Senin, 30 Agustus 2010

Mimpi Pak Tumpul

M.D. Atmaja
http://www.sastra-indonesia.com/

Sehabis subuh berlalu, Pak Tumpul bangun tidur dengan mata yang hampir keluar dari kelopaknya. Nafasnya pun terenggah-engah. Keringat sebesar kedelai menggantung di mukanya. Bintik-bintik seperti jerawat yang juga membasahi keningnya yang botak. Pak Tumpul mengelus kucir belakang yang terasa gatal. Dia masih duduk di tempat tidurnya ketika mendapati istrinya telah selesai mandi.

“Aku bermimpi, Bu!” ucap Pak Tumpul pada istrinya yang berlilitkan handuk.

“Ah, mimpi apa, Pak? Bukan kah setiap hari Bapak mimpi?” sahut istrinya ringan.

“Ini sesuatu yang penting, Bu. Menyangkut masalah tata pemerintahan di Kelurahan kita ini. Datang seperti wahyu yang menerangi hatiku.” Ucap Pak Tumpul bersemangat dengan sorot mata berbinar seperti lampu sorot yang membelah gelap mencari codot.

“Mau terjadi kekacauan, Pak?” tanya istrinya yang sambil memandangi Pak Tumpul melalui kaca riasnya. “Akan ada manipulasi politik dan kekisruhan lagi? Wah, harga-harga akan naik, Pak. Lebih baik kita sekarang mulai menimbun saja. Biar nanti tidak kebingungan.”

Pak tumpul menarik kepalanya ke belakang. Dia kaget dengan tanggapan istrinya yang dingin namun ada benarnya juga. Tapi, Pak Tumpul menggelengkan kepala.

“Iya, Bu, hanya saja bukan masalah itu. Ini mengenai Pak Lurah Beye.”

“Pak Lurah Beye akan dijatuhkan, Pak? Wah, kalau seperti itu kita bisa ikut jatuh, Pak. Bapak musti cepat bertindak agar Pak Lurah Beye tidak jatuh. Bagaimana pun juga, Bapak ini salah satu orang kepercayaan Beliau. Anak Emas Pak Lurah Beye. Posisi yang menjanjikan, lho, Pak. Jadi jangan sampai kehilangan kesempatan baik di bulan baik ini.”

“Ah, kamu ini, Bu.” sahut Pak Tumpul dengan pipi memerah. “Aku ini memang anak emas Pak Lurah Beye. Mimpi aku tadi, bukan masalah Pak Lurah Beye yang akan dilengserkan. Tapi Pak Lurah Beye yang musti dibela agar tahun 2014 bisa mencalonkan diri lagi. Soalnya, Pak Lurah Beye itu pemimpin yang langka.”

“Jadi harus dibudi-dayakan, Pak?”

“Hus! Ngawur kamu, Bu. Kalau Pak Lurah Beye tetap bisa memerintah keluruhan Luruh Indon ini, kita akan mencapai kejayaan. Akan mengalahkan keluruahan-kelurahan lain. Bahkan, Amerika itu bisa kita ungguli.”

“Nah, bagus. Kita juga bisa ikut unggul.”

“Tapi bagaimana caranya, Bu?”

“Bapak melaporkan saja ke Pak Lurah Beye. Perihal mimpi Bapak itu. Siapa tahu nanti Pak Lurah Beye berkenan. Kan di Luruh Indon ini segalanya bisa diatur. Selama semua dapat jatahnya.”

“Ehm,,”

“Bapak juga anggota Perwakilan Ketropak Kelurahan. Dari sana Bapak bisa merubah semua aturan yang melarang pencalonan Pak Lurah Beye.”

Pak Tumpul menganguk-anggukkan kepala. Dia merasa kalau kata-kata istrinya ada benarnya. Karena bagaimana pun juga, menurut Pak Tumpul, sebagai anak emas, harus membela kewibawaan Bapaknya. Pak Tumpul langsung pergi. Tanpa mandi. Tanpa gosok gigi. Tanpa juga ganti. Langsung meluncur ke rumah Pak Lurah Beye dengan baju tidurnya.

Sesampainya di rumah Pak Lurah Beye yang dijaga puluhan PKPL atau Pasukan Khusus Pengawal Lurah, Pak Tumpul langsung menemui Pak Lurah Beye yang tengah minum kopi dan menonton berita pagi. Di ruangan itu, Pak Tumpul mulai menjelaskan bagaimana kronologis atas mimpi yang telah dia dapatkan. Pak Tumpul juga tidak lupa menjelaskan apa saja yang dia makan sebelum tidur, sewaktu tidur dan persenggamaan dengan sang istri pun tidak terlewatkan. Sampai, setelah kelelahan, Pak Tumpul tertidur dan mendapatkan mimpi itu.

Pak Lurah Beye hanya tersenyum lebar. Pipinya yang gemuk itu ditarik dengan ringan. Beliau mengangguk-anggukkan kepala saja.

“Bagaimana, Pak Lurah, kalau saya membuat konsperensi pers?” tanya pak Tumpul sementara Pak Lurah Beye tidak menjawab apa pun. Hanya mengangguk-anggukkan kepala seperti biasanya. “Bisa, Pak?” tanya Pak Tumpul menegaskan namun hanya anggukkan kepala yang di dapat.

Tidak memakan waktu lama. Pak Tumpul pun langsung melesat kembali. Tanpa mandi. Tanpa gosok gigi. Namun sudah ganti dan menyisir kucirnya dengan rapi. Dia membuat konsperensi pers di depan puluhan wartawan yang menunggu kejenakaan dan kekonyolan si Pak Tumpul.

“Ah, terima kasih, kawan-kawan sudah berkenan berkumpul di sini. Mari silahkan duduk.” Pak Tumpul kemudian duduk bersila. “Semalam, sehabis melakukan tugas rutin yang banyak, saya itu kelelahan dan terjatuh ke dalam tidur. Di dalam tidur yang singkat itu, saya bermimpi. Bertemu cahaya merah dan putih yang berkelebat di halaman Istana Kelurahan. Uh, cahaya yang indah.”

“Terus bagaimana, Pak?” tanya seorang Wartawan dari media televisi yang rencananya sedang akan di boikot karena pemiliknya terkena kasus banjir lumpur.

“Sebentar, Mas Wartawan ini pasti tidak sabaran.” Sahut Pak Tumpul dalam seringai sambil mengelus-elus kucirnya yang mirip ekor kuda. “Cahaya merah dan putih itu mengajak saya berdiskusi soal keadaan kelurahan Luruh Indon kita ini.”

“Kelurahan yang carut-marut ya, Pak?” sahut seorang wartawan yang entah berlogo apa.

“Iya. Karena alasan itu, roh merah dan putih menemui saya di dalam mimpi. Roh itu tahu kalau saya adalah seorang warga kelurahan yang baik.”

“Berpesan apa, Pak?”

“Bahwa Pak Lurah Beye seorang pemimpin yang tepat untuk memimpin kita. Beliau adalah Bapak yang bertanggung jawab kepada anak dan istrinya.”

“Kalau pada rakyat, Pak?” tanya seorang wartawan.

“Ya itu tergantung teks dan konteksnya. Akan panjang lebar kalau kita bahas sekarang.”

“Lanjutkan, Pak!” sahut seorang wartawan dari belakang jauh.

“Lebih cepat lebih baik, Pak!” sahut yang lain lagi.

“Ya, saya lanjutkan ya? Roh merah putih ini, meminta pada saya untuk menyampaikan keinginan roh atas kepemimpinan yang baik kepada rakyat. Bahwa Bapak Lurah Beye adalah Lurah yang paling tepat dari calon-calon yang ada pada nantinya. Karena itu lah, Pak Lurah Beye, perintah roh merah putih dalam mimpi saya, musti mendapatkan kesempatan untuk terus mencalonkan diri di Pilihan Lurah tahun 2014 nanti, dan seterusnya, dan seterusnya!”

“Itu bukannya sudah di atur, kalau seorang Lurah hanya boleh menjadi Lurah selama 2 periode? Akan melanggar hukum, Pak!”

“Ah, kata siapa? Semuanya kan bisa diatur.”

“Kalau nanti Pak Lurah Beye naik keprabon kelurahan untuk ketiga kalinya, bukankah itu sebagai langkah untuk meng-kera-jakan kelurahan kita ini, Pak. Akan terjadi proses hegemono, eh hegemoni kepemimpanan dan citra kekuasaan yang berakibat buruk.” Ungkap seorang wartawan.

“Apa Pak Lurah Beye bermaksud menjadi raja baru di keluarahan kita ini, Pak?”

“Ini kan pesan roh merah dan putih di halaman Istana Kelurahan yang dititipkan pada saya.” Sahut Pak Tumpul.

Pertanyaan demi pertanyaan terus saja mengalir sampai jauh. Baru saja 5 menit sudah menyebar ke seluruh pelosok kelurahan. Para politisi di seberang lain, saling melemparkan paradigma. Apa yang baru saja diungkapkan Pak Tumpul menuai kontraversi yang panas. sampai di lain tempat, Pak Lurah Beye mengutus juru bicara kelurahan untuk menyampaikan pada wartawan bahwa kabar itu, sama sekali tidak diketahui oleh Pak Lurah Beye sendiri.

Kita kembali ke konsperensi pers-nya pak Tumpul. Para wartawan hanya mendapatkan jawaban-jawaban tidak masuk akal dari salah satu Perwakilan Kethoprak Kelurahan itu. Jawaban-jawaban yang konyol terus Pak Tumpul lontarkan untuk menjelaskan maksudnya.

“Ada kemungkinan Pak, kalau setelah tahun 2014 tidak akan ada lagi pemilu?” tanya seorang wartawan.

“Lha, terus bagaimana memilih Lurahnya?” pak Tumpul berbalik bertanya.

“Ya, diwariskan saja dari Pak Lurah Beye ke anaknya itu. Kan juga sudah disiapkan!” sahut wartawan dalam tawa sinis dan marah.

“Yah… bisa juga seperti itu. Ya.. bisa juga seperti itu.”

Bantul – Studio SDS Fictionbooks, 22 Agustus 2010.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae