Selasa, 19 Oktober 2010

RAJA ALI HAJI: BAPAK KESUSASTRAAN MELAYU

Maman S. Mahayana *
 
Kalau bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Klasik, maka kesusastraan Indonesia lahir karena dukungan sastra klasik yang tersebar di kepulauan Nusantara, seperti Bali, Jawa, Sunda, atau Melayu. Khusus dalam pembicaraan yang menyangkut kesusastraan Melayu Klasik, tentu saja Abdullah bin Abdulkadir Munsyi tidak dapat dilewatkan. Beberapa karyanya yang terkenal, antara lain Syair Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah dari Singapura ke Kelantan, Hikayat Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, dan Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah.
 
Para pengarang lain yang terkenal adalah Nurrudin ar-Raniri dan Hamzah Fansuri dengan syair-syair tasawufnya, Tun Sri Lanang dengan Sejarah Melayu-nya, dan Raja Ali Haji dengan Gurindam Dua Belas-nya. Yang terakhir inilah yang membawa nama Raja Ali Haji lebih dikenal sebagai sastrawan, meskipun ada sebagian buah tangannya bukan karya sastra. Bahkan, karyanya yang menyangkut masalah tata bahasa Melayu amat penting artinya dalam menelusuri sejarah bahasa Melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia. Demikian juga dengan karya lainnya yang mencakupi bidang sejarah, pendidikan, etika, dan perkamusan.
 
Sastra Sejarah
 
Siapakah sesungguhnya sosok Raja Ali Haji yang terkenal dengan Gurindam Dua Belas-nya itu? Sejauh mana peranannya dan apa kontribusinya sehingga ia dianggap penting dalam perjalanan dan perkembangan kesusastraan Indonesia? Mengingat karya-karya Raja Ali Haji mengangkat ihwal dunia Malayu dan ia lahir dan dibesarkan dalam komunitas Melayu, maka adakah sumbangan pemikiran Raja Ali Haji bagi pembangunan kebudayaan komunitas yang lebih luas; kebudayaan sebuah bangsa. Bagaimana pula relevanansinya dengan problem kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini? Pertanyaan-pertanyaan lain tentu saja masih dapat kita kemukakan. Semakin jauh kita mencoba mencermati karya-karya Raja Ali Haji, boleh jadi semakin dalam kita terperangkap pada pesona dan daya pikat kecermerlangan gagasannya yang tersimpan dalam sejumlah karyanya itu. Sebagai usaha mencoba menjawab berbagai pertanyaan itu, mari kita telusuri buah pemikirannya.
 
Dari sejumlah karya Raja Ali Haji, dua buah di antaranya mengandung aspek sejarah yang penting. Kedua karya itu adalah Silsilah Melayu dan Bugis dan Segala Raja-Raja dan Tuhfat al-Nafis. Kedua karya itu tentu saja kedudukannya setara dengan Sejarah Melayu. Bahkan, berdasarkan isinya, karya Raja Ali Haji dapat dikatakan telah memenuhi syarat ciri-ciri penulisan sejarah modern.
 
Dalam kedua buku itu, Raja Ali Haji yang nama lengkapnya Raja Ali Haji ibn almarhum Yang Dipertuan Muda Raja al-Sahid fi l-Sabili l-Lahi Ta’ala telah mencantumkan waktu kejadian dalam hampir setiap persitiwa yang diceritakannya. Seperti yang tertuang dalam Silsilah Melayu dan Bugis dan Segala Raja-Rajanya, kegiatan orang Bugis di Kalimantan, Kepulauan Riau, dan di Semenanjung Melayu pada sekitar tahun 1700-an sampai 1737, digambarkan secara mengesankan.
 
Yang menarik dari buku yang ditulis tanggal 15 Rabiulakhir 1282 itu adalah adanya bentuk syair yang sebenarnya merupakan kesimpulan atau rangkuman keseluruhan cerita. Sementara gaya penyajiannya sebagian ditulis dalam bentuk prosa. Pantaslah jika kemudian banyak sarjana Barat yang tertarik pada karya Raja Ali Haji ini.
 
Dalam tahun yang sama, tepatnya tanggal 3 syakban 1282 H, Raja Ali Haji menulis Tuhfat al-Nafis. Isinya menceritakan silsilah raja-raja Melayu, Bugis, Siak, Johor, sampai berdirinya Singapura oleh Rafles. Dalam buku ini pun, setiap peristiwa selalu ditandai penanggalan atau tarikh. Lebih daripada itu, isi ceritanya tidak lagi bersifat dongeng atau mitologi, di samping disebutkan juga berbagai sumber sejarah yang telah digunakannya. Jadi, di dalamnya ada semacam daftar kepustakaan. Menurut Liaw Yock Fang, karya ini bersifat Bugis sentris bahkan kadang-kadang bersifat anti-Melayu.
 
Beberapa Karya Lain dan Sumbangannya
 
Di samping kedua karya yang telah disinggung terdahulu, serta Gurindam Dua Belas (1263 H) yang berisi nasihat dan pendidikan agama, masih ada karya lain yang cukup penting untuk dibicarakan. Dari karya-karya itu pula, akan terlihat bahwa Raja Ali Haji tidak hanya menulis karya sastra, tetapi juga karya di luar bidang kesusastraan, seperti etika, pendidikan, sejarah, perkamusan, dan tata bahasa.
 
Karyanya yang ditulis dalam tahun 1394 H berjudul Tamratu l-Mukaddimah Rajulah. Isinya membicarakan masalah etika dan adab kesopansantunan pergaulan. Sedangkan Syair Siti Syarah berisi nasihat bagaimana menjadi wanita yang baik. Senafas dengan pendidikan etika ini, diceritakan pula dalam Suluh Pegawai tentang pedoman hidup yang patut dan layak dijalani manusia sebagai makhluk Tuhan dan warga masyarakat. Sebuah karya lagi hingga kini belum dapat dipastikan isinya, berjudul Taman Permata.
 
Sementara itu, ada dua karya Raja Ali Haji yang menyangkut soal bahasa, yaitu Kitab Pengetahuan Bahasa Penggal Pertama (1275 H) dan Kitab Bustanul Katibina Li-s-Subyani l-Muta’alimin. Kitab Pengetahuan Bahasa merupakan buku tata bahasa Melayu dan kamus logat Melayu, Johor, dan Lingga. Jadi buku ini juga merupakan kamus monolingual Melayu pertama yang disusun pribumi,
 
RAHAda tiga hal yang merupakan keistimewaannya. Pertama, buku tersebut diawali puji-pujian. Mengagungkan kebesaran Allah dan salawat kepada Nabi Muhammad. Kedua, Raja Ali Haji secara baik telah menerapkan metode dan teknik leksikografis tradisi Arab yang berasal dari metode al-Khalil abad ke-8 M. Ketiga, di bagian lain Raja Ali Haji juga menggunakan metode Kufa yang dipelopori al-Syaibani yang sezaman dengan al-Khalil. Kedua metode itu kemudian dikombinasikan, disesuaikan dengan palafalan ejaan Melayu. Penerbit al-Ahmadiah Singapura, lalu menerbitkannya pada tahun 1345 H atau 1928 M.
 
Sementara mengenai Kitab Bustanul Katibina yang pada tahun 1901 diperkenalkan van Ronkel, kabarnya kitab aslinya berbentuk naskah dari cetakan batu (litografi). Di bawah judul tersebut terdapat tulisan yang berbunyi: Kitab Perkebunan dan Jurutulis Kanak-Kanak yang Hendak Menuntut Belajar akan Dia. Menurut Harimurti Kridalaksana, buku ini memuat penjelasan Raja Ali Haji mengenai pembagian kelas kata, yang bersumber pada pembagian kelas kata bahasa Arab.
 
Ada tiga jenis kelas kata yang dikemukakan Raja Ali Haji, yaitu ism (nomina atau kata benda), fi’il (verba atau kata kerja), dan harf (partikel). Apabila dihubungkan dengan pembagian kelas kata oleh Aristoteles, maka apa yang dilakukan Raja Ali Haji tidaklah menampakkan perbedaan besar. Dalam hal ini, Aritoteles pun membagi kelas kata menjadi tiga, yaitu onoma (kira-kira sama dengan nomina atau kata benda), rhema (hampir sama dengan verba atau kata kerja), dan syndesmos (lebih kurang serupa dengan partikel).
 
Dalam bahasa Indonesia pembagian kelas seperti di atas juga pernah dikemukakan Anton M. Moeliono tahun 1966. Ia membagi kelas kata (Moeliono menggunakan istilah rumpun kata) bahasa Indonesia dalam tiga jenis, yaitu rumpun verbal, rumpun nominal, dan rumpun partikel. Yang disodorkannya tentu saja merupakan hasil penemuannya sendiri yang disusun berdasarkan kaidah pemakaian bahasa Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, ia memerinci ketiga rumpun kata tersebut ke dalam anak-anak rumpun, lengkap dengan contoh dan kasus-kasusnya dalam bahasa Indonesia.
 
Yang dilakukan Raja Ali Haji adalah hasil dari pengaruh konsep kelas kata bahasa Arab. Seperti yang dikutip Harimurti dari naskah salinan yangn berhasil diperolehnya, Raja Ali Haji menguraikan sebagai berikut: “Bermula yang diperbuat perkataannya itu tiadalah sunyi daripada perkara; pertama pada bahasa Arab, yakni nama; kedua fi’il yakni perbuatan; ketiga harf.” Dengan demikian jelas bahwa Raja Ali Haji mencoba menerapkan kelas kata bahasa Arab ke dalam bahasa Melayu. Sebab itu pula, van Ronkel mengatakan bahwa Kitab Bustamul Katibina bukan berisi uraian tata bahasa Melayu, melainkan tata bahasa di dalam bahasa Melayu.
 
Mengenai pengaruh tata bahasa Arab ini, pada mulanya para ahli mengalami kesulitan dalam melacak, siapa cikal bakal yang membagi kelas kata dalam bahasa Arab menjadi tiga jenis itu. Dalam Bustanul Karibina, Raja Ali Haji sama sekali tidak mencantumkan buku-buku tata bahasa Arab yang digunakannya sebagai sumber rujukannya.
 
Tetapi akhirnya dapat diketahui bahwa sumbernya berasal dari Al-Kitab yang ditulis seorang sarjana keturunan Persia, Siwabaihi. Tokoh inilah yang kemudian oleh para ahli bahasa Arab hingga kini dianggap sebagai Bapak Linguistik Arab.
 
Perintis
 
Pengenalan lebih dekat terhadap Raja Ali Haji—dan juga tokoh lainnya— tentu saja penting artinya, tidak hanya untuk mengetahui latar belakang dan karya-karya yang dihasilkannya, melainkan juga guna mengetahui apa sumbangannya bagi ilmu pengetahuan. Gambaran tentang Raja Ali Haji yang umumnya hanya dikenal sebagai sastrawan, ternyata belum cukup jika hanya sampai pada Gurindam Dua Belas saja.
 
RAH Lewat karyanya Tuhfat al-Nafis dan Silsilah Melayu Bugis dan Segala Raja-Rajanya, ia juga termasuk seorang sejarawan. Bahkan boleh dikatakan sebagai perintis penulisan sejarah modern di wilayah Melayu, seperti juga Tun Sri Lanang dan Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Sementara dari karya Bustanul Katibina dan Kitab Pengetahuan Bahasa nyata bahwa beliau juga seorang bahasawan. Ia pun merupakan penduduk nusantara pertama yang menyodorkan konsep pembagian kelas kata tradisi Arab dalam bahasa Melayu.
 
Raja Ali Haji sebagai putra kelahiran Pulau Panyengat, Tanjung Pinang, Riau, rupanya menyadari tanggung jawab kepada tanah leluhurnya, Kendati ia dibesarkan di lingkungan bangsawan Riau keturunan Bugis, ia tetap akrab dengan masyarakat sekitarnya. Di sisi lain, beliau pun dikenal sebagai penganut garis keras dan konservatif dalam menentang Inggris. Itulah sebabnya, karya Raja Ali Haji yang lain sengaja tidak dipopulerkan oleh orang-orang Inggris.
 
Raja Ali Haji yang lahir tahun 1808 ini termasuk juga seorang penganut tasawuf yang taat. Ajaran tarikat Nakhsyahbandiah dan kemahirannya berbahasa Arab akan mudah dapat kita tangkap pada bagian pembukaan di hampir semua karyanya. Demikian juga dengan nasihat dan pendidikan moral acap kali ia selipkan dalam uraiannya. Raja Ali Haji hampir tidak pernah luput dari tugas keulamaannya.
 
Sementara itu, harus diakui pula, bahwa upaya Raja Ali Haji dalam menerapkan kaidah-kaidah tradisi bahasa Arab dalam bahasa Melayum terbukti memperlihatkan beberapa hal yang kurang sesuai dan ada beberapa kelemahannya. Sungguhpun demikian, beliaulah orang pertama yang mencoba membagi kelas kata dalam bahasa Melayu dengan menggunakan konsep kelas kata tradisi bahasa Arab.
 
Dilihat dari aspek kesejarahan, hal itu memberi gambaran yang jelas bahwa pada masa itu pengaruh Islam di Riau terasa begitu kuat. Maka dalam konteks sejarah bahasa Indonesia, perjalanannya juga ditandai oleh kehadiran tradisi India (terutama dalam bahasa Jawa Kuna), tradisi Eropa yang hingga kini paling berpengaruh, serta tradisi Arab dengan tokohnya, Raja Ali Haji.
 
Raja Ali Haji meninggal tahun 1875 dalam usia 67 tahun. Ia telah meninggalkan warisan kita berupa karya-karyanya yang belum jelas berapa sebenarnya buah tangan beliau. Justru inilah tugas kita sekarang melacak dan memperkenalkan buah karyanya bagi dunia ilmu pengetahuan. Dalam hal ini pula, peranan para filolog akan sangat penting artinya, terutama dalam menanamkan rasa cinta terhadap khazanah budaya bangsanya yang masih terpendam.
***

*) Maman S. Mahayana, lahir di Cirebon, Jawa Barat, 18 Agustus 1957. Dia salah satu penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (2005). Menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FS UI) tahun 1986, dan sejak itu mengajar di almamaternya yang kini menjadi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI). Tahun 1997 selesai Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Pernah tinggal lama di Seoul, dan menjadi pengajar di Department of Malay-Indonesian Studies, Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, Korea Selatan. Selain mengajar, banyak melakukan penelitian. Beberapa hasil penelitiannya antara lain, “Inventarisasi Ungkapan-Ungkapan Bahasa Indonesia” (LPUI, 1993), “Pencatatan dan Inventarisasi Naskah-Naskah Cirebon” (Anggota Tim Peneliti, LPUI, 1994), dan “Majalah Wanita Awal Abad XX (1908-1928)” (LPUI, 2000). http://sastra-indonesia.com/2010/10/raja-ali-haji-bapak-kesusastraan-melayu/

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae