Senin, 30 Agustus 2010

Hang Tuah

Puji Santosa
http://www.sastra-indonesia.com/

Hang Tuah merupakan cerita rakyat Melayu yang sudah ditulis menjadi hikayat dan puisi Indonesia modern oleh Amir Hamzah. Kisah Hang Tuah terjadi seputar abad XV hingga Abad XVII. Beberapa pakar sastra berbeda-beda mengkategorikan kisah Hang Tuah. Menurut Werndly (1736) Hikayat Hang Tuah adalah satu cerita tentang raja-raja Melayu. Roolvink menganggap kisah Hang Tuah sebagai karya sastra sejarah yang terdiri atas dongeng dan historis. Sementara itu, Valentijn (1726), E. Netscher (1854), Overbeck (1922), Hooykaas (1947), dan A. Teeuw (1960) menyetujui bahwa kisah Hang Tuah adalah sebuah roman yang melukiskan perbuatan pelakonnya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Liaw Yock Fang (1991) menyetujui pendapat John Crawfurd (1811) bahwa kisah Hang Tuah sebagai roman sejarah (historical romance), sebab Hang Tuah sebenarnya seorang tokoh sejarah yang dapat dilihat dari buku Sejarah Melayu.

Dalam buku Sejarah Melayu itu dikisahkan bahwa Hang Tuah berasal dari keluarga yang biasa saja. Akan tetapi, atas keberanian dan kegagahannya berperang melawan musuh, akhirnya Hang Tuah menjadi seorang pahlawan yang terkenal di Tanah Melayu. Ditambah pula bahwa Hang Tuah begitu taat dan setianya kepada raja yang tidak ada bandingnya. Pengabdian Hang Tuah kepada Raja Melayu yang begitu tulus itu membuat nama Hang Tuah semakin termasyhur di seluruh Nusantara. Hang Tuah menjadi teladan bagi orang-orang kebanyakan yang ingin mencapai derajat dan pangkat tinggi dalam negeri, yakni dari rakyat biasa hingga sebagai laksamana (panglima perang angkatan laut). Lama-kelamaan, kisah Hang Tuah itu hidup di masyarakat Melayu menjadi sebuah dongeng dengan menghilangkan sifat-sifat tercelanya, seperti sombong, takabur, loba, angkara, dan tamak. Hal inilah yang mendorong Prof. Dr. Sulastin Sutrisno (1979) dari Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, membuat disertasi doktor tentang Hikayat Hang Tuah: Analisis Struktur dan Fungsi (terbit tahun 1983 oleh Gadjah Mada University Press).

Hikayat Hang Tuah dimulai dari turunnya raja-raja keinderaan di bukit Siguntang. Sang Maniaka menjadi raja di Bintan. Hang Tuah pindah dariSungai Duyung ke Bintan. Sewaktu masih muda Hang Tuah dan kawan-kawannya mampumengalahkan para perompak (bajak laut), bahkan dia dapat membunuh ular CintaMani. Kemudian Hang Tuah dan kawan-kawannya mengabdi kepada raja Bintan. Padasuatu hari raja Bintan kedatangan Patih Krama Wijaya dari Jawa dan Wira Nantayadari Daha yang disambutnya dengan meriah. Bahkan, Wira Nantaya pada saat itudiberi gelar “Ratu Melayu”.

Selanjutnya, Raja Bintan berpindah ke Melaka dan mendirikan istana di sana. Pada suatu saat, Raja Melaka meminang Tun Teja, anak gadis dari Bendahara Indrapura. Namun, pinangan raja ini ditolak. Raja tidak putus asa, kemudian mengirim utusan ke Jawa untuk meminang putri Raja Majapahit. Pinangan diterima, tetapi Raja Melaka sendiri yang harus datang ke Majapahit menjemput putri pinangan. Hang Tuah ikut serta rombongan Raja Melaka datang ke Majapahit. Sesampainya di Majpahit, berkali-kali Hang Tuah diuji nyali keberanian dan kegagahannya melawan orang-orang Jawa. Batara Majapahir akhirnya berkenan memberi anugerah gelar Laksamana kepada Hang Tuah atas keperkasaannya. Di Jawa ini pun Hang Tuah sempat berguru kepada seorang pertapa untuk belajar ilmu kebatinan dan kanuragan. Setelah beberapa lama tinggal di Majapahit, Raja Malaka pun kembali ke negerinya dengan dikawal oleh Hang Tuah dan kawan-kawannya.

Pada suatu ketika Hang Tuah difitnah telah melakukanperbuatan serong dengan seorang dayang istana. Raja Melaka murka kepada HangTuah dan menjatuhkan hukuman mati. Namun, Hang Tuah diselematkan oleh bendaharaistana dan dilarikan ke Indrapura. Di Indrapura Hang Tuah menculik Tun Tejaputri Bendahara Indrapura yang pernah disunting Raja Melaka tetapi ditolak.Hang Tuah berhasil membawa Tun Teja ke Melaka dan mempersembahkannya kepadaRaja Melaka. Atas persembahan putri itu Raja Melaka berkenan di hati danmengampuni Hang Tuah. Megat Panji Alam dari Trengganu, tunangan Tun Teja, maumelabrak ke Melaka atas diculiknya tunangannya oleh Hang Tuah. Akan tetapi,baru sampai di Indrapura sudah dapat dikalahkan oleh Hang Tuah dankawan-kawannya.

Dalam hikayat Hang Tuah ini banyak diceritakan akan kehebatan dan ketangguhan Hang Tuah menghadapi berbagai halangan dan tantangan. Satu persatu semua persoalan yang dihadapi Hang Tuah dapat diatasinya dengan baik, termasuk melawan orang-orang Portugis yang hendak menguasai Melaka. Dalam hikayat Hang Tuah ini tokoh Hang Tuah tidak mati, bahkan dapat menjadi raja orang Batak. Namun, dalam puisi “Hang Tuah” karya Ami Hamzah yang terkumpul dalam buku Buah Rindu (1941) tokoh Hang Tuah gugur melawan bala tentara Portugis dan jasadnya dilarung di lautan Selat Melaka.

Sajak “HangTuah” karya Amir Hamzah tersebut sebagai berikut.

HANG TUAH

Bayu berpuput alun digulung
Bayu direbut buih dibubung

Selat Melaka ombaknya memecah
Pukul-memukul belah-membelah

Bahtera ditepuk buritan dilanda
Penjajab dihantuk haluan ditunda

Camar terbang riuh suara
Alkamar hilang menyelam segara

Armada Peringgi lari bersusun
Melaka negeri hendak diruntun

Galyas dan pusta tinggi dan kukuh
Pantas dan angkara ranggi dan angkuh

Melaka! Laksana kehilangan bapa
Randa! Sibuk mencari cenderamata!

“Hang Tuah! Hang Tuah! Di mana dia?
Panggilkan aku Kesuma Perwira!”

Tuanku Sultan Melaka, maharaja bintan!
Dengarkan kata Bentara Kanan.

“Tun Tuah, di Majapahit nama termasyhur,
badannya sakit rasakan hancur!”

Wah, alahlah rupanya negara Melaka
Karena Laksamana ditimpa mara.

Tetapi engkau wahai Kesturi
Kujadikan suluh, mampukah diri?

Hujan rintik membasahi bumi
Guruh mendayu menyedihkan hati.

Keluarlah suluh menyusun pantai
Angkatan Portugal hajat diintai

Cucuk diserang ditikam seligi
Sauh terbang dilempari sekali

Lela dipasang gemuruh suara
Rasakan terbang ruh dan nyawa

Suluh Melaka jumlah kecil
Undur segera mana yang tampil

“Tuanku, armada peringgi sudahlah dekat
Kita keluar dengan cepat.

Hang Tuah coba lihati
Apakah ‘afiat rasanya diri?”

Laksamana, Hang Tuah mendengar berita
Armada Peringgi duduk di kuala

Minta didirikan dengan segera
Hendak berjalan ke hadapan raja

Negeri Melaka hidup kembali
Buklanlah itu Laksamana sendiri

Laksamana, cahaya Melaka, bunga Pahlawan
Kemala setia maralah Tuan.

Tuanku, jadikan patik tolak bala
Turunkan angkatan dengan segera.

Genderang perang disurunya palu
Memanggil imbang iramanya tentu.

Keluarlah Laksamana mahkota ratu
Tinggallah Melaka di dalam ragu….

Marya! Marya! Tempik peringgi
Lela pun meletup berganti-berganti

Terang cuaca berganti kelam
Bujang Melaka sukma di selat!

Amuk-beramuk buru-memburu
Tusuk-menusuk laru-meluru

Lela rentaka berputar-putar
Cahaya senjata bersinar-sinar

Laksamana mengamuk di atas pusta
Yu menyambar umpamanya nyata….

Hijau segara bertukar warna
Silau senjata pengantar nyawa.

Hang Tuah empat berkawan
Serangnya hebat tiada tertahan.

Cucuk Peringgi menarik layar
Induk dicari tempat berhindar.

Angkatan besar maju segera
Mendapatkan payar ratu Melaka.

Perang ramai berlipat ganda
Pencalang berai tempat ke segala.

Dan Gurbenur memasang lela
Umpama guntur di terang cuaca

Peluru terbang menuju bahtera
Laksamana dijulang ke dalam segara….

(Amir Hamzah, 2000. Padamu Jua. Jakarta: Grasindo, hlm. 7-11)

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae