Rabu, 07 Juli 2010

GM dan Pengembalian Bakrie Award

Wijaya Herlambang
http://www.suaramerdeka.com/

GM menyatakan mengembalikan hadiah itu karena tak setuju cara Bakrie akhir-akhir ini dalam memperkuat posisi politik.

SIAPA tak kenal Goenawan Mohamad (GM)? Dia selalu berusaha jadi firgur sederhana, meski sebenarnya sangat berpengaruh. Dia selebritas kebudayaan, pemimpin budaya ”pembebasan”, terutama bagi penggemar ideologi liberalisme.

Pada 22 Juni lalu, penanda tangan Manifes Kebudayaan tahun 1963 itu mengembalikan Bakrie Award yang dia terima tahun 2004 ke penyelenggara pemberian penghargaan, yakni Freedom Institute. Hal itu mengejutkan banyak pihak, terutama yang selama ini mengamati aktivitas kebudayaan nasional. Pertama, karena GM sebelumnya dikenal dekat dengan Freedom Institute yang didirikan keluarga Aburizal Bakrie. Kedua, sebelum kasus Bank Century meletus, yang menyeret nama Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, hubungan GM dan Bakrie baik-baik saja.

GM menyatakan mengembalikan hadiah itu karena tak setuju cara Bakrie akhir-akhir ini dalam memperkuat posisi politik. Lebih spesifik, GM menyatakan mengetahui Bakrie memotori serangan terhadap Boediono dan Sri Mulyani. Meski, menurut pendapat dia, kedua pejabat itu ”tak bersalah” dalam kasus Bank Century.

Terlepas dari benar atau tidak, alasan itu masuk akal. Sebab, baik langsung maupun tidak, Bakrie punya andil besar dalam pendongkelan Sri Mulyani dari kursi menteri. Melihat sikap politik GM yang mendukung pencalonan Boediono sebagai wakil presiden pada Pemilu 2009, wajar bila ada yang menyimpulkan pengembalian Bakrie Award merupakan bagian dari usaha GM mempertahankan dukungan pada Boediono.

Jadi dia merasa wajib membersihkan nama Boediono dan Sri Mulyani, dengan meyakinkan publik bahwa kedua pejabat negara itu tak bersalah. Namun ada pula yang berpendapat, pengembalian hadiah itu berkait dengan pandangan ideologis GM. Rekam jejak GM dalam membela ”prinsip kemanusiaan” atas nama ”kebebasan berekspresi” sudah dikenal sejak tahun 1960-an, meski berakibat fatal bagi penulis kiri yang tergabung dalam Lekra, lembaga kebudayaan yang berafiliasi ke PKI. Akibat kampanye ideologis kelompok penanda tangan Manifes Kebudayaan, tradisi ”kiri” — terutama dalam perkembangan sastra selama masa Orde Baru — tersingkir secara dramatis.

Pintu Gerbang

Kemampuan GM menjalin kontak dengan lembaga dan tokoh berpengaruh di dalam dan luar negeri juga tak dapat diragukan. Hubungan yang dia bangun dengan diplomat kebudayaan, seperti Ivan Kats dari Congress for Cultural Freedom tahun 1960-an atau John McGlynn dari Yayasan Lontar, menjadi salah satu pintu gerbang penting bagi lalu lintas kebudayaan transnasional di Indonesia. Kedekatan GM dengan tokoh-tokoh berpengaruh, seperti mantan perwakilan Ford untuk Indonesia, Philip Yampolsky dan Mary Zurbuchen, mantan Direktur Bank Dunia, Paul Wolfowitz, dan mantan Direktur USAID untuk Indonesia, Mark Johnson, juga merupakan petunjuk penting: dia memiliki jaringan luas dengan perwakilan lembaga donor dari Amerika Serikat (AS).

Dari situlah terbangun kontak antara GM dan Ford Foundation, Rockefeller Foundation, Asia Foundation, dan USAID. Atas dasar itu, tak mengejutkan bila banyak tuduhan dilemparkan bahwa GM merupakan agen kebudayaan (neo)-liberalisme, meski tuduhan itu masih harus didukung bukti lebih meyakinkan.

Pertanyaannya, mengapa GM ngotot membela Boediono dan terutama Sri Mulyani yang terjungkal gara-gara kampanye Bakrie di DPR untuk mengusut kasus Bank Century? Mengapa kasus Boediono-Sri Mulyani dalam skandal Bank Century bisa mengubah aliansi GM dan Bakrie menjadi seteru?

Perlu diingat, kedekatan GM dan kelompok Bakrie bermula dari kolaborasi GM dan proteges-nya seperti Nirwan Dewanto dan aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) dengan Freedom Institute awal tahun 2000-an. Sejak GM mendirikan JIL tahun 2001, sebagai bagian dari Komunitas Utan Kayu yang berpengaruh, hingga Komunitas Salihara yang dibangun tahun 2008, keluarga Bakrie melalui Freedom Institute menjadi salah satu penyandang dana terbesar, selain AS melalui the Asia Foundation dan USAID serta lembaga donor asing lain.

Apalagi tahun 2005 GM bekerja sama dengan Freedom Institute untuk mendukung kebijakan pemerintah menghapus subsidi bahan bakar minyak dengan mengumpulkan tanda tangan dari para tokoh terkenal, termasuk Frans Magnis-Suseno yang pernah diunggulkan sebagai penerima Bakrie Award. Itu menunjukkan, pada suatu masa pandangan GM seiring dengan kepentingan politik Bakrie yang menginginkan privatisasi (pasar bebas) sumber energi. Bahkan GM mempertahankan Bakrie Award ketika Aburizal Bakrie jadi pusat kritik sejak tahun 2006 akibat kasus lumpur Lapindo.

Washington Consensus

Sementara itu, keberpihakan GM pada Boediono dan Sri Mulyani juga dapat dilihat berdasar peran kedua pejabat itu, terutama Sri Mulyani, yang kerap dituduh sebagai pendukung kebijakan pasar bebas (market fundamentalism) yang diperkenalkan pakar ekonomi dari Institute for International Economics, John Williamson, melalui istilah Washington Consensus.

Washington Consensus merupakan doktrin untuk menggunakan perangkat ekonomi, seperti stabilitas ekonomi makro, pasar modal, perdagangan bebas, dan privatisasi perusahaan negara, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi di dunia ketiga, termasuk Indonesia. Tentu cara itu menuai kritik tajam dari berbagai kalangan, termasuk dari pakar linguistik dan politik seperti Noam Chomsky dan sejarawan sekaligus novelis dari jurnal New Left Review, Tariq Ali.

Mereka berpendapat, doktrin pasar bebas yang diterapkan melalui Washington Consensus tak lain adalah upaya negara maju membuka pasar buruh dari negara berkembang untuk dieskploitasi perusahaan raksasa dari negara maju, terutama AS. Dalam konteks kebijakan pasar bebas itulah, pandangan GM berkesesuaian dengan perspektif Boediono dan Sri Mulyani, yang menurut sebagian orang pro-Washington Consensus.

GM tentu sadar keputusan mengembalikan Bakrie Award tak hanya memicu kontroversi di masyarakat, tetapi juga memicu permusuhan dengan Bakrie. Konsekuensi dari alasan GM mengembalikan hadiah itu bisa jadi merugikan reputasi dan kepentingan politiknya. Pertama, pengembalian penghargaan itu dengan alasan membela Boediono dan Sri Mulyani memunculkan penilaian: keputusan GM lebih dipengaruhi kepentingan politik ketimbang perspektif moral dalam membela korban lumpur Lapindo yang lebih substansial. Kedua, ada pendapat lebih elok GM mengembalikan hadiah itu ketika malapetaka Lapindo meletus tahun 2006. Ketiga, pengembalian penghargaan itu mengakibatkan hubungan politik yang dia bina dengan Bakrie selama ini hancur, sekaligus secara tak langsung GM memopulerkan penghargaan itu. Pendek kata, jika GM hendak menunjukkan sikap sebagai pejuang ”pembebasan”, alasan pengembalian Barkrie Awad itu tidak tepat dan terlambat. Namun, ternyata, kepentingan politik lebih berharga ketimbang yang lain. (51)

- Wijaya Herlambang, kandidat doktor pada The School of Languages and Comparative Cultural Studies, The University of Queensland, Australia.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae