Jumat, 21 Oktober 2011

Menunggu Kereta

Renny Meita Widjajanti
http://www.suarakarya-online.com/

Dari sebuah rumah sakit lelaki itu keluar, meninggalkan ruangan VIP yang baru semalam di tempatinya. Dengan kakinya yang lemah, ia melangkah pelan menyusuri lorong rumah sakit, melewati pintu gerbang hingga tiba di tepi sebuah jalan yang padat lalu-lintas. Ia sendirian berdiri di trotoar, wajahnya terlihat pucat dengan bibir membiru, tatapan matanya menyiratkan kegelisahan. Lelaki itu terus mengarahkan pandangannya ke arah lalu-lintas yang hingar bingar. Ada yang sedang ia tunggu.

Sebuah mobil warna putih mendekat dan berhenti tepat di sampingnya. Ia pun bergegas masuk lewat pintu yang telah dibukakan dari dalam. Kemudian mobil itu melaju menembus padatnya lalu-lintas. Selama di perjalanan batin lelaki itu terus berbisik: “Aku harus secepatnya sampai stasiun sebelum hari gelap. Sebelum malam mengepakkan sayap-sayap hitamnya. Aku tak ingin ketinggalan kereta.” Ia harus berangkat sore ini.

Matahari perlahan beranjak ke peraduan, burung-burung terbang beriring-an hendak pulang ke sarang. Sedangkan mobil itu baru saja mengawali perjalanan. Masih ada jarak yang panjang yang harus di tempuh dengan kondisi lalu-lintas yang padat merayap. Lelaki itu mulai dihinggapi rasa khawatir terlambat sampai stasiun.

Ia membayangkan seandainya mobil yang ditumpanginya itu bisa terbang di atas jalan raya tentunya ia dapat sampai tujuan lebih awal. Sudah lama ia memendam keinginan untuk menyusul istrinya yang telah lebih dulu pergi.

Sopir yang berpakaian serba putih itu mengarahkan mobilnya menyusup di antara kendaraan lain, berkelok ke kanan ke kiri, menyalip kendaraan yang di depan. Tapi jalan benar-benar padat, akhirnya mobil hanya bisa merayap, sama sekali tak ada ruang untuk mempercepat laju jalannya.

Tapi supir itu tetap tenang dan lelaki itu pun mencoba menenangkan perasaannya sendiri. Pikirannya melayang ke sosok istrinya. Ia kembali teringat saat pertemuan pertamanya dengan istrinya dulu. Di sebuah perpustakaan tua di sudut kota. Pertemuan di pagi yang mendung itu meninggalkan kesan mendalam pada hati lelaki itu.

Perempuan itu sederhana, berwajah cantik. Tatapan matanya lembut. Dengan rasa cinta itulah lelaki itu segera meminang perempuan itu. Ia merasakan keteduhan setiap kali menatap mata perempuan yang bernama Rindu itu. Karena banyak kesamaan pandangan dan selera yang mengantarkan keduanya sampai kepada mahligai pernikahan.

Sudah lebih dari 30 tahun usia perkawinannya tak pernah sekalipun terjadi konflik yang serius dalam biduk rumah tangganya. Rindu seorang istri yang baik, sabar dan penuh kasih sayang.

Lelaki itu masih mengingat hari-hari indahnya saat bersama Rindu. Ingat kemesraan-kemesraan dan keindahan-keindahan dalam hidup rumahtangganya. Ada gemuruh hebat di hatinya. Kerinduan yang dalam yang membuat dadanya sesak. Ia ingin secepatnya menyusul Rindu, istrinya.

Di dekat persimpangan, mobil tak bisa bergerak sedikit pun. Ketenangan sopir goyah, ia mulai merasa jengah. Sopir itu bisa merasakan kegelisahan penumpangnya yang sangat diburu waktu.

Ia memahami bahwa kenyamanan penumpang harus diutamakan. Tapi dalam situasi seperti ini ia tak mampu berbuat banyak. Sopir paling handal sekalipun tidak akan bisa melajukan kendaraan dengan cepat di tengah lalu lintas yang padat seperti itu.

Keriuhan suara klakson membuyarkan lamunan lelaki itu. Lalu-lintas masih padat, kemacetan belum juga berlalu. Ia makin disergap resah, hingga mobil terasa panas dan pengap.

Dingin AC sama sekali tidak menyentuh tubuhnya, butiran keringat mulai membanjir, membasahi keningnya.

“Saya khawatir akan ketinggalan kereta,” lelaki itu mengeluh pada dirinya sendiri.

Mendengar keluhan itu, sopir melirik jam yang terpasang di dashboard mobil. “Masih ada waktu, Pak. Setengah jam lagi kita akan sampai. Saya akan mencoba mencari jalan yang tidak macet.”
“Ya, yang penting tidak terlambat,” jawab lelaki itu.

Mobil menikung memasuki sebuah gang, sebuah jalan alternatif. Laju mobil memang tak bisa kencang karena jalannya sempit.

Tapi ini pilihan terbaik dari pada teronggok di tengah jalan raya. Jantung lelaki itu berdebar menahan takut mendengar mobil yang ditumpanginya berderit-derit melaju di jalan tikus yang sempit itu. Kembali lelaki itu larut dalam lamunannya.

Ia membayangkan keindahan pertemuan dengan istrinya nanti. Bisa jadi lebih indah dari pertemuan-pertemuan yang pernah ada, istrinya pasti tak menduga ia akan datang. Istrinya tentu terkejut. Ia akan langsung lari menghambur memeluk istrinya, menciuminya. Atau membuat kejutan dengan diam-diam mendekapnya dari belakang, seperti yang dulu sering dilakukan kepada istrinya. Ahh…

Lelaki itu tak sabar lagi ingin segera sampai stasiun dan menaiki kereta yang sama dengan istrinya. Ia pun akan memilih gerbong dan tempat duduk yang sama seperti yang ditempati istrinya dulu.
Ia sangat ingin secepatnya merasakan pengalaman perjalanan seperti yang dialami istrinya.

Langit mulai menggelap, membuat hati lelaki itu kian dilanda kecemasan. Dia takut hari keburu malam dan ia tak mendapat kereta seperti kereta istrinya. Tentu, banyak kereta di stasiun. Tapi ia hanya ingin kereta yang pernah dinaiki istrinya.
“Sebentar lagi kita sampai, Pak,” sopir memecah kesunyian yang menenangkan hatinya.

Bibir lelaki itu menyunggingkan senyum. Ia tak begitu hapal dengan jalan tikus seperti yang dilewatinya sekarang ini. Entah sudah berapa tikungan yang dilalui, tak terukur panjang jalan sempit yang sudah ditempuh.

Tapi kini ia merasa tenang setelah sopir mengatakan sebentar lagi akan sampai stasiun. Ya. sebentar lagi ia akan segera menaiki kereta dengan tujuan sama seperti istrinya. Ia masih ingat dimana istrinya dulu duduk menunggu di ruang tunggu. Ia pun akan duduk di bangku yang sama seperti istrinya dulu pernah menunggu. Ia akan melakukan seperti yang pernah dilakukan istrinya di stasiun dulu.

Mobil berhenti di halaman stasiun. Sopir membukakan pintu. “Saya hanya bisa mengantar sampai sini,” ujarnya sambil menatap lelaki itu. Lelaki itu turun dengan terburu-buru.

* * *

Duduk di kursi tunggu, perasaan lelaki itu risau. Sudah setengah jam lebih ia menunggu, kereta belum juga datang. Silih berganti kereta yang lewat, tapi bukan kereta yang pernah ditumpangi istrinya. Hatinya kembali diguncang kegelisahan. Ia berharap kereta itu segera datang. Ia sudah tak dapat lagi meredam gejolak ingin berjumpa dengan Rindu, istrinya.

Sudah beberapa kali dari kejauhan tampak kereta datang. Setiap kali kereta datang lelaki itu berdiri, berharap kereta yang datang itu sama dengan kereta yang dulu pernah dinaiki istrinya. Tapi ia kembali kecewa, kereta itu bukan kereta yang pernah ditumpangi istrinya.

Sementara penumpang-penumpang lain berebut naik, ia hanya terdiam pilu. Ular besi itu lalu bergerak pergi meninggalkan bunyi. Lelaki itu kembali duduk, pikirannya gelisah. Ia tak percaya jika kereta yang di tunggunya bisa datang terlambat.
Beberapa lampu stasiun mulai dimatikan untuk menghemat biaya listrik.

Gelap semakin merayap mendekati malam yang larut. Lelaki itu menggigil kedinginan. Orang-orang mulai pergi meninggalkan stasiun, suasana menjadi lengang seperti kuburan. Kios-kios sudah tutup, juga pedagang asongan yang sebelumnya banyak berseliweran sudah tidak tampak lagi.

Tapi lelaki itu menguatkan hatinya untuk tetap bertahan, meski hawa dingin menggigit. Ia telah melewati perjalanan yang melelahkan hingga bisa sampai di tempat ini. Ia tak mau kembali lagi. Ia bertekad hari ini juga harus menyusul istrinya dengan kereta yang masih ia harapkan datang, yang mungkin saja memang datang terlambat. Ia sudah sangat rindu memeluk istrinya.

Tiba-tiba turun hujan disertai angin kencang. Tempias air sampai ke bangku ruang tunggu, menerpa tubuh lelaki itu. Dia beringsut menggeser duduknya. Dia menyesali keadaan, tapi yang lebih ia sesalkan adalah kereta yang hingga larut malam belum juga datang. Dulu orang sering bercerita, kereta itu selalu datang tepat pada saat yang telah ditentukan. Kini ia meragukan cerita itu. Ia telah menanti berjam-jam, tapi kereta belum datang.

Beredar juga kabar, sejak peristiwa 2 Oktober beberapa setahun lalu, lokomotif penarik gerbong kereta yang ditunggu itu sudah tidak dijalankan lagi. Ah, tapi nyatanya hari ini ia merasa akan mendapat kesempatan menaikinya dan ia akan setia menanti kedatangannya.

Hujan semakin deras, tubuh lelaki itu basah kuyup. Dia menggigil. Wajahnya makin pucat, bibirnya yang biru bergetar. Belum ada tanda-tanda kereta yang ditunggunya datang. Tapi ia terus bertahan duduk di bangku ruang tunggu. Ia tetap mantap ingin menyusul istrinya. Tak dihiraukannya tempias air hujan yang mendera. Ia seperti sengaja menantang hujan.

Langit sepertinya tersentuh oleh keteguhan hati lelaki itu. Hujan mere. Kemudian dari ujung rel terdengar suara gemuruh roda kereta dan cahaya terang benderang.

Lelaki itu menggosok-gosokan matanya, ia terkesima bahagia. Ia segera bangkit menyongsong arah datangnya cahaya. Setelah kereta itu semakin dekat ia tertegun lalu tersenyum. Kereta itu akhirnya datang. Kereta yang sama seperti yang telah membawa istrinya pergi. Lelaki itu lari terburu-buru. Ia ingin segera menjemput istrinya. Lelaki itu bergegas masuk menaiki kereta.

Bersamaan dengan itu, di tempat yang berbeda, di kamar nomor 21, ruang VIP rumah sakit tempat lelaki itu keluar pintu 7 jam yang lalu. Orang-orang tengah khusyuk berdoa di hadapan tubuh lelaki yang sedang dalam perjalanan menuju ajalnya. ***

Yogyakarta, 2010-2011

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae