Senin, 21 Maret 2011

Sastra Islam dan Kearifan Lokal

Sofie Dewayani*
Republika, 3 Agus 2008

SAAT menghadiri silaturahmi nasional Forum Lingkar Pena (FLP) di Depok, beberapa waktu lalu, saya tertegun oleh semangat yang meluap dari penjuru nusantara. Semangat ini diusung oleh sosok-sosok muda dengan mengarungi laut, bermalam di bus antar kota, hingga menaiki helikopter untuk mencapai kota besar terdekat. Tak tersembunyi oleh kantuk dan penat, energi maha dahsyat ini terpaut bukan oleh kepentingan politik atau uang, melainkan oleh keinginan berkarya dan mencipta.

Anak-anak muda itu terus-terang melontarkan keinginannya untuk belajar menulis, atau sekadar berfoto bersama dan mengoleksi tanda tangan penulis-penulis yang dikenalnya. Belum pernah saya saksikan, setidaknya di Indonesia atau Amerika Serikat, semangat bening yang mengalir deras tak terkontaminasi oleh iming-iming materi atau jabatan.

Setelah sekian lama menggeliat, sastra Islam semakin melembaga. FLP yang dulu diikrarkan di ibu kota Jakarta, kini menghunjamkan cakarnya di seluruh pelosok nusantara bahkan manca negara. FLP tak hanya menjadi lembaga yang besar secara kuantitas, namun juga kaya oleh keragaman.

Multikultural

Berbicara tentang sastra dan semangat multikulturalisme, kita tak bisa mengabaikan internalisasi dan reproduksi budaya dalam proses berkarya. Karya tidak tercipta dalam ruang vakum, menurut Bakhtin, melainkan dilahirkan oleh sebuah dialog. Karya adalah produk ideologis, hasil pergulatan batin penulis, yang merupakan responnya terhadap ideologi atau situasi tertentu.

Dengan kata lain, karya terakumulasikan dari sebuah pengalaman batin, pengalaman lahir, dan pengalaman nalar penulis. Karena pengalaman personal ini sangat spesifik dan bertalian erat dengan konteks budaya, sudah selayaknya apabila sebuah karya bukan hanya mencerminkan keunikan individu, namun juga menggambarkan bagaimana seorang ‘memproduksi’ budayanya.

Budaya tidak lagi dikenal sebagai lingkungan luar (outer layer), atau pola hidup yang terlembaga dalam etnisitas yang mempengaruhi individu. Budaya telah lama dikenal sebagai sesuatu yang dinamis dan organik, sebuah jejaring yang dipintal sendiri oleh manusia (Clifford Geertz, 1969).

Dengan perspektif ini, multikulturalisme tidak saja dimaknai sebagai ruang yang mengakomodasi beragam cara pandang dan cara hidup, tetapi juga ruang yang menghargai subyektifitas manusia dalam memaknai, menafsirkan, dan menciptakan sebuah pemahaman baru dalam pengalaman budayanya.

Interpretasi keislaman pun merupakan bagian dari jejaring pengalaman budaya ini. Keberislaman bukan merupakan tindakan pasif seseorang dalam menerima nilai-nilai, melainkan merupakan upaya produksi dan reproduksi ketika seorang muslim atau muslimah secara aktif memaknai identitas diri, pengalaman budaya dan keislamannya. Keberislaman, dengan demikian merupakan suatu proses yang aktif, unik, dan tidak bisa dipisahkan dari konteks berbudaya.

Sebagai karya yang tercipta dari dialog kontekstual seperti ini, fiksi Islami seharusnya tampil dengan individualitas yang unik dan banyak wajah. Multikulturalisme dalam sastra Islam selayaknya memberi ruang kepada penerjemahan keislaman dalam konteks budaya yang beragam.

Ironisnya, sastra Islam, setidaknya fiksi Islami, masih tersaji dalam tema, gaya penyampaian, dan format fiksi yang seragam. Penyajian ini dikemas dalam budaya populer yang menjadikan genre atau tema tertentu sebagai kiblat penulisan karya. Penulis karya Islami berbondong-bondong menggarap tema yang diprediksi akan diserap dengan cepat oleh pasar. Hal ini tentunya bukan perilaku yang tabu.

Trend perbukuan adalah hal yang jamak bahkan di negara yang budaya literasinya sudah mapan seperti Amerika Serikat. Satu hal yang terabaikan dalam fenomena ini adalah terabaikannya dialog reflektif dalam proses kreatif. Menulis menjadi aktivitas terburu-buru untuk merespons selera pasar perbukuan. Yang sering terjadi adalah, pasar cepat jenuh oleh tema dan gaya penyajian yang relatif seragam, sedangkan selera pasar berubah dengan kecepatan yang tak terduga.

Ayat-ayat Cinta adalah salah satu contoh dialog antara pengalaman personal dan konteks budaya yang dituangkan dalam novel relijius yang unik. Terlepas dari jalan cerita yang bagi banyak kritikus sangat utopis dan tak realistis, novel ini menyajikan perspektif seorang muslim minoritas terhadap keyakinan dan praktek keislaman yang membudaya di sebuah negara Timur Tengah.

Orisinalitas novel ini terletak pada upaya aktif beberapa tokoh utama untuk melakukan reinterpretasi terhadap budaya Islam yang dominan. Kritik Aisha terhadap perlakuan tak adil yang diterima oleh seorang turis non-muslim di dalam kereta menjelaskan hal ini.

Prestasi Ayat-ayat Cinta seketika diikuti secara latah oleh terbitnya buku-buku bertema cinta dengan latar belakang negara-negara Timur Tengah atau setting lain yang eksotik. Sayangnya, dialog multikultural antar beragam pemahaman Islam tidak tereproduksi dengan baik. Banyak penulis yang sekadar memindahkan nama dan jalan cerita kepada setting tertentu tanpa diikuti oleh upaya riset mendalam terhadap keunikan budaya lokal.

Fenomena aktual lain adalah merebaknya kisah fiksi epik sejarah yang juga direspons dengan cukup baik oleh pasar. Buku-buku ini menyajikan kisah petualangan dalam setting sejarah tertentu yang sayangnya, tidak digarap dengan riset yang serius. Dalam genre populer, bahkan tak sedikit penulis yang memindahkan gaya bertutur, penokohan, dan plot khas ibukota ke dalam karya berlatar daerah.

Kenyataan ini menegaskan tereduksinya muatan multikultural dalam karya sastra menjadi sekadar tempelan nama dan lokasi peristiwa tanpa pemahaman dan penafsiran terhadap budaya dan pengalaman “berbudaya” yang seharusnya sarat dengan konflik subyektifitas seseorang dengan lingkungan sosialnya.

Apabila menulis dimaknai sebagai sebuah dialog personal yang merupakan proses pengalaman berbudaya, seharusnya sastra Islam bisa tampil dalam kemasan kearifan lokal yang kental dan beragam. Menulis bukan sekadar kegiatan mengarang cerita (crafting the plot) melainkan sebuah proses interpretasi dan reinterpretasi penulis terhadap fenomena sosial di sekitarnya. Penulis selayaknya menajamkan intuisi sosial ini dan menajamkan kemampuan mengemasnya untuk memikat pembaca.

*) Cerpenis dan pengamat sastra
Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2008/08/wacana-sastra-islam-dan-kearifan-lokal.html

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae