Senin, 19 Juli 2010

Di Atas Bukit Di Bawah Langit

M.D. Atmaja
http://www.sastra-indonesia.com/

Anak manusia, lelaki, tapi dasar dia adalah seorang Lelaki Pendosa. Dia memang lelaki, namun tubuhnya tidak sekuat jiwanya dalam menempuhi hari. Lelaki kurus yang diberati timbangan dosa. Sepertinya dia tidak pernah perduli akan itu. Dia terus mengembara, menempuhi perjalanan yang terasa semakin semakin memukau semenjak kedatangan Perempuan Pendoa di dalam langkah perjalanan sunyi. Kakinya berkelana, tangannya yang lentik bermain kata menyeret seorang perempuan yang telah memenjara jiwanya. Perjalanan Lelaki Pendosa harus ada Perempuan Pendoa di sana, sebab jiwa sang lelaki telah terlumpuhkan begitu saja. Terlumpuhkan tanpa peperangan. Menyerah tanpa pemberontakan.

Pada keheningan sore, ketika hujan rintik untuk sejenak, jalan-jalan padat kota mereka tinggalkan. Ada angin dari selatan yang menantang. Langit di atas telah berwarna jingga, dengan gumpalan-gumpalan hitam di beberapa sudut. Pada sudut-sudut jalan yang lain, sisa-sisa kelopak mawar yang mulai layu masih tertinggal. Tidak hanyut dibawa hujan. Tidak juga berhamburan ketika angin meluncur tanpa penghalang.

Lelaki Pendosa menyeret langkah bersama Perempuan Pendoa. Melaju di dalam satu irama yang hening.

“Tentang apa?” Tanya orang-orang yang memandang sinis, memandang penuh curiga akan Pendoa dan Pendosa.

“Cinta!” begitu jawab Pendoa dan Pendosa di dalam hati dalam senyuman kecil.

“Cinta apa antara doa dan dosa?” orang-orang kembali menanyakan namun Perempuan Pendoa menggelengkan kepala dalam senyuman. Ia memandangi sang Pendosa yang menatap teduh dan tenang.

“Kesatuan!” jawab Lelaki Pendosa dan Perempuan Pendosa bersamaan.

“Satu antara doa dan dosa.” Sang Pendosa menegaskan dalam senyuman lebar dan menantang dunia.

Tidak ada lagi yang bertanya. Mereka berdua melaju ke selatan, menanjaki bukit karang yang terjal namun dibelai air dan hancur. Pendoa dan Pendosa berdiri, di atas bukit memandangi ke bawah. Ombak yang memutih, berbuat bercampur kecoklatan yang entah datang dari mana. Berlarian seperti anak kecil, atau lelaki kasmaran yang melihat pantai bak perempuan terkasih yang telanjang. Lalu keduanya bergumul dalam irama yang pasti. Ombak ditarik lagi, seperti hasrat yang telah terpuaskan setelah mencumbui pantai yang hangat setelah dibelai matahari. Lalu sesaat kemudian, hasrat itu pun kembali lagi, ombak datang dan membelai pantai.

Kegelapan tiba-tiba membungkus. Tidak ada yang terlihat. Bahkan Pendoa dan Pendosa tidak mampu melihat diri mereka sendiri. Kegelapan begitu pekat, hanya gemuruh ombak yang terus memacu hasrat tak tertahankan. Bergemuruh di dalam kegelapan yang pekat.

Perempuan Pendoa menggelengkan kepala, “Ini tidak benar!” ucapnya dengan penuh kepastian. “Ini bukan saatnya!” ucapnya kembali sementara Lelaki Pendosa telah tenggelam di dalam kegelapan.

Walau telah terbungkus dalam kegelapan, sang Pendosa masih bisa mendengar kata-kata kekasihnya yang membisik di telinga. Sang Pendosa menarik nafas, menarik diri dari kegelapan lalu melihat dua bola mata yang memancar indah. Dia rasa sedang melihat bintang. Lalu bibir yang tersenyum, basah seperti telaga yang dapat memberikan penawar atas racun kehidupan. Telaga yang manis, merubah penderitaan menjadi kebahagiaan dan hiasan yang penuh makna dengan rekahan panjang.

“Semua belum terlafalkan dengan baik, Sayang!” ucap sang Pendosa sambil menggenggam erat tangan kekasihnya, suaminya.

Sang Pendosa memandangi mata bening yang memancar indah. Ia menganggukkan kepala dan menarik diri. Matahari tumbuh dari timur. Ia merayapi gunung yang dingin. Perlahan-lahan anak panah sinarnya melesat jauh dan jatuh berpendar di bumi. Lelaki Pendosa dan Perempuan Pendosa berdiri di atas bukit. Keduanya sedang bermandikan cahaya matahari yang hangat. Keduanya bernaung di bawah langit yang terhampar pucat

Perempuan Pendoa kembali tersenyum. Telaga itu merekah semakin lebar ketika pandangannya tergantung pada garis putih yang berada di depannya.

“Langit dan Bumi seperti bersatu. Tapi selalu ada garis putih yang menjadi jarak antara keduanya.” Ucap Perempuan Pendoa dalam senyuman. “Begitu luas.”

“Yah, luas.” Sahut sang Pendosa yang terlihat tidak tertarik dengan alam yang ada di depannya.

“Volume air itu tetap, tapi daratan terdesak ke belakang.” Ucap Perempuan Pendoa.

“Daratan juga akan tetap sama. Ada yang terdesak ke belakang. Ada yang terdesak ke depan.” Ucap Lelaki Pendosa dalam senyuman.

“Ah, Sayang,” Perempuan Pendoa mencoba mengalihkan pandangan sang Pendosa yang terpaku kepadanya, “di depan ada pemandangan yang indah, Sayang. Garis putih yang lurus, cakrawala.”

“Kaki ini telah melangkah begitu jauh, memandang ke seluruh penjuru namun di sana tidak ada yang indah. Masih ada yang keindahan yang memancar dengan tulus dalam pengertian dan penerimaan atas seorang pendosa. Kalau di sampingku ada keindahan yang lebih indah, apa aku masih bisa menikmati selain menikmati keindahanmu?” ucap Lelaki Pendosa dalam senyuman.

“Jangan menggodaku, Mas!” ungkap Perempuan Pendoa dalam senyuman dan tatapan mata yang berbinar.

“Dalam pandangan manusia, ada garis putih yang lurus, batas pandangan kita.” Lelaki Pendosa mengucapkannya dengan masih memandangi dua bola mata Perempuan Pendoa sedangkan telunjuk kanannya mengarah ke tengah lautan. “Batasan pandangan, namun sebenarnya wilayah tanpa batas. Cakrawala, wilayah indah yang dipenuhi makna. Tiada terbatas. Dan saat ini, aku sedang melihat cakrawala itu. Batas pandanganku atas wilayah tanpa batas, atas makna hidupku!” ucap Lelaki Pendosa dengan masih memandangi dua bola sang kekasih yang semakin berbinar.

Perempuan Pendoa tersenyum lalu dengan tanggannya yang lembut mengusap wajah sang Pendosa. “Dalam dosa dan doa, ada yang membatasi. Garis putih yang lurus. Wilayah tanpa batas, penuh dengan semangat. Wilayah itu bernama harapan. Dan aku baru menyaksikannya. Batasan pandanganku. Harapanku.” Ucap Perempuan Pendoa pada Lelaki Pendosa yang kini menundukkan kepala sambil tersenyum malu.

Bantul – Studio Semangat Desa Sejahtera Fictionbooks
Sabtu, 17 Juli 2010

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae