Selasa, 12 April 2011

#Koinsastra, Melawan Pembiaran

Khrisna Pabichara
Kompas, 10 April 2011

BERMULA dari kecemasan Pengurus Yayasan Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, lewat Ajip Rosidi, jika hibah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak segera dikucurkan dalam tenggat dua bulan, lembaga itu akan gulung tikar. Kekhawatiran terhadap penutupan lembaga yang didirikan oleh Paus Sastra Indonesia HB Jassin itulah yang mendorong lahirnya gerakan #Koinsastra.

Fenomena ”koin” sebagai wujud kepedulian melahirkan pertanyaan menggelitik: seberapa banyak yang bisa dilakukan lewat pengumpulan receh demi receh itu? Lalu, apakah gerakan itu akan bertahan lama dan bisa memastikan PDS HB Jassin tetap bertahan dan bernyawa?

Semenjak dilansir 18 Maret 2011, #Koinsastra menuai banyak silang pendapat. Ada yang aktif mendukung, ada yang secara diam-diam berpartisipasi, ada yang mencibir dan menuding sebagai sesuatu yang sia-sia, bahkan ada yang terang-terangan memboikotnya. Apa pun bentuknya, silang pendapat itu membuktikan bahwa keberadaan #Koinsastra mulai dilirik, dilihat, bahkan ditatap dengan saksama oleh banyak lapisan masyarakat. Dan, pada gilirannya, semakin banyak pihak yang mengetahui atau bersimpati pada nasib PDS HB Jassin. Dari pedagang asongan di Stasiun Senen hingga pengusaha sekaliber Ir Ciputra secara spontan menyatakan kepeduliannya. Dari warga negara yang berdiam di wilayah Nusantara, hingga yang tengah bermukim di luar negeri juga peduli.

Fenomena ini menguatkan pernyataan penyair Warih Wisatsana bahwa #Koinsastra adalah gerakan moral untuk melawan tradisi ”pembiaran” yang dapat menyebabkan luluh lantaknya sejarah peradaban bangsa.

Literasi

Lantas, seberapa banyak yang bisa dilakukan lewat pengumpulan koin itu? Lima program yang ditawarkan #Koinsastra, sejatinya, adalah jawaban konkret betapa gerakan ini butuh ruang lapang dan waktu lama, bukan sekadar kegiatan temporal yang bisa tunai hanya dalam tempo satu-dua bulan.

Pertama, program ”wisata sastra” bagi siswa sekolah menengah sebagai upaya lebih mendekatkan sastra dengan generasi muda dirancang selama dua tahun. Kedua, menjadikan PDS HB Jassin sebagai ”rumah teduh” bagi komunitas seniman dan budayawan. Ketiga, menggalang relawan untuk membantu kegiatan pendokumentasian juga bakal menyita banyak waktu. Keempat, program digitalisasi literatur diyakini tidak bakal selesai dalam tempo yang singkat. Dan, kelima, penerjemahan naskah ke dalam beberapa bahasa pasti akan berlangsung lama.

Idealnya, upaya penyelamatan PDS HB Jassin memang tak bisa dibebankan kepada satu pihak saja, melainkan kerja kolektif yang niscaya melibatkan banyak komponen bangsa. Itulah mengapa salah satu alas pijak gerakan #Koinsastra adalah seruan bagi seluruh komponen bangsa untuk lebih peduli pada kekayaan literasi, sejarah, dan peradaban bangsa.

Sejarah telah menunjukkan betapa banyak kekayaan intelektual kita yang kini terpisah jauh dari tanah muasalnya—tersimpan di Leiden, misalnya—dan tentulah kita tidak berniat mengulang kesalahan itu. Kecenderungan pembiaran sebenarnya bukan hanya menimpa khazanah sastra, tetapi juga pada jejak-jejak sejarah dan peradaban kita. Sekadar menyebut contoh, kita tak lagi bisa menyaksikan kemegahan atau keruntuhan Sriwijaya karena tak banyak artefak yang tersimpan atau terawat sebagaimana mestinya.

Kunjungan

Seusai kunjungan mendadak Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, ke PDS HB Jassin di kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, gerakan ini malah makin marak. Padahal, gubernur kedua—setelah Ali Sadikin—yang menyambangi pusat penyimpanan dokumen sastra langka dan bersejarah itu telah meminta maaf dan mengakui kelalaian penandatanganan surat keputusan yang berisikan hibah kepada PDS HB Jassin, yang ”cuma” Rp 50 juta untuk tahun 2011.

Uniknya, publik menengarai kelalaian itu bukan kesalahan tak disengaja, melainkan akumulasi dari rentetan kebiasaan (baca: tradisi) ”pembiaran”. Inilah yang memicu semakin suburnya gerakan #Koinsastra dan menyebabkan banyak pihak bersedia menampung koleksi PDS HB Jassin kalau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih ”setengah hati” menyantuni istana sastra itu.

#Koinsastra memang bukan jaminan kelanggengan bagi PDS HB Jassin. Setidaknya, masyarakat makin peduli dan mulai bergerak melawan ”tradisi” pembiaran itu. Masyarakat makin melek terhadap ”mana yang seharusnya dibela” atau ”apa yang semestinya didahulukan”. Masyarakat makin mengamini keyakinan HB Jassin bahwa penyelamatan dokumentasi sastra adalah ”pekerjaan serius” untuk memperpanjang, memperdalam, dan memperluas ingatan kolektif bangsa.

Masyarakat juga telah menyaksikan bahwa cita-cita ”mencerdaskan kehidupan bangsa” tak bisa dijalankan dengan baik oleh pemerintah. Bukan karena meragukan kemauan atau kemampuan pemerintah, melainkan karena pemerintah kerap lebih peduli pada sektor ”yang menghasilkan dalam jangka singkat” dan cenderung abai pada ”yang hasilnya tak tertakar jumlah atau besarannya”.

Coba kita tengok museum- museum yang nasibnya semakin suram dan tak menentu. Lihat pula tempat-tempat bersejarah yang nuansa heroiknya kalah oleh bau pesing. Tak terurus, tak terawat. Seolah—atau memang—sengaja dilupakan! Bandingkan dengan fasilitas mewah yang disediakan bagi para petinggi negara, yang masih layak pakai empat-lima tahun malah dipoles semegah-megahnya, sampai-sampai beberapa penghuninya sibuk mendengkur di saat mereka semestinya tekun membincangkan hajat hidup rakyat banyak.

Gerakan #Koinsastra memang—sejatinya—simbol belaka. Hajat terbesarnya adalah keinginan untuk memiliki pusat dokumentasi yang representatif dan menyenangkan, yang aman bagi penyimpanan dokumen dan nyaman bagi siapa saja yang datang bertandang. Dana sementara yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp 110.263.300 dan donasi peralatan senilai Rp 47.500.000 belumlah memadai untuk hajat besar itu.

Konser#Koinsastra di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Rabu (13/4) pukul 19.30, dengan melibatkan banyak artis, seniman, dan budayawan adalah seruan santun agar lebih banyak lagi pihak yang berkenan menyalurkan bantuannya.

Pada akhirnya, drama pembiaran terhadap aset bangsa harus segera diakhiri. Budaya menghargai ”laku dokumentasi” harus lebih dimarakkan. Ayo, kita lawan kebiasaan pembiaran!

Khrisna Pabichara, novelis dan salah seorang penggagas #Koinsastra
Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/04/koinsastra-melawan-pembiaran.html

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae