M.D. Atmaja
http://www.sastra-indonesia.com/
Sehabis subuh berlalu, Pak Tumpul bangun tidur dengan mata yang hampir keluar dari kelopaknya. Nafasnya pun terenggah-engah. Keringat sebesar kedelai menggantung di mukanya. Bintik-bintik seperti jerawat yang juga membasahi keningnya yang botak. Pak Tumpul mengelus kucir belakang yang terasa gatal. Dia masih duduk di tempat tidurnya ketika mendapati istrinya telah selesai mandi.
“Aku bermimpi, Bu!” ucap Pak Tumpul pada istrinya yang berlilitkan handuk.
“Ah, mimpi apa, Pak? Bukan kah setiap hari Bapak mimpi?” sahut istrinya ringan.
“Ini sesuatu yang penting, Bu. Menyangkut masalah tata pemerintahan di Kelurahan kita ini. Datang seperti wahyu yang menerangi hatiku.” Ucap Pak Tumpul bersemangat dengan sorot mata berbinar seperti lampu sorot yang membelah gelap mencari codot.
“Mau terjadi kekacauan, Pak?” tanya istrinya yang sambil memandangi Pak Tumpul melalui kaca riasnya. “Akan ada manipulasi politik dan kekisruhan lagi? Wah, harga-harga akan naik, Pak. Lebih baik kita sekarang mulai menimbun saja. Biar nanti tidak kebingungan.”
Pak tumpul menarik kepalanya ke belakang. Dia kaget dengan tanggapan istrinya yang dingin namun ada benarnya juga. Tapi, Pak Tumpul menggelengkan kepala.
“Iya, Bu, hanya saja bukan masalah itu. Ini mengenai Pak Lurah Beye.”
“Pak Lurah Beye akan dijatuhkan, Pak? Wah, kalau seperti itu kita bisa ikut jatuh, Pak. Bapak musti cepat bertindak agar Pak Lurah Beye tidak jatuh. Bagaimana pun juga, Bapak ini salah satu orang kepercayaan Beliau. Anak Emas Pak Lurah Beye. Posisi yang menjanjikan, lho, Pak. Jadi jangan sampai kehilangan kesempatan baik di bulan baik ini.”
“Ah, kamu ini, Bu.” sahut Pak Tumpul dengan pipi memerah. “Aku ini memang anak emas Pak Lurah Beye. Mimpi aku tadi, bukan masalah Pak Lurah Beye yang akan dilengserkan. Tapi Pak Lurah Beye yang musti dibela agar tahun 2014 bisa mencalonkan diri lagi. Soalnya, Pak Lurah Beye itu pemimpin yang langka.”
“Jadi harus dibudi-dayakan, Pak?”
“Hus! Ngawur kamu, Bu. Kalau Pak Lurah Beye tetap bisa memerintah keluruhan Luruh Indon ini, kita akan mencapai kejayaan. Akan mengalahkan keluruahan-kelurahan lain. Bahkan, Amerika itu bisa kita ungguli.”
“Nah, bagus. Kita juga bisa ikut unggul.”
“Tapi bagaimana caranya, Bu?”
“Bapak melaporkan saja ke Pak Lurah Beye. Perihal mimpi Bapak itu. Siapa tahu nanti Pak Lurah Beye berkenan. Kan di Luruh Indon ini segalanya bisa diatur. Selama semua dapat jatahnya.”
“Ehm,,”
“Bapak juga anggota Perwakilan Ketropak Kelurahan. Dari sana Bapak bisa merubah semua aturan yang melarang pencalonan Pak Lurah Beye.”
Pak Tumpul menganguk-anggukkan kepala. Dia merasa kalau kata-kata istrinya ada benarnya. Karena bagaimana pun juga, menurut Pak Tumpul, sebagai anak emas, harus membela kewibawaan Bapaknya. Pak Tumpul langsung pergi. Tanpa mandi. Tanpa gosok gigi. Tanpa juga ganti. Langsung meluncur ke rumah Pak Lurah Beye dengan baju tidurnya.
Sesampainya di rumah Pak Lurah Beye yang dijaga puluhan PKPL atau Pasukan Khusus Pengawal Lurah, Pak Tumpul langsung menemui Pak Lurah Beye yang tengah minum kopi dan menonton berita pagi. Di ruangan itu, Pak Tumpul mulai menjelaskan bagaimana kronologis atas mimpi yang telah dia dapatkan. Pak Tumpul juga tidak lupa menjelaskan apa saja yang dia makan sebelum tidur, sewaktu tidur dan persenggamaan dengan sang istri pun tidak terlewatkan. Sampai, setelah kelelahan, Pak Tumpul tertidur dan mendapatkan mimpi itu.
Pak Lurah Beye hanya tersenyum lebar. Pipinya yang gemuk itu ditarik dengan ringan. Beliau mengangguk-anggukkan kepala saja.
“Bagaimana, Pak Lurah, kalau saya membuat konsperensi pers?” tanya pak Tumpul sementara Pak Lurah Beye tidak menjawab apa pun. Hanya mengangguk-anggukkan kepala seperti biasanya. “Bisa, Pak?” tanya Pak Tumpul menegaskan namun hanya anggukkan kepala yang di dapat.
Tidak memakan waktu lama. Pak Tumpul pun langsung melesat kembali. Tanpa mandi. Tanpa gosok gigi. Namun sudah ganti dan menyisir kucirnya dengan rapi. Dia membuat konsperensi pers di depan puluhan wartawan yang menunggu kejenakaan dan kekonyolan si Pak Tumpul.
“Ah, terima kasih, kawan-kawan sudah berkenan berkumpul di sini. Mari silahkan duduk.” Pak Tumpul kemudian duduk bersila. “Semalam, sehabis melakukan tugas rutin yang banyak, saya itu kelelahan dan terjatuh ke dalam tidur. Di dalam tidur yang singkat itu, saya bermimpi. Bertemu cahaya merah dan putih yang berkelebat di halaman Istana Kelurahan. Uh, cahaya yang indah.”
“Terus bagaimana, Pak?” tanya seorang Wartawan dari media televisi yang rencananya sedang akan di boikot karena pemiliknya terkena kasus banjir lumpur.
“Sebentar, Mas Wartawan ini pasti tidak sabaran.” Sahut Pak Tumpul dalam seringai sambil mengelus-elus kucirnya yang mirip ekor kuda. “Cahaya merah dan putih itu mengajak saya berdiskusi soal keadaan kelurahan Luruh Indon kita ini.”
“Kelurahan yang carut-marut ya, Pak?” sahut seorang wartawan yang entah berlogo apa.
“Iya. Karena alasan itu, roh merah dan putih menemui saya di dalam mimpi. Roh itu tahu kalau saya adalah seorang warga kelurahan yang baik.”
“Berpesan apa, Pak?”
“Bahwa Pak Lurah Beye seorang pemimpin yang tepat untuk memimpin kita. Beliau adalah Bapak yang bertanggung jawab kepada anak dan istrinya.”
“Kalau pada rakyat, Pak?” tanya seorang wartawan.
“Ya itu tergantung teks dan konteksnya. Akan panjang lebar kalau kita bahas sekarang.”
“Lanjutkan, Pak!” sahut seorang wartawan dari belakang jauh.
“Lebih cepat lebih baik, Pak!” sahut yang lain lagi.
“Ya, saya lanjutkan ya? Roh merah putih ini, meminta pada saya untuk menyampaikan keinginan roh atas kepemimpinan yang baik kepada rakyat. Bahwa Bapak Lurah Beye adalah Lurah yang paling tepat dari calon-calon yang ada pada nantinya. Karena itu lah, Pak Lurah Beye, perintah roh merah putih dalam mimpi saya, musti mendapatkan kesempatan untuk terus mencalonkan diri di Pilihan Lurah tahun 2014 nanti, dan seterusnya, dan seterusnya!”
“Itu bukannya sudah di atur, kalau seorang Lurah hanya boleh menjadi Lurah selama 2 periode? Akan melanggar hukum, Pak!”
“Ah, kata siapa? Semuanya kan bisa diatur.”
“Kalau nanti Pak Lurah Beye naik keprabon kelurahan untuk ketiga kalinya, bukankah itu sebagai langkah untuk meng-kera-jakan kelurahan kita ini, Pak. Akan terjadi proses hegemono, eh hegemoni kepemimpanan dan citra kekuasaan yang berakibat buruk.” Ungkap seorang wartawan.
“Apa Pak Lurah Beye bermaksud menjadi raja baru di keluarahan kita ini, Pak?”
“Ini kan pesan roh merah dan putih di halaman Istana Kelurahan yang dititipkan pada saya.” Sahut Pak Tumpul.
Pertanyaan demi pertanyaan terus saja mengalir sampai jauh. Baru saja 5 menit sudah menyebar ke seluruh pelosok kelurahan. Para politisi di seberang lain, saling melemparkan paradigma. Apa yang baru saja diungkapkan Pak Tumpul menuai kontraversi yang panas. sampai di lain tempat, Pak Lurah Beye mengutus juru bicara kelurahan untuk menyampaikan pada wartawan bahwa kabar itu, sama sekali tidak diketahui oleh Pak Lurah Beye sendiri.
Kita kembali ke konsperensi pers-nya pak Tumpul. Para wartawan hanya mendapatkan jawaban-jawaban tidak masuk akal dari salah satu Perwakilan Kethoprak Kelurahan itu. Jawaban-jawaban yang konyol terus Pak Tumpul lontarkan untuk menjelaskan maksudnya.
“Ada kemungkinan Pak, kalau setelah tahun 2014 tidak akan ada lagi pemilu?” tanya seorang wartawan.
“Lha, terus bagaimana memilih Lurahnya?” pak Tumpul berbalik bertanya.
“Ya, diwariskan saja dari Pak Lurah Beye ke anaknya itu. Kan juga sudah disiapkan!” sahut wartawan dalam tawa sinis dan marah.
“Yah… bisa juga seperti itu. Ya.. bisa juga seperti itu.”
Bantul – Studio SDS Fictionbooks, 22 Agustus 2010.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Senin, 30 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar