Kesan Pembacaan Tangan Untuk Utik—Bamby Cahyadi
Pringadi AS*
http://reinvandiritto.blogspot.com/
#1
Penyair adalah pencuri. Penyair adalah pemburu. Begitu dua pernyataan yang begitu saya ingat dari kedua ‘guru’ saya, TS Pinang dan Hasan Aspahani. Penyair mencuri kejadian, mencuri fakta, bahkan mencuri frase dari lingkungannya. Dalam menuliskannya, penyair jua pemburu, yang mengincar sesuatu untuk ditembaki, bila perlu sampai mati. Tak jauh berbeda sebenarnya, seorang cerpenis pun seperti itu. Yang membedakannya adalah cerpenis memiliki ruang lebih untuk berburu. Ia jauh lebih tidak terpancing untuk terburu-buru. Ia bisa meneliti ruang terlebih dahulu, mengasah alat burunya hingga tajam, atau bahkan sengaja tidak ditajamkan, agar buruannya mati pelan-pelan, tersiksa pelan-pelan. Begitu pun Bamby Cahyadi. Ia adalah seorang pemburu, yang bisa saya katakan tenang. Tidak ada yang menyangka bahwa di balik senyum manisnya itu, ia juga cukup kejam. Ia juga cukup berani dalam mengambil tindakan untuk mengeksekusi buruannya.
#2
Seseorang bertanya pada saya, apa sih yang membuat kamu terekstasi hingga menyukai sebuah cerpen? Pertama, dan yang utama, saya akan melihat homofictusnya. Homo fictus adalah ‘makhluk’ yang hidup di dalam fiksi, di dalam cerita. Ia bukan manusia. Ia bahkan melebihi manusia. Sebuah karya yang mampu mengekstasi saya adalah manakala homofictusnya tidak moderat, tidak tanggung, tidak ragu-ragu. Manakala ia baik, ia akan muncul sangat baik. Manakala ia jahat, ia akan tampil sangat jahat. Ia (homofictus) mampu membuat kita membayangkannya, atau lebih tepat ‘menghidupkannya, di dalam pikiran kita. Kita mampu membayangkannya dengan jelas, bukan hanya fisiknya tetapi juga sampai ke bathinnya.
Kedua, adalah konflik. Tentu saja, konflik juga dapat terbangun baik apabila homofictus tadi sudah hidup terlebih dahulu. Kemudian, akan lahir emosi dan gejolak yang dimainkan di dalam cerita. Membuat pembaca tidak sekadar merasa, tetapi juga berpikir, dan larut di dalam cerita.
Sementara unsur-unsur lainnya seperti latar dan alur, bagi saya, adalah sesuatu yang terbangun otomatis apabila kedua unsur sebelumnya sudah mampu diciptakan.
#3
Memandang Bamby Cahyadi dan ceritanya, terkait unsur homofictus dan konflik, membuat saya berpikir tentang kredo yang ia miliki. Apa yang menjadi dasar ketertarikan atau prinsip seorang Bamby Cahyadi sehingga ia menuliskan cerita-cerita ini?
Saya langsung tercengang dengan cerpen pertama yang ia sajikan. Ini seperti sebuah menu makanan yang diberi nama sederhana, terhidang sederhana, tetapi begitu kita makan pelan-pelan, kita akan menemukan berbagai kelezatan dan sensasi khusus di akhirnya. Homofictusnya, seperti yang saya katakan tadi, adalah seseorang yang tercitra sangat baik sekali. Ini bukan saja menciptakan citra di tokoh-tokoh lain di sekitarnya, tetapi saya jamin juga di pikiran pembaca. Tetapi begitu ‘jahat’nya Bamby ini, ketika dia mematahkan prasangka semua orang. Ia membunuh sang tokoh utama dengan tidak segan-segan. Memang, ada ruang yang tercipta dari bantingan pencitraan itu. Tetapi di situlah kekuatan cerpen ini, ruang tersebut mempersilahkan pembaca masuk untuk menjadi penulis juga. Mereka-reka sebenarnya apa sih latar belakang sehingga Bamby Cahyadi dengan begitu tega membunuh sang Karyawan Tua tersebut? Kita diberi kebebasan. Kita diuji kekreatifan. Tidakkah karya yang baik ditulis oleh penulis dan pembacanya sekaligus?
Berlanjut ke cerpen kedua, judulnya sudah sangat mengekstasi saya: Tuhan, Jangan Rusak Televisi Ibuku. Cerita ini pun dibangun dengan baik sebenarnya. Pembaca bertanya-tanya. Pembaca juga menebak-nebak. Tetapi sayangnya, saya tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Cerpen ini yang menurut saya tadinya bernafas surealis, menjadi cerita fantasi biasa yang klise, dan tidak terjaga energinya.
Saya hampir saja kecewa setelah membaca cerpen kedua, dan hampir kehilangan semangat untuk membaca lebih jauh. Apakah Bamby Cahyadi cuma sebatas ini? Apakah Bamby Cahyadi tidak menawarkan yang lebih? Saya buka ragu-ragu halaman selanjutnya. Saya baca pelan-pelan judulnya, O, Bendera Itu Tidak Berkibar di Sini…
Begini, bayangkan Anda bangun tidur, dan berada di atas kasur dalam keadaan baik-baik saja. Lalu Anda pergi ke kamar mandi, dan becermin, Anda berubah kelamin? Atau saat Anda keluar kamar, Anda menjadi anak orang lain? Atau Anda keluar rumah, Anda sudah berada di galaksi yang bukan bima sakti? Cerita ini pun seperti itu, Anda kehilangan Indonesia. Anda kehilangan Negara Anda. Apa yang akan Anda rasakan? Tentu jika Anda memiliki nasionalisme yang tinggi, Anda akan sangat geram dan terkestasi. Pun kalau Anda tidak memiliki nasionalisme, Anda akan memiliki pertanyaan tentang kenasionalismean Anda setelah membaca cerpen ini.
Cerpen selanjutnya yang menjadi judul buku ini, Tangan Untuk Utik, sebenarnya membuat saya ragu dan tidak berharap banyak akan seperti apa cerita ini. Homofictus dan konflik seperti apa yang ditawarkan oleh Bamby. Dan saya akhirnya sependapat tentang peletakan judul cerpen ini sebagai judul buku. Bukan karena ia yang terbaik, tetapi karena di dalamnya kredo itu bermain. Di dalamnya lah saya melihat seorang Bamby Cahyadi yang menjelma ‘Aku-Narasi’. Saya melihat sebuah kerinduan besar dari seorang Bamby tentang bagaimana ia bersedia mengorbankan apapun yang ia miliki agar sebuah harapan lain itu bisa terwujud. Saya juga melihat karakter Bamby yang pasti sering memperhatikan keadaan di sekitarnya lewat kacamatanya itu. Kacamata yang seakan membuat hati tertegun, kemudian mengupas sesuatu dari sisi psikologis—latarbelakanng tokoh yang ingin ia ceritakan.
#4
Masih ada sepuluh cerpen lain yang Bamby tawarkan di sini. Tentu tidak bijak apabila saya menceritakan pandangan saya terhadap kesemua cerpen itu. Secara khusus, saya simpulkan, cerpen-cerpen Bamby tidak dibangun dari sebuah keadaan yang mustahil. Keadaan-keadaan itu ada. Keadaan-keadaan itu nyata. Ia (atau mereka) memang hadir di tengah-tengah kita. Namun, kerap luput.
Bamby mengubah itu. Ia mengubah hal-hal yang tampak biasa dan berusaha menguak sisi-sisi yang tak nampak di baliknya. Seseoran mungkin saja kita anggap humoris, selalu menawarkan senyum setiap saat, tetapi kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang ia simpan di hatinya. Bamby juga berusaha mengubah benda-benda. Benda-benda yang tak sadar kerap kita jadikan ‘tuhan’. Bamby membuka ruang renung dari benda-benda yang ia sajikan. Kemudian dengan benda itu, ia memanusiakan kita sebagai pembaca.
Pada akhirnya, saya berharap Bamby akan terus berkarya, dan pasti ia akan terus berkarya. Karena yang saya lihat adalah Bamby memiliki kredo yang tak ada puncaknya. Kredo Bamby adalah jalan panjang yang berliku, dimana ia berada di jalan itu. Ia melihat, ia mendengar, ia merasakan, dan ia menuahkan semua hasil indranya ke dalam tulisan dengan kebijaksanaan pribadinya, sekaligus ketegaan emosinya yang kadang-kadang mencuat di batas kesadaran.
Saya percaya, Bamby akan menjadi sejarah, setidaknya bagi kita yang sudah membaca karya-karyanya.
*) Cerpenis dan Penyair. Kelahiran Palembang, 18 Agustus 1988. Buku Kumpulan Puisinya, ALUSI.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar