Sabtu, 28 Mei 2011

Apa Pentingnya Gaya Bahasa?

Soni Farid Maulana
http://www.pikiran-rakyat.com/

ALHAMDULILLAH laman Mata Kata kembali hadir pada Kamis ke empat, bulan Mei 2011. Kali ini tampil penyair Salamet Muntsani (Bandung), I Putu Gede Pradipta (Bali) dan Restu Ashari Putra (Bandung). Ketiga penyair yang tampil dalam kesempatan kali ini, lepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, telah menunjukkan kemampuannya dalam menulis puisi, dengan tema yang beragam.

Bila kita sungguh-sungguh membaca puisi yang ditulis oleh ketiga penyair tersebut, maka akan segera terlihat bahwa mutu sebuah puisi tidak ditentukan oleh panjang dan pendeknya puisi yang ditulis, akan tetapi sangat ditentukan oleh seberapa jauh masing-masing penyair mampu mengolah bahasa, dalam menulis puisinya itu. Dengan itu, tak aneh kalau banyak kalangan yang mengatakan bahwa yang panjang itu belum tentu memuaskan. Tapi yang pendek, bisa mantap, dan segar. Lihat saja sejumlah puisi Haiku yang ditulis oleh para penyair Jepang pada masa-masa awal kelahirannya itu, memberikan angin segar bagi perkembangan dan pertumbuhan puisi dunia.

Sebelum melangkah ke hal lainnya, saya kembali hendak mengatakan, bagi rekan-rekan yang ingin mengirimkan puisi ke laman Mata Kata, puisi harap dikirim ke matakata@pikiran-rakyat.com disertai foto dan biodata. Sayangnya, sejumlah puisi yang dimuat dalam laman ini, hingga hari ini belum bisa memberikan honorarium sebagaimana media induknya HU Pikiran Rakyat. Lepas dari itu, paling tidak laman ini bisa dijadikan ajang silaturahmi para penyair, disamping sebagai rumah untuk saling memperkaya diri dengan pengetahuan, yang mungkin bisa dipetik dan bermanfaat bagi kehidupan di masa kini maupun di masa mendatang.

Dalam kesempatan ini saya hendak menjawab sebuah surat pendek yang saya terima dari Arlina, yang berbunyi, apa pentingnya gaya bahasa dalam menulis puisi? Dengan tegas pertanyaan tersebut saya jawab, penting. Fungsinya tidak hanya mempertegas, mengkonkretkan, atau memperdalaman makna sebuah teks puisi, tetapi juga memperindah teks puisi itu sendiri. Gaya bahasa yang paling sering digunakan dalam menulis puisi, selain bahasa figuratif adalah pesonifikasi. Namun demikian, tentu saja hal tersebut tidak asal tulis. Sang penyair harus memperhatikan dengan cermat logika kalimat yang ada pada teks puisi yang ditulisnya itu. Almarhum Wing Kardjo mengatakan, harus memperhatikan lingkungan teks yang ada dalam puisi yang ditulisnya itu. Dengan baik, penyair Salamat Muntsani menulis puisinya seperti ini:

Cinta adalah kuburan
yang tak satupun tahu
apa terjadi di dalamnya!

Ketika cinta diandaikan atau disamakan, atau diibaratkan dengan kuburan, maka tak satupun orang yang tahu apa yang terjadi di dalam kuburan. Puisi di atas pendek memang, namun tafsirnya bisa ke mana-mana. Dunia cinta yang bagai kuburan itu, tentunya bukan hanya dunia yang tenang dan damai, tetapi juga boleh jadi merupakan sebuah dunia yang panas.

Pahit atau manis harus diterima orang yang tenggelam dalam cinta, dimabok cinta, atau dikubur cinta. Diksi cinta, kuburan, dan dalamnya itulah yang dimaksud lingkungan teks sebagaimana pernah dikatakan Wing Kardjo ketika ia mencontohkannya dengan sebuah teks yang berbunyi: cintaku kepadamu bagai cuka/ yang menghacurkan tembaga// Hubungan cuka dan tembaga bisa kita mengerti, ketika sifat cuka yang asam itu memang bisa merusak tembaga. Jadi dengan demikian, yang main di situ bukan hanya bagaimana membuat ungkapan dengan bahasa yang indah, tetapi juga memperhatikan dengan cerman bagaimana logika dan daya intelektual bekerja di dalamnya. Dilihat dari sisi semacam ini jelas sudah bahwa menulis puisi itu – sesungguhnya – tidak gampang.

Sehubungan dengan itu pula, jelas sudah jangan remehkan gaya bahasa. Untuk itu ada baiknya kita membaca lagi, apa dan bagaimana gaya bahasa itu dengan baik, yang mungkin hal itu, dulu pernah kita pelajari sewaktu masih sekolah di SLTP atau SMA. (Soni Farid Maulana/”PRLM”)***

Sajak-sajak Salamet Muntsani
MAKAN MAKNA

Cinta adalah kuburan
yang tak satupun tahu
apa terjadi di dalamnya!



LEWAT SAJAK

Lewat sajak kau memelukku
Lewat sajak kau mencumbuiku
Lewat sajak kau lukis hitamku
Lewat sajak kau kirim cinta untukku

Lewat sajak kau tabur kasihmu
Lewat sajak kau telanjangi aku
Lewat sajak kau belah heningku
Lewat sajak kau lulur rinduku

Lewat sajak kau menyetubuhiku
Lewat sajak kau memanggilku

Lewat sajak aku menjadi kau
Lewat sajak kau menjadi aku!



KAU

Kau tikam hatiku
Aku cium bengismu
Kau hancurkan rumahku
Kubawakan kapak untukmu
Kau butakan mataku
Aku terima cahayamu
Kau ludahi aku
Aku telan ludahmu

Kau tendang aku,
Aku diam!

Salamet Muntsani. Lahir di Sumenep, 11 September 1981. Saat ini kuliah di Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tinggal di Jl. A.H. Nasution No. 505 Cibiru-Bandung. No. Kontak: 087822102020
***

Sajak-sajak I Putu Gede Pradipta
TIKUS DAN SEPOTONG KISAH

Tikus itu masuk ke dalam tubuhku. Ia tetaskan
matahari sembilan warna. Beragam rupa beragam
corak. Kukira juga dengan beragam cerita. Meski
tak mengikutkan hujan dan bau tanah yang asing.

Tepat di jantung ia lakukan semuanya. Dibuatnya
darahku panas mengalir. Kini tubuhku sudah api.
Siapa berani? Mari dekati.

Sekali lagi kuberi tahu. Tubuhku api. Siapa berani?
Mari dekati kemari.

Mari setubuhi aku. Makhluk tanpa kelamin. Yang
resah mencari liang yang risau mengejar bayangan
sendiri.

Aku mohon. Pada kalian. Dekati aku!
Agar lekas kurampungkan sepotong kisah ini.

16-4-2011



KEPALA BATU

Gadis itu meluncurkan belati tumpul ke tatapanku.
Setelah kukoyak bagian putih hatinya dengan racun
kata-kata paling biru.

Pisah sudah. Kita mesti berpisah!
Pecahkan etiket hati berwarna merah yang telah rekat
di dada ini. Karena setiap janji selau membenih cermas
menjalarkan risau dan mengudar deret keberpuraan.
Setiap kejujuran kerap ganjil dan tak pernah sekalipun
kasat untuk diterjemahkan.

Tetapi, meski berkali-kali kulontarkan kata pisah. Tetap
keras kemauanmu mengepal erat diriku. Lalu segudang
alasan klasik. Setumpuk alibi kontemporer. Selaksa
rayuan mendayu-dayu.

Di ujung sabar air mata pun tak dapat dibendung.
Tetap kau paksakan aku bersamamu.

2010- 2011

I Putu Gede Pradipta lahir di Denpasar, 18 Desember 1988. Pendidikan terakhir Mahasiswa Pendidikan Biologi (rela berhenti). Kini setia otodidak menulis puisi sesekali cerpen dan catatan kecil. Ebook puisinya bertajuk Sekumpulan Puisi I Gede Putu Pradipta (Evolitera, 2010).Email: putugedepradipta@yahoo.com
***

Sajak-sajak Restu Ashari Putra
MAHA SAMUDERA DESEMBER

akan kukembalikan
desember yang pernah
kau pinjamkan tempo dulu
saat kita menjarah bulan
di tepi pantai
yang arahnya tak tentu
dari selatan ke timur
tak habis habis kita memuja
maha samudera
padahal dada kita lebih lautan
membentang layar, menantang gelombang
sementara kita terus mencatat
badai demi badai yang menabrak
dinding perahu hingga kandas
hingga terhempas

2010



SEHABIS DARI MANGGARAI

mulai malam ini
aku belajar menulis surat
undangan kematian
dan mengirimnya pada rumah,
gubuk-gubuk pinggir jalan,
pada lelaki renta
dan tongkatnya yang tua
mungkin nasib semacam angin malam
yang riuh dan berisik mengepakkan sayapnya
menabrak kaleng,
mengetuk tiang-tiang,
kemudian mengganggu tidur
para sopir di terminal
sedang jarum jam bagai kopi hitam
yang selalu membuat mata
tegang dan terjaga
sementara aku
kembali lagi belajar
mengirim undangan
khusus kepada ibu
yang sedang merebus batu
yang tertawa senyum-senyum
dengan bahagia
memerhatikan anak semata wayangnya
melilitkan tali di lehernya
lalu dengan penuh damai
mereka merayakan
makan malam bersama
tanpa lagu-lagu, tanpa nyanyian
dikelilingi anjing-anjing liar
yang lapar. matanya bengis.
mungkin nasib semacam angin malam
yang menendang kardus-kardus
menerbangkan koran-koran
mengapungkan harapan

2011



PADA SAJAK YANG KESEKIAN

pada sajak yang kesekian
aku baru mengerti
ternyata tubuhku adalah
potongan hujan
yang basah di halaman
rumahmu
dan setiap kali aku datang
aku baru paham
bahwa kau ingin menjaringnya
menjadi sekian kumpulan malam
yang amat pribadi dalam tubuhku
yang tak habis habisnya kaubaca kautelaah
sebelum bulan pudar di tengah kota
dan matamu tenang terpejam
sebagai doa

2010-2011

Restu Ashari Putra lahir di Jakarta, 31 Desember 1985. Bergiat di Komunitas Rumput dan jadi jamaah Majelis Sastra Bandung (MSB). Kini tengah merampungkan studinya di Jurusan Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung sambil belajar menulis puisi dan prosa. Puisinya singgah di antologi “Empat Amanat Hujan” (DKJ, 2010) dan cerpennya dalam antologi “Bersama Gerimis” (MSB, 2011). Puisi-puisinya juga dipublish di blog pribadi: www.katarestu.wordpress.com. Tinggal di Jl. Merkuri Utara VIII No.1 Margahayu Raya, Bandung. Alamat surat restu_freedom@yahoo.com, No kontak: 085781660989.*

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae