Kamis, 08 Desember 2011

Watu Beber

Akhmad Muhaimin Azzet *
http://www.kompasiana.com/akhmad_muhaimin_azzet

Hujan gerimis yang terjadi hampir seharian, hingga senja menuju gelap ini belum juga berhenti. Anjing Lek Marsuji di ujung jalan juga tidak seperti biasanya, seakan mempunyai keasyikan tersendiri dengan menyalak berkepanjangan. Dan, suasana semakin terasa wingit, tatkala dari rumah Ki Waseso asap kemenyan mengepul lewat celah-celah genting dan baunya menyergap ke segala penjuru. Bibir sesepuh desa itu menggumamkan mantra tiada henti.

Aku duduk termenung sendiri di teras rumah. Dalam benakku masih memikirkan kata-kata Ki Waseso tadi siang, bahwa mulai seminggu yang lalu, semenjak kematian mendadak Mas Darun, kemenakannya Pak Carik itu, sebenarnya tantangan maut dari para penghuni Watu Beber telah dimulai. Hal itu terbukti, masih menurut Ki Waseso, di leher Mas Darun ada tanda tiga lingkaran kecil berwarna hitam kebiruan. Demikian pula dengan kematian Mbok Girah dan Mbah Tanu yang menyusul mendadak bergantian setelah tiga hari berlalu.

Sebagai seorang sarjana pendidikan dan sudah mengajar di sebuah SMP kota, bukan berarti aku tak percaya sama sekali omongan Ki Waseso. Tapi, sesungguhnya, aku semakin penasaran untuk mencari kebenarannya. Dan, oleh sebab itulah mulai malam ini aku sengaja tinggal dan menginap di rumah Ki Waseso untuk beberapa malam. Kebetulan minggu ini juga ada libur kenaikan kelas.

Perkenalanku dengan Ki Waseso dan dengan masyarakat Desa Kedunglir ini terjadi semenjak tiga tahun yang lalu, yakni ketika aku KKN di sini. Sebagai orang luar Jawa, aku sangat tertarik dengan tradisi dan kepercayaan mistik orang-orang di sini. Maka, ketika aku mendapat SK untuk menjadi guru negeri di kecamatan kota yang hanya sepuluh kilometer dari desa sini, aku sungguh senang bukan main. Apalagi Wulansari, gadis kembang desa itu sangat menarik hatiku. Kedatanganku kali ini pun sebenarnya juga dalam rangka pendekatan terhadap putri bungsu Pak Ratman itu.

“Kamu masih tidak percaya bahwa sebenarnya para penghuni Watu Beber telah marah kepada seluruh penduduk desa sini dengan cara menunjukkan tantangan mautnya?!” Ki Waseso ternyata sudah berhenti dari prosesi meditasinya dan tiba-tiba duduk di sampingku.

“Bukan begitu, Ki, lantas alasan dan hak apa yang membuat para lelembut itu marah kepada masyarakat sini?”

Ki Waseso manggut-manggut. Jenggotnya yang sudah mulai memutih dielusnya. Dan, dalam sekejap, ia begitu terampil melinting rokok klobotnya. Asap berkelembak mengepul tebal dan hampir-hampir menutup seluruh wajahnya yang dipenuhi dengan guratan persoalan hidup.

“Begini, Nak Guru, dahulu masyarakat sini begitu menghormati penghuni Watu Beber. Setiap menjelang dan usai panen padi, jagung, kedelai, dan kacang tanah, orang-orang selalu mengadakan sedekah desa sebagai tanda syukur di pelataran Watu Beber. Tapi, kini tradisi agung ini telah dilupakan. Hanya Aki sajalah yang melakukan seorang diri. Itu pun, terkadang mendapat perlakuan menyakitkan dari mereka. Tidak jarang Aki disindir melakukan perbuatan yang tidak masuk akal dan ketinggalan jaman.” Ki Waseso menandaskan setiap kata yang meluncur dari bibir tebal dan hitamnya, seakan menguraikan keprihatinan.

Dan, memang, di ujung sebelah utara dari desa Kedunglir ini di sisi kanan bukit, ada sebuah pelataran dan dinding bukit berbatu yang berbentuk empat persegi panjang, persis seperti panggung dan kelir pertunjukan wayang kulit. Oleh karena itulah, orang-orang lantas menamai tempat itu dengan sebutan Watu Beber. Tempat itu dahulu sangat dikeramatkan. Apalagi, menurut keterangan Ki Waseso, dan beberapa orang tertentu termasuk aku yang telah mendengarnya, pada malam-malam tertentu dari Watu Beber terdengar pertunjukan wayang kulit yang digelar semalam suntuk. Namun, setelah didekati, suara yang bagiku masih misteri itu perlahan menjauh dan hilang begitu saja. Hanya suara angin yang menderu bergesekan dengan daun-daun jati yang mulai kering dan berjatuhan.

Dan, di Watu Beber sebenarnya aku menyimpan kenangan hati yang hingga kini tiada terlupakan. Pada saat itu hari Minggu pagi, program kelompokku KKN adalah bersama karang taruna mengadakan kerja bakti di Watu Beber. Seorang gadis cantik, rambutnya hitam dan lurus, tinggi semampai dengan bibir tipis mungil yang bernama Wulansari, pada saat bersih-bersih di Watu Beber benar-benar menikam jantung asmaraku. Bahkan, hingga kini, matanya yang berbinar dengan bulu mata yang lentik itu tak mampu menghilang dari bayangan keseharianku. Tapi sayang, hingga kini aku belum cukup keberanian untuk mengungkapkan cinta kepadanya. Entah karena apa.

Oh tidak! Aku nyaris tidak percaya terhadap apa yang aku lihat. Di belakang Ki Waseso berkelebat bayangan tinggi besar berwarna hitam pekat.

“Awas di belakang, Ki!” mulutku spontan berteriak.

Ki Waseso dengan cekatan berkelit. Sisa-sisa kemahirannya sewaktu muda sebagai anggota pencak silat, masih terlihat piawai. Dan, dalam sekejap, terjadilah duel hebat antara Ki Waseso dengan makhluk aneh, mengerikan, sekaligus berwajah buas itu. Suara dengus antara keduanya berdesis-desis bersamaan hujan di tengah malam yang mulai melebat. Aku terpaku seorang diri. Dan, sungguh, aku bingung mesti berbuat apa. Rupanya perkelahian berjalan semakin tidak seimbang. Ki Waseso terdesak, dan… Crash!!!

Aku seperti mati berdiri melihat tubuh Ki Waseso memuncratkan darah segar ditikam taring makhluk asing itu. Tubuh Ki Waseso roboh. Dan, menghembuskan nafas yang terakhir.

Semuanya berjalan begitu singkat dan cepat. Duh, Ya Tuhan, aku baru sadar, ternyata makhluk itu semakin buas mengarah kepadaku. Dengan sisa keberanian dan kaki yang masih bergemetaran, aku menggenjot dan berlari secepat mungkin. Tak peduli semak-semak dan pagar bambu, setiap yang ada di depanku kutabrak berantakan. Dan, mulut ini dengan spontan berteriak…, “Tolong…, tolong…, tolong…!!!”

Penduduk desa berhamburan keluar rumah. Suasana menjadi sangat gaduh. Aku terus saja berlari dan menabrak penduduk yang menyongsongku. Makhluk asing yang orang-orang menyebutnya sebagai Gendoruwo Preh itu mendadak berhenti. Mundur beberapa langkah karena orang-orang mengacung-acungkan obor.

“Tenang…, tenang…!!! Semuanya tenang saja.” Mbah Zaed tiba-tiba muncul tepat di saat orang-orang mulai panik karena Gendoruwo Preh itu beraksi dengan menyemburkan api berulang dari mulut lebarnya. Pardi tiba-tiba terkapar berkelojotan karena terkena semburannya. Dan, setelah itu, tak bergerak lagi.

Mbah Zaed berjalan cepat mendekati Gendoruwo Preh dengan gagah berani. Tangannya masih memegang tasbih dan memutar-mutarnya. Mulutnya fasih dan tartil membaca kalimat-kalimat suci. Dan… Hah?! Semua orang yang ada mendadak bengong dan tak tahu harus berbuat apa, karena tiba-tiba Mbah Zaed dan Gendoruwo Preh itu hilang dari pandangan mata.

Selanjutnya, sungguh kami semua tahu telah terjadi pertarungan yang sangat dahsyat antara Mbah Zaed dan Gendoruwo Preh itu. Cuma kami tak dapat melihatnya. Hanya beberapa hembusan angin yang kencang, kadang terasa dingin, kadang terasa panas sekali, berkali-kali menyapu tempat sekitar kami. Dan, tak lama kemudian, Mbah Zaed terlihat kembali dengan tetap berdiri tegak. Terus terang, kami semua kagum atas kesaktian Mbah Zaed.

Akhirnya, tanpa banyak bicara, ini semua juga disebabkan karena Mbah Zaed orangnya pendiam, kami semua berbondong untuk segera merawat jenazah Ki Waseso dan Pardi yang meninggal dengan mengenaskan. Malam yang basah karena hujan semakin lebat dan terasa wingit. Dan, malam itu juga semua prosesi perawatan jenazah Ki Waseso dan Pardi yang dipimpin langsung oleh Mbah Zaed berjalan dengan perasaan tegang. Menjelang adzan Shubuh, segalanya telah usai.

Mbah Zaed mengajak orang-orang untuk berjamaah Shubuh di masjid. Suasana jamaah shalat Shubuh di masjid tua itu menjadi ramai kembali. Tidak seperti selama ini, hanya Mbah Zaed dan beberapa orang saja yang memakmurkannya. Dan, aku tahu betul, pada saat berjalan menuju tempat wudhu, dari kedua bola mata Mbah Zaed mengalir linangan air bening yang deras bercucuran.

*) Suka membaca dan menulis. Di antara tulisannya pernah dimuat di Republika, Koran Tempo, Suara Pembaruan, Suara Karya, Elka Sabili, Ummi, Annida, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Koran Merapi, Bernas, Solo Pos, Suara Merdeka, Wawasan, Surabaya Post, Lampung Post, Analisa, Medan Pos, Waspada, Pedoman Rakyat, dan beberapa media kalangan terbatas. Menulis juga buku (nonfiksi) yang sudah diterbitkan oleh beberapa penerbit. Suka pula bersepeda dan aktif di Lereng Merapi Onthel Community, Yogyakarta —[twitter: @kangazzet]

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae