Minggu, 16 Januari 2011

Jiwa-jiwa Merpati yang Lara

Endah Wahyuningsih
http://sastra-indonesia.com/

Aku adalah Rosita Angraini,kekasih Roi Pramudya. Sesosok pemuda tampan yang begitu dikagumi oleh kaum wanita namun mempunyai sifat angkuh dan tak pernah mau peduli dengan perasaan orang lain.Sedangkan Saskila adalah kekasih Roi yang dahulu dan kini telah meninggal karena sebuah penantian pahit yang tak bisa ia lalui seorang diri. Tanpa Roi Pramudya. Saskila begitu mengaguminya namun baginya sudah tak ada harapan, karena sifat Roi yang begitu egois, acuh dan tak pernah mau mengerti tentang perasaan orang lain. Tapi Saski tetap setia, selalu berusaha memahami karakter kekasihnya dengan menanti sebuah harapan yang tak jelas. Hingga akhirnya jiwa merpati yang lara itu mulai lemah dan putus asa kemudian memilih mati tenggelam disebuuah lautan.

Disebuah pantai kujumpai Roi seorang diri.kulihat ada sedikit gundah yang tengah mengusik fikirannya. Kuhampiri dia sembari kutepuk pundaknya.memang sudah kuduga bahwa ia akan mengabaikanku dan kenyataan yang terjadi memang seperti itu, ia hanya menenggok sebentar kemudian kembali mengacuhkan keeberadaanku.Masa bodoh bagiku, yang terpenting aku bisa meengungkapkan apa yang tengah menganjal rasaku.

“ Hai Roi “. Sapaku rama namun tak ada jawaban. Hanya menenggok sebentar kearahku lalu kembali acuh. “kurasa kau tengah mengingat Saskila “.

“ Tidak sama sekali “. Jawab Roi senggit.

“ sudah hampir dua tahun Saski meninggalkanmu. Namun tak sekalipun kau datang kemakamnya walau hanya sekedar untuk menyapa bagaimana kabarmu disana Saski ? dia yang selalu menderuh dengan rasa sakit. Menantimu tanpa sebuah kepastian dan akhirnya meninggal. Mengapa kau tak pernah menghargai pengorbanannya. Mungkin sesaat lagi aku juga akan seperti dia “.

Roi menjalani dari sisi dirinya yang buruk. Tak pernah mau peduli dengan derita dan pesona orang lain. Begitu juga dengan pengorbanan Saski yang sangat mencintainya namun tak pernah mendapat balasan baik dari Roi.

“ kenapa kau bicara seperti itu. Sangat tidak penting buatku “.

“ Kau memang tak punya hati Roi. Kau buat begitu banyak wanita terpesona dan mencintaimu, kemudian kau buat mereka menderita lalu mati. Apakah kau tak sadar bahwa aku tak jauh berbeda dari mereka. Aku yakin kau masih mengingat Saski. Bersama siksa yang kuat ia tak pernah bersuara.Hanya tetes air mata yang menandakan sebuah isyarat luka yang begitu dalam namun dia tak pernah membencimu. Apa kau sadar hanya demi cinta. Demi dirimu yang tak pernah mau tau tentang dirinya “.

Begitu panjang lebar kujelaskan tentang masa lalu dan isi hati ini. Tapi nampaknya Roi tetap tak peduli. Aku heran mengapa ia seacuh itu akan penderitaan orang lain. Tak pernah kusangkah bahwa seorang Roi sekeras itu akan sebuah rasa.

“ Kuharap kau diam “. ucap Roi membentak hingga membuatku tersentak.

“ Tapi Roi “.
“ Diam kubilang. Untuk apa kau bicara terus tentang Saski yang sudah mati ? “.

Seketika Rosita tersentak, sangat tidak menyangka kalau Roi akan bicara sekeras itu. Sejenak suasana terasa hening. Hanya terdengar suara debur ombak mengisi ketegangan dan keheningan mereka dan Rosita, karena dia tak berani lagi bicara, akhirnya dia mengambil buku dan bolpen dalam tas lalu menuliskan sebuah kata – kata dan diberikan pada Roi.

Dimana hati nuranimu Roi. Ketika dia hidup dengan harapan yang tak pasti. Sekarang katakan padaku ? mengapa saat hidup, Saskila tak pernah ada artinya dalam dirimu. Katakan juga padaku, mengapa harus ada kematian baru kau akan menghargai pengorbanan dan kesetiaannya. Meski aku sadar,bahwa kau tetap takkan peduli dengan semua yang telah dikorbankan olehnya. Apakah aku akan seperti dia Roi? menjadi merpati kedua yang mati karena cinta hampa.

Kau manusia sombong. Kau selalu berpikir tanpa orang lain kau akan tetap merasa bahagia. Apa yang kau tau dari cinta, apa yang kau mengerti dari kesetiaan serta arti sebuah pengorbanan. Apa kau sadar, aturan dari hati telah membuatmu menjadi manusia yang angkuh dan sombong. Kau tak pernah mau mendengar dan juga tak pernah mau mengerti tentang dia, aku juga orang lain. Kapan akan kau pahami bahwa kau butuh cinta, butuh aku, dia juga orang lain.

Kuakui kau begitu pandai, kau tampan, kaya juga dambaan semua wanita. Tapi untuk apa ? jika kau tak punya hati dan perasaan.kau begitu senang mengorbankan orang lain dan menganggap dirimu paling benar. Omong kosong Roi. Kau bukan laki –laki sejati. Lihatlah, suatu ketika kau akan banyak ditinggalkan oleh orang –orang yang kau sayangi dan disaat itu kau baru akan merasakan, bahwa kau memang butuh mereka.

“ Apa maksudmu ? “. Tanya Roi seusai membaca tulisan dari Rosita.

“ Aku tau kau tak pernah membutuhkanku. Bahkan saat kematian nanti, kau juga pasti takkan menghargaiku. Sungguh kasihan Roi Pramudya, karena kau tak pernah sadar bahwasanya kau akan menjadi orang yang paling menderita “.

“ Aku tak butuh saranmu “. Jawab Roi angkuh
“ sudah kukira bahwa kau akan mengatakan itu. Hatimu terbuat dari batu Roi, percaya suatu ketika kau akan tenggelam bersama kesombonganmu dan tak seorangpun yang akan memperhatikanmu “.

“ Diam…..aku sudah muak dengan saran dan ucapan – ucapanmu “. Sentak Roi hingga membuat Rosita kaget.

“ Heeemmm……kenapa Roi ? kurasa kau memang tak pantas untuk dikagumi, ditakuti dan yang lebih tak pantas adalah untuk dicintai. Jika harus ada kematian dihari esok, maka dari detik ini aku sudah siap. Tapi kau tak perlu bangga Roi Pramudya, karena aku tak pernah butuh kamu untuk menghargai pengorbananku “.

“ kau benar – benar gila. Kenapa kau rela mati demi aku? “.

“ Aku adalah kekasihmu yang tak pernah kau anggap.sekarang kau baru tau aku memang gila. Aku gila karena sebuah penantian yang tak pasti akan datang atau tidak. Tapi perlu kau tau, bahwasanya aku orang gila yang beruntung, karena masih punya hati dan rasa. Punya kepekaan atas penderitaan orang lain dan punya arti sebagai manusia dalam hidup ini.bisakah kau bandingkan dengan dirimu? . semua orang pasti akan mati Roi. Seperti halnya Saskila.tapi kau harus tau, bahwa dia mati ketika ia telah tau apa arti ketika ia hidup dengan cinta dan pengorbanannya.

Rosita segera beranjak meninggalkan Roi seorang diri dengan rasa gundah.Rosita berpikir bahwa ini akan sia – sia karena takkan pernah membuat seorang Roi menjadi jerah dan luluh dari keagkuhanya.

Aku memang kekasihnya, sudah hampir satu tahun aku bersamanya namun selama itu aku tak pernah punya arti dalam dirinya. Tak heran jika Saskila kekasihnya yang dahulu lebih memilih mati dari pada menanti sebuah harapan tanpa kepastian. Berhadapan dengan layar kosong memang sangat menyakitkan namun tak mudah bagiku untuk mengatakan “ aku bisa hidup tanpamu Roi “.

Seketika itu juga aku sudah putus asa. Ingin rasanya kutuliskan garis kematianku sendiri seperti halnya Saskila. Akupun mulai berpikir. Kematianku mungkin akan semakin dekat setelah hari ini. Tapi disaat sepelik itu, ada ruang yang tiba –tiba hadir membantuku menerangkan kembali lentera yang telah redup. Hanya dengan sebuah kata.

“ Aku butuh kamu Rosita “.

Kini kusaksikan sosok api yang telah menjadi air. Hati yang dulu sekeras batu kini telah menjadi selembut kapas. Aku tentu terkejut namun aku senang,karena dengan kekuatan cinta bisa menghadirkan keajaiban. Seorang Roi…..kini dia telah sadar bahwa dalam hidupnya dia butuh cinta, dia butuh aku, dia juga butuh orang lain. Dia butuh kata untuk menjadi mutiara yang bisa membuatnya mengerti akan arti hidup dan sebuah pengorbanan.

“ Hidupku memang telah kalut Rosita dan kini aku telah sadar bahwa aku butuh kamu untuk menjadi air ketika aku menjadi api. Aku juga baru menyadari tak ada kebahagian yang lebih utuh, ketika kita hidup dengan cinta dan bersama orang yang kita cintai untuk menciptakan arti hidup yang kuat. Trimakasih dan maafkan aku Sita “.

Aku hanya mampu tersenyum. Memandangi wajah yang kini telah menjadi cahaya. Aku tak bisa berkata apa – apa. Hanya mampu menatap wajah sayu dengan butiran air mata. Aku juga tak bisa berkata, bahwa aku tak pernah mencintainya.kubiarkan dia bersama arti hidup yang baru ia sadari.bersama cintanya, bersama tawaku dan kebahagiaannya. Bersama cerita baru tentang pengorbanan seorang perempuan yang tak pernah berhenti berharap untuk mendapatkan Roi sepenuhnya. Mendapatkan Roi bersama pengorbanan dan cintanya.
***

*) dari buku Sehimpun Cerpen Jombang “Hujan Sunyi Banaspati” Dekajo 2010.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae