Selasa, 12 April 2011

Umbu dan Bali

Wayan Budiartha *
http://www.kompasiana.com/budiartha

Bosan sebagai presiden penyair di Jogja Umbu Landu Paranggi lalu pindah ke Bali sekitar tahun 75. Bersama Gerson Poyk, Ki Nurinwa dan belasan penyair angkatan tahun 70an Umbu menggiatkan dunia kepenyairan Bali. Padahal di Jogja nama besarnya sudahpun sejajar dengan Ebiet G Ade, Emha, atau dengan yang di Jakarta seperti Sutarji dan sederetan nama besar lainnya.

Umbu malahan ke Bali, mengasuh ruang sastra di koran Bali Post sampai saat ini. Di Bali dia menjadi penjaga gawang, berkelana dari satu sekolah ke sekolah lain menggiatkan yang namanya kompetisi puisi. Dia mengambilnya dari istilah sepakbola, olahraga yang memang paling digemari Umbu. Dia berkutat di kedua dunia itu sama seriusnya. Sampai sekarang tak kurang dari 3000 penyair yang sudah berhasil ditetaskannya lewat lembar sastra koran Bali Post. Sebagian terbesar melahirkan karya yang mencengangkan bukan saja di tanah air tapi juga di tingkat Asia bahkan dunia.

Tapi Umbu sendiri tetap dengan kemisteriusannya. Berumah di awan begitu istilahnya. Tak ada yang tahu pasti dimana dia tinggal sekarang ini. Pernah secara rutin dia nongol setiap hari Rabu di pasar loak Kreneng.

“Saya mencari buku bekas, ada novel karya Barbara Taylor yang saya kejar tapi tak ketemu yang ada malahan novel Hemingway yang hard cover,” tuturnya kala itu. Setiap hari Rabu kita bisa menjumpai Umbu dengan topi sport biru, baju lengan panjang yang digulung dan sandal kulit berkeliling diantara pedagang loakan yang menggelar dagangannya di pelatarn parkir.

Umbu punya pendapat yang bagus tentang pasar loak. Yang ramai dikunjungi penduduk Bali tiap akhir pekan. “Banyak barang baru di loakan dari sandal sampai buku dan laptop menandakan dua hal, mungkin orang Bali sudah terlalu maju sampai sampai barang masih barupun di loakin, tapi bisa juga berarti banyak yang bangakrut hingga barang baru sudah dijual untuk modal,” ucapnya enteng.

Kehadirannya di hari Rabu di pasar loak sebenarnya untuk menghindarkan pertemuan dengan sesama seniman yang datang tiap Sabtu dan Minggu. Hanya ada dua teman karibnya Bambang Wiryono seniman lukis, dan K.Prasetya yang sering mengawal sang presiden penyair Malioboro itu. Mereka memiliki kepentingan yang berbeda. Umbu berburu buku sastra yang dijual pemiliknya karena dianggap membuat sempit lemari, K. Prasetya berburu peralatan dapur antik sedangkan Bambang berbusu kaset lawas rekaman tahun 70an.

“Saya jarang ketemu buku sastra yang masih bagus kulit dan dalamannya, semuanya sudah sobek kanan kiri malahan jadi rumah kecoak dan kulitnya dikencingi kucing,” tutur Umbu menyesalkan. Bisa dibayangkan buku-buku itu dibiarkan sekian tahun lamanya di gudang kemudian dijual ke tukang loak dan dijajarkan di atas aspal di pasar Kreneng.

“Buku bekas di Bali berbeda dengan di Jogja, disana pedagangnya memberlakukan buku seperti dewa, karena yang membeli berani menawar tinggi, disini, buku sastra disejajarkan dengan sumpit, gunting kulit bahkan dengan talenan kayu,” ujarnya sambil menunjuk penataan buku bekas didepan seorang pedagang loak.

Umbu malahan sering jadi sumber inspirasi bagi kedua rekannya. Umbu sering menemukan sendok dan kaset rekaman tahun 60an. Di dunia kepenyairan dia mengasah banyak anak muda Bali yang berbakat menjadi penyair yang ciamik, tapi di dunia loak dia juga berhasil mengangkat barang yang mestinya di timbang pemulung menjadi berarti, paling tidak bagi kedua rekannya yang penggila sendok dan kaset.

Selain bertemu dengan kolektor dan pelukis dia juga sering jadi sumber inspirasi bagi seniman lainnya. Sebutlah seniman lukis Yan Beryas, yang tertangkap basah sedang mendiskusikan cara pengambilan foto yang baik dan benar untuk bisa diikutkan dalam lomba foto tingkat lokal.

“Saya Cuma memberi semacam idea dasar saja bagaimana menghasilkan foto siluet yang bagus, padahal seumur hidup saya belum pernah pegang kamera,” ujarnya terkekeh. Sangat jarang kita menemukan gambar Umbu yang dibuat tahun 2000an, karena dia termasuk yang , alergi terhadap pemotret. Seorang rekan yang berhasil menjepretnya secara sembunyi-sembunyi konon diputus pertemanannya tanpa sebab yang jelas. Padahal gambarnya tidak dipublikasikan. Sama halnya dengan kusir dokar yang dipecat sebagai langganan karena membocorkan kepada orang yang mencari alamatnya.

Begitulah Umbu, dia hanya ingin berbuat yang terbaik bagi dunia kepenyairan tanpa perlu diketahui jejak langkah berikutnya. Dia seperti legenda hidup yang tidak perlu kita tahu dari mana datangnya dan kemana perginya.

Bagi yang tak mengenalnya secara dekat Umbu mungkin termasuk nyentrik. Tapi Umbu punya ungkapan yang bagus tentang laku lajaknya selama ini. Dan dia menyebutkannya dalam bahasa Inggris yang faseh. “To be the best is great, your number one, to be unique is greatest, you’re the only one,” begitu celotehnya bercasciscus. Dan banyak yang tak percaya walau jadi penjaga gawang ruang sastra di Bali Post, beberapa mahasiswa fakultas Sastra Inggris Unud menyebutkan Umbu sering tampil sebagai dosen tamu di Universitas terbesar di Bali itu. Entah benar entah tidak Umbu sendiri tak bisa di konfirmasi tentang hal itu.

Yang pasti Umbu tak hanya memiliki pandangan kritis terhadap kehidupan dunia sastra di Bali dan Indonesia saat ini dia juga prihatin akan kemelut di Institut Seni Indonesia (ISI) Bali yang sampai saatini tak kunjung ketemu jalan tengah yang terbaik.

“Lembaga seni terhormat kok memberi pertunjukan yang memuakkan begitu, semestinya seniman menjadi panutan dan cara berfikirnya selangkah dua langkah didepan orang awam kebanyakan,” ungkap Umbu bernada kesal.

Dia wanti-wanti juga mengingatkan agar Bali yang begitu indah ini melakukan rekonsiliasi di segala lini, pemimpinnya, wakil rakyatnya, pemuka agamanya, senimannya dan rakyat jelatanya juga.

“Ketika saya masuk ke Bali tahun 70an, semuanya damai, semuanya senyum hangat dan saling peduli, sekarang sepertinya hal seperti itu sangat sulit kita jumpai lagi, tapi dunia sudah terlanjur terjebak menganggap Bali sebagai yang wah, nomor wahid, hangat bersahabat dan segala yang baik lanjutannya, mestinya tinggal membalik tangan saja untuk mewujudkan segala macam kebaikan itu kembali seperti semula,” tuturnya panjang lebar.

Umbu tak hanya peduli bagaimana penyair Bali harus berkarya dengan baik hingga mengharumkan nama Bali tapi juga menginginkan Bali secara keseluruhan damai dan langgeng seperti di masa lampau.

*) Akrab dipanggil Mbah Tomat, karena doyan menyantap buah tomat yang juga lezat dijadikan sayur itu. Lahir di Bali, dan punya hobby mengumpulkan benda benda yang ada hubungannya dengan kehidupan di jaman Majapahit, seperti keris, akik, tembikar, batu dan sejenisnya.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae