaha memahami. Sebulan kemudian, dia mengirimkan satu sajaknya. Dia mengatakan, “Saya sudah berusaha menulis dengan baik: menulis apa yang ada dalam pikiran saya, membaca ulang, memperbaiki bahasanya, menuliskannya lagi, dan setelah sekian hari saya baca lagi, dan benar kata Anda, saya menemukan hal-hal baru baik dari sisi kata atau maknanya…”

Dan, setahun kemudian, penyair muda teman kita ini berhasil mempublikasikan sajak-sajaknya bukan hanya di media tempat dia bermastautin, tetapi juga di media yang terbit di provinsi tetangga, bahkan di beberapa media nasional. Dari waktu ke waktu, ada pehaman yang semakin baik pada sajak-sajaknya –pemahaman ini amat sangat relatif dan berbeda bagi orang yang berbeda. Dalam e-mail terakhirnya, dia tak mengirimkan sajak. Dia hanya menulis beberapa kalimat: “Sajak telah menyadarkan saya, bahwa kata-kata tak bisa dibeli dengan publikasi apapun dan dengan honor berapapun. Kata-kata selalu mencari makna, dan mencari makna itu yang sesungguhnya paling penting…”
***

Sajak adalah bahasa metafor yang lahir dari pencarian yang tak bisa dihitung batasan waktunya. Seorang penyair bisa membuat sebuah sajak dalam hitungan menit atau jam, tetapi ada yang memerlukan waktu berbulan hingga bertahun untuk melahirkan sebuah sajak. Ada sajak yang ditulis setelah sekian waktu ada dalam pikiran sang penyair. Ada sajak yang ditulis, sekian hari, sekian bulan, atau sekian tahun kemudian baru dibaca lagi oleh sang penyair, dan setelah itu baru dipublikasikan. Alhasil, ada seorang penyair yang dalam sebulan bisa menulis 100 sajak, tetapi di tempat lain ada yang hanya menulis satu sajak dalam sebulan.

Pengalaman “religus” dalam bersajak yang dialami kawan kita penyair muda itu adalah gambaran bahwa dunia sajak (puisi/syair, dll) bukanlah dunia yang asal jadi: bahwa asal menulis baris-baris kata “indah”, kemudian menjadi sebuah sajak. Proses hingga menjadi sebuah sajak, mestinya dipahami oleh para penyair sebagai sebuah tahapan paling penting, sehingga karya yang lahir itu bukan karya gampangan dan sembarangan.
***

ADA 19 penyair yang karyanya masuk dalam antalogi ini. Ada beberapa nama yang secara usia maupun proses berkarya sudah dianggap senior. Mereka antara lain Rida K Liamsi, Taufik Effendi Aria, Isbedy Stiawan ZS, Raudal Tanjung Banua, Marhalim Zaini, atau Yoserizal Zen. Di barisan kedua ada nama Sobirin Zaini, Benny Arnas, Jefri al Malay, Riki Utomi, Alvi Puspita, Arif Rizki, Esha Tegar Putra, Budy Utamy, Cahaya Buah Hati. Sedangkan nama-nama yang barangkali masih “asing” bagi kita ada Guri Ridola, Said Mustafa Husin, Sumiati, dan Afrianti. Khusus Said Mustafa Husin, melihat usianya, nampaknya sudah tak muda lagi. Dan ketika ditelusuri, ternyata sudah berkarya sejak lama, namun amat sangat jarang dipublikasikan.

“Perkawinan” antara generasi senior dan junior ini memperlihatkan ada proses regenerasi yang baik dalam dunia kepenyairan, khususnya di Riau, ada garansi bahwa sajak akan terus lahir dan mengalir di sini. Untuk itu, buku kumpulan sajak yang rutin diterbitkan oleh Riau Pos melalui Yayasan Sagang ini, semestinya bisa menjadi penanda dan jejak bahwa generasi penyair di Riau tak pernah mati, dan karya mereka terus terdokumentasi dengan baik, meski tak semua karya yang dimuat di Riau Pos selama setahun, masuk dalam buku Riwayat Tanah ini.

Meminjam Milan Kundera, semoga terbitnya buku ini bisa menjadi kitab melawan lupa…***

_______________
*) Hary B Kori’un, Wartawan Riau Pos dan editor buku di Yayasan Sagang Pekanbaru. /8 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae