Senin, 29 November 2010

Mortalitas dalam Immortalitas

Agus B. Harianto
http://sastra-indonesia.com/

Kita selalu disuguhi dengan dua kata antonim tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Mortalitas yag berasal dari kata berbahasa Inggris “mortality”, adalah ihwal yang pada akhirnya mati oleh berbagai faktor. Sedang imortalitas (immortality) berarti suatu kondisi keabadian. Atau, sesuatu yang dapat menjadi abadi.

Al-qur’an adalah salah satu contoh karya imortalitas yang diwariskan kepada umat islam, bahkan kepada seluruh umat manusia. Dalam bidang kebahasaan, sejarah telah menyebutkan keindahan bahasa yang ada di dalamnya. Berbagai upaya dilakukan umat manusia untuk membongkar rahasia di dalamnya. Tetapi, semua itu harus kembali pada esensi yang termaktub, bahwa ia bukanlah hasil kreasi manusia.

Di kehidupan ini, sangatlah tepat mengkaji kandungan makna dari warisan leluhur pembawa ajaran kedamaian. Baik itu mengkaji maupun mengaji. Mengajinya dengan ilmu bahasa dalam membacanya, seperti yang dilakukan khalayak umum di dunia. Ataupun, mengkajinya menggunakan kacamata keilmuan yang telah dan akan ada. Kesemua usaha yang dilakukan manusia tersebut tidak pernah mempengaruhi kehakikian dari mahakarya dunia tersebut.

Kalimat-kalimat indah dan penuh makna mendalam, berisikan ajaran-ajaran kebenaran yang menjadi panduan kehidupan, telah menarik perhatian dunia untuk meneliti sekaligus mengekspos dan mengeksplorasinya. Tidak ketinggalan pula sarjana-sarjana muslim, mereka juga berusaha menjelaskan kebakuan Al-qur’an dengan spesialisasi keilmuan mereka. Sehingga bermunculan tafsir-tafsir Qur’an yang beragam, dan semuanya adalah benar dari kacamata masing-masing. Dan, semuanya tidak akan berubah meski seseorang menafikannya ataupun tidak.

Usaha-usaha yang dilakukan umat manusia dalam mempelajari dan mengeksplorasi Al-Qur’an, baik itu dari teks maupun konteksnya secara langsung atau dari tafsir-tafsir yang diketengahkan oleh sarjana-sarjana muslim terdahulu, bukanlah kebakuan tersendiri dari penginterpretasian mahakarya dunia tersebut. Sesuai perkembangan jaman, akan bermunculan interpretasi-interpretasi lain dari sebelumnya yang bisa menggantikan ataupun menyempurnakan tafsir terdahulu. Dan ini pun seharusnya tidak terlepas dari orisinalitas sebuah tafsir dan interpretasi yang termanifestasi ke dalam kehidupan. Meski kesemua itu belumlah cukup untuk mengungkap esensi yang ada dalam mahakarya dunia tersebut.

Terlepas dari pertanyaan usaha penerjemahan, baik secara batini atupun lahiriah, baik bermanfaat ataupun tidak bagi sebagian kalangan atau individu yang lainnya, ikhtiar yang dilakukan oleh berbagai sarjana dari berbagai bidang keilmuan patutlah dihargai. Kembali pada varietas keilmuan, mereka telah susah payah berupaya menjelaskan kandungan isi Qur’an dengan spesialisasi keilmuan mereka masing-masing. Dan, apakah ini sudah mutlak benar? Pertanyan ini akan terjawab jikalau kita mampu menelusuri tafsir tersebut menggunakan bidang kelimuan yang digunakan. Meski hal itu, pada akhirnya, belum tentu mutlak benar sehingga tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan pendapat beberapa kalangan dari suatu keilmuan yang sama.

Secara logika, jikalau dari satu keilmuan saja dapat memungkinkan perbedaan tafsir dan pendapat, maka besar kemungkinannya jika hal itu ditelusuri dari bidang keilmuan yang berbeda. Maka tak ayal lagi, muncullah berbagai ragam dalam pengaplikasian interpretasi Qur’an tersebut.

Karya Sastra dan Mahakarya Sastra Dunia

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwasannya Al-Qur’an adalah mahakarya abadi yang mengandung unsur bahasa. Bahasa yang sangat indah berjuta makna inilah yang mengundang umat manusia untuk mengungkapkannya. Lantaran berbagai macam unsur terdapat di dalamnya, patutlah jika ia disebut sebagai mahakarya dunia. Hal itu akan terasa wajar jika kita mengembalikan pemahaman kita terhadap pencipta mahakarya tersebut.

Dalam literatur Islam, usaha penafsiran Qur’an telah didahului oleh penerima wahyu itu sendiri, yang tidak lain Nabi Muhammad, baik secara perilaku maupun penjelasan. Sehingga melahirkan pula mortalitas yang langgeng dalam imortalitas yang lain. Oleh sebab itu, hal ini berlanjut dengan interpretasi-interpretasi yang lain.

Usaha-usaha itu tak lepas dari niat mulia sang interpretator. Mereka ingin membenahi moralitas umat dari kacamata dirinya. Tolak ukur yang digunakan merupakan penyempitan itu sendiri. Menggunakan spesifikasi keilmuan yang dibidanginya, mereka merajut kata demi kata untuk pengeksplorasian. Sehingga tak ayal, di kemudian hari menuai sanjungan dan protes.

Sedangkan karya sastra adalah masterpiece dari anak manusia. Ini dapat mencakup berbagai bidang, style, dll. Pengolahan pemikiran, memungkinkan hal ini ada. Seperti halnya yang dirintis oleh Descartes, filosof dari Perancis, yang mendeklarasikan “Cogito Ergo Sum” (aku berpikir maka aku ada).

Dengan adanya jargon tersebut, eksistensi manusia diakui dari pemikirannya. Sejauh mana manusia itu berpikir akan terlihat dari hasil pemikirannya. Pengekspresian dan pengeksplorasian pemikiran anak manusia ini dapat memberikan penambahan tolak ukur suatu pemnbenahan ataupun tidak. Dengan catatan, ekspresi itu sendiri berangkat dari tujuan awal si peng-ekspresi, apakah terilhami untuk mengeluarkan unek-uneknya bagi dirinya sendiri ataukah bagi khalayak. Sebagian besar, hal ini bermula “dari diri sendiri, dan untuk diri sendiri.”

Kini giliran interpretator dan pembaca mengambilalih peranan. Sebaik apa kualitas ekspresi pemikiran mewarnai benak anak manusia. Tentu saja, hal itu tak lepas dari keilmuan yang dimiliki mereka. Interpretator (kritikus; pen.) mengeksploitasi dan mengeksplorasi sebuah karya sastra – yang tak lepas dari spesifikasi keilmuannya – memberitahukan kepada pembaca, kelebihan dan kekurangan sebuah karya sastra.

Sedangkan, pembaca, baik yang mempunyai spesifikasi keilmuan sama dengan interpretator ataupun tidak, akan sangat berterimakasih dengan usaha yang dilakukan interpretator. Terlepas pada suatu waktu, adanya pembaca yang memiliki spesifikasi keilmuan berbeda, akan menangkap interpretasi yang telah terungkapkan dengan pandangan sebelah mata. Maka, dengan spesifikasi keilmuan yang dimilikinya, interpretator lain berusaha mengungkapkan sebuah karya tersebut dengan spesialisasinya.

Diakui ataupun tidak, interpretator lain ini telah mengawali interpretasiannya dengan titiktolak sebuah atau beberapa interpretasi yang telah ada. Hal-hal kecil ataupun besar yang diungkapkannya, pasti lah berbeda dari kacamata sebelumnya. Dan, pada akhirnya, sebuah karya sastra telah melahirkan beraneka ragam kacamata.

Jika kita kembali pada imortalitas Qur’an, lahirnya kacamata-kacamata dari sebuah karya sastra adalah mutlak adanya, karena spesifikasi keilmuan beraneka ragam. Pertanyaannya adalah sebaik apa sebuah karya sastra dapat menjelma ke-imortalitas-an. Hal ini tak akan terlepas dari anggapan dan spesialisasi keilmuan dari pembaca sendiri. Orang-orang yang merasakan faedah dan pengarusan dari karya sastra lah yang dapat memberikan penilaian tersebut. Lantas, kesepadanan sebuah karya sastra dengan mahakarya abadi dunia? Ataukah, imortalitas Qur’an masih patut dipertanyakan dengan filosofis bahwasannya yang abadi hanyalah Allah, sedang ciptaannya adalah mortal? Wallahu a’lam bisshowab.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae