Sabrank Suparno
http://forumsastrajombang.blogspot.com/
Pengajian Padhang mBulan tanggal 26 Juli 2010 kemarin Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) datang terlambat hingga jam 23:00. Kegelisahan Jama’ah mulai tampak pada setiap wajah. Sebagian sudah tidak serantan dan langsung nyelonong pulang. Sebagian lagi bertahan dengan kegelisahan. Mungkin dalam Jama’ah menyimpulkan hasil ‘rugi’ dalam gambling/ perjudian niatnya, jika Cak Nun tidak datang.
Kita coba total kata ‘rugi’ ini bagi Jama’ah secara psiko-analisis. Pertama: mungkin sejak berangkat dari rumah Jama’ah sudah memasang standar untung rugi jika Cak Nun datang. Dengan modal berangkat jauh-jauh, menyibak jalanan, meluangkan waktu dan tenaga. Ini berarti keberadaan Cak Nun secara verbal masih diletakkan sebagai ‘single power’ dari acuan serap untuk memenuhi kebutuhan Jama’ahnya. Tingkat kebutuhan terhadap Cak Nun sangatlah variatif dan luas cakupannya, idola, kebanggaan, kuwalitas pemikiran, kewibawaan, ingin mendebat, mengukur diri, mencari perhatian khusus, mencari bahan untuk kemudian digunakan berdebat dengan orang lain (bukan Jama’ah), ataupun obsesi diri, atau juga mengintip peluang agar mendapatkan suatu hasil dari tendernya Cak Nun. Dan saya kira masih banyak hal yang Jama’ah sendiri mengetahui dari jendela kaca hati Jama’ah. Kedua: kegagalan Jama’ah dalam memahami, dan menerapkan nilai Ma’iyah. Kegagalan ini bersifat fenomenal, bergantung dari seberapa prosen individu menemukan rumusan atas psikoanalisis pertama. Cak Nun sebagai idola, kebanggaan, artinya, tiap manusia diberi kelebihan berbeda. Salah satu fungsinya adalah agar yang kekurangan dapat terpenuhi dari yang kelebihan. Sebagaimana Rosul, disempurnakan untuk mencukupi kekurangan umatnya. Kekurangan pada umatnya dimaksudkan Tuhan agar manusia tidak sombong, dan hanya Tuhan yang berhak sombong. Kita (Jama’ah) tingkat kekurangannya tergolong berkadar tinggi. Terutama dari segi wawasan, dan rumusan-rumusan hidup yang lebih tepat. Disinilah Jama’ah Ma’iyah menyerap kekurangan dirinya dari sosok Cak Nun. Sudah barang tentu dan alamiyah sekali jika sebagai rasa terima kasih (pada kadar terendah) Jama’ah yembulih dengan membanggakannya. Dengan syarat, Jama’ah Ma’iyah mengerti betul seluk beluk sikap membanggakan itu. Mengenai idola ini, Cak Nun pernah menjelaskan. Idola berasal dari bahasa Inggris, I=saya, dool=boneka. Mengidolakan Cak Nun = menganggap Cak Nun boneka. Dan hal itu bisa meruntuhkan eksistensi Jama’ah dan Cak Nun di hadapan Tuhan.
Sosok kewibawaan dan kebesaran jiwa Cak Nun dalam memahami dirinya sebagai totokromo dihadapan Alloh, dapat anda baca ulang dalam tulisan Cak Nun “Orang-Orang Ma’iyah dan Gerbang Ghaib”, dalam Gerbang Ghaib ini radikal-sufistik Emha terpancar: pilihan moral untuk menentukan yang ‘ia’ dan meninggalkan yang ‘tidak’, meyisir secara jeli hal-hal yang bersifat profan. Padahal maqom keunggulan dibanding yang lain adalah hak Emha untuk menempatinya. Artinya, skala kebesaran Emha adalah kuasa Tuhan. Segala perangkat Emha(jasat dan jiwa) adalah sosok yang di-sewa Tuhan, untuk dititipi ilmunya yang tidak mungkin Alloh sendiri turun ke manusia. Emha adalah sosok yang diranjingi (dirasuki) sifat kesempurnaan Alloh dalam menyikapi kehidupan. Jika Alloh berkenan, dan Alloh ‘nginggati’ sifat-Nya yang dirasukkan ke Emha, maka Emhanya tidak berubah sebagai sosok manusia, tetapi tidak lagi seperti Emha yang selama ini. Gerbang Ghaib adalah sifat Alloh tertepat yang diranjingkan Alloh ke Emha.
Ada ilustrasi misalnya, si Fulan diajak masuk ke dalam bumi oleh Alloh, ditunjukkan lapisan bumi, kekayaan bumi, kesaktian bumi. Kemudian ia diterbangkan menjelajahi jajaran langit. Ia mengetahui keluasan langit, harta kekayaan di langit, kesaktian di langit. Kemudian ia diperkenankan Alloh atas ridlhoNya untuk memilih salah satu yang ditawarkan, dan pasti diwujudkan. Si Fulan ternyata menjawab “kalau memang aku disuruh meminta dan engkau mengabulkan, aku hanya akan meminta: takdir yang sudah engkau tentukan terhadapku, lakukanlah. Aku ikhlas menerimanya walau pahit”. Semacam inilah sifat bijak Alloh yang diranjingkan ke Emha di Gerbang Ghaib.
Cerita di atas ada 2 hal yang kita timbang. Pertama : disuruh Alloh, difasilitasi memilih, tetapi tidak nurut, ini juga tidak bertotokromo terhadap Alloh. Kedua : mengembalikan urusan kepada Alloh, berarti menempati keberadaan manusia sebagai hamba, dan sekaligus memposisikan Tuhan sebagai Tuhan. Pilihan pada tawaran pertama adalah hak, sedang pilihan pada tahap kedua adalah sublimitas-evelatif pemaknaan total.
Pemikiran-pemikiran Emha: Bagi jama’ah yang ‘kutu buku’ sesungguhnya seluruh pemikiran Emha pati ada rujukan kembar dengan para penulis yang sudah ada, baik buku-buku Barat atau Kitab Kuning sekalipun. Yang menarik dari pemikiran Emha adalah Ia mampu menghadirkan bentuk pemikiran dalam buku itu secara luwes, gamblang dan mudah dipahami dalam konteks kekinian. Padahal Emha sendiri dalam kesibukannya tidak mungkin sempat membaca buku. Dan tidak jarang pemikiran baru Emha justru menyempurnakan atau sekaligus menolak ketika atau merevisi pemikiaran pakar pandahulunya.
Yang berbeda antara Emha dan tokoh besar seangkatannya adalah konsistensi peng-amal-an atas keilmuan itu sendiri, yang dilakukan secara intens dan periodik dari segala lapisan zaman. Dan ketika tokoh besar lainnya mandeg kreatifitasnya, Emha tetap langgeng.
Kenapa tokoh lain mandeg? Kenapa juga Emha tetap langgeng? Jawabnya adalah murni keterlibatan Alloh. Emha itu ibarat burung berkwalitas. Dengan sendirinya, sang pemilik akan mengurusi burung itu secara intensif dan menempatkan burung dalam sangkar tertentu.
Selayaknyalah Jama’ah Ma’iyah menyadari hal ini. Emha hanyalah sosok dari sekian anak manusia yang disewa Alloh untuk memancarkan cahaya-Nya, dalam kadar yang lebih terang dibanding kita semua. Seandainya Alloh bertanya “Hai orang-orang Ma’iyah, apa yang kau lakukan setelah Aku tunjukkan cahaya terbaikku yang berupa Emha? Kita harus menjawab!” semampuku, aku akan mensyukurinya dengan cara turut menyebarkan cahaya Mu itu, bukan karena Emha, melainkan karena Alloh. Ma’iyah sejati sesungguhnya bersifat ekspektatif, dimana entitas peradaban baru tidak terwujud semudah membalik telapak tangan, melainkan ada energi power yang terbentuk jauh sebelumnya. Maka ketidakhadiran Emha dalam Forum Ma’iyah ketika berhalangan, bukan masalah signifikan. Jama’ah Ma’iyah tetap bisa berdiskusi untuk mengembangkan sayap-sayap wawasannya. Dengan syarat, jama’ah harus mampu mengosongkan diri dari segala ego kepemilikannya, sehingga ketika berdiskusi mampu menyerap ilmu seremeh apapun dari Jama’ah lain, sekalipun komentar anak kecil.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar