Minggu, 27 Juni 2010

Dara…Dara…Dara

Kunthi Hastorini
http://www.sinarharapan.co.id/

Perempuan berkerudung malam. Dalam-dalam separuh ruhnya terembus perlahan dalam semilir dingin malam. Kelam mencumbui kurus kering tubuhnya yang setengah telanjang. Berjalan dia mengutuki sunyi.
Tenggelam barisan jejak tak pasti ditanggalkan. Di sudut kota, ia meringkuk sendiri. Ada isak tertahan menggema di sudut ruang. Ada serpihan darah tercecer di tubuhnya yang setengah telanjang.
Basah. Matanya basah terbaca sinar bulan perlahan datang. Menyisir peristiwa rahasia perempuan berdiri. Teriak mencekik lehernya, ”biadab!!!!”. Dan, dalam hitungan detik ia pun limbung jatuh tersungkur mencium aspal yang kerontang.
Malam masih pun kelam Perempuan, di sudut kota, diam tak bersuara.

***

Tiga tahun kemudian.
Gaduh suara orang pasar memekak telinga. Seorang gadis berjilbab putih tengah sibuk menawar buah apel segar. Tak lama, ia pun membawa sebungkus buah apel itu. Seulas senyum puas terbaca dari bibirnya. Agaknya ia berhasil mencapai kesepakatan dengan si penjual dengan harga yang diinginkannya.
Terhenyak ia, tiba-tiba sebuah colekan mendarat di bahunya. Bingung bercampur takut merambati bilik hatinya. Seorang perempuan berperawakan kumal tersenyum-senyum padanya, ”Mbaknya cantik deh, minta duitnya dong!” ujarnya sambil menggaruk-garuk rambutnya.
Gadis berjilbab itu terkesiap dengan tanya di kepala, ”Siapa dia?”. Namun, sebuah teriak mengusik, ”Re !!!”, kiranya perempuan tengah baya menunggunya di pintu mobilnya.
Re memandang sekali lagi ke arah perempuan itu sekilas. Perempuan yang masih senyum-senyum dengan garukan dikepalanya. ” Ayo dong!!!” rengeknya.
Re menggeleng dan melangkah pergi. Perempuan kumal itu masih tersenyum-senyum sendiri. Perempuan kumal di tengah pasar mengoceh sendiri. Dari balik jendela mobil, baru Re menyadari perut perempuan itu besar. Dia bunting!.

***

Terik menghardik.
Perempuan bunting terseok-seok di atas trotoar yang garang. Gaduh sekitar tak satukan ruhnya yang kerontang. Sunyi mengaliri darahnya. Lapar menggiris perutnya. Ke mana arah tuju, bahkan ia tak tahu. Dari mana ia, ia pun bertanya-tanya. Tiba-tiba saja ia telah diusir oleh pemilik warung yang dimintainya sesuap nasi. Dirabanya perutnya, ach! betapa beban itu semakin menjadi.
Menelusur ingatan di suatu ketika rahasia, mengejang seketika mampir pada satu malam kelam. Wajah-wajah tak dikenal berbaris. Wajah-wajah tak dikenal berceletoh dan tertawa serupa setan. Dan dia?
Seorang perempuan menjerit, meronta, mencakar-cakar udara. Serupa setan pula ia berteriak, ”Biadab!!!!’. Dan lengking tawa itu semakin menjadi.
”Diam!!!” hardik seorang perempuan tinggi besar, ”Apa-apaan kau ini?”
Perempuan bunting memandang perempuan garang di hadapannya tak mengerti. Apa yang terjadi? ”Siapa perempuan ini?” rintihnya.
”Pergi!” usirnya.
Perempuan bunting menatap perempuan garang sekali lagi. Ia pun pergi menyusuri terik yang terasa kian menghardik.

***

Di waktu yang sama, di tempat yang berbeda.
Seorang gadis berjilbab putih tengah asyik membolak-balik album fotonya. Sesekali tersungging senyum dari bibir tipisnya. Masa lalu yang tiba-tiba bermain-main di benaknya. Pada tawa lucu si gendut Mutia. Pada nyengir malu-malu si gigis Raka. Pada tangis Ani yang tidak dikasih uang jajan oleh ibunya. Semua terangkum dibenak gadis bernama Re itu. Sedesah bibirnya berucap, ”Ke manakah kalian kini berada, sahabat-sahabat kecilku? Telah jadi apakah kalian kini? Adakah hidup telah membuatmu menjadi apa yang kau cita-citakan?
Teringat pada sebuah pertemuan dengan Ragil waktu itu. Lelaki yang dulunya suka ingusan itu, kini telah jadi pebisnis. Dengan bangga diceritakannya pengalamannya. Re tahu, Ragil bukan dari keluarga kaya, tapi dia seorang anak yang cerdas. Waktu SD dulu ia selalu juara kelas. Sungguh, Re tak heran jika bocah yang suka ingusan itu kini jadi pebisnis yang sukses.
”Alhamdulillah,” desah Re memandang gambar bocah kecil dengan ingus di bawah hidungnya.
Tiba-tiba pandangan Re tertancap pada sosok kecil di sudut album. Gambar seorang gadis cilik tengah tersenyum manis. Siapa ya namanya?. Menelusur ingatan Re pada gadis itu.
Yup! Re ingat. Nama gadis kecil itu Dara. Gadis kecil yang lincah dan lugu, tapi juga cerdas. Kalau tak salah, dulu Ragil hobi sekali menggoda Dara. Dara yang sok jual mahal jika dirayu dengan sebatang coklat oleh Ragil. Katanya sih, Ragil naksir Dara. Bahkan Re pernah dengar Ragil pernah bilang, ”kalau udah besar, mau nggak jadi istriku?”
Re terkekeh tertahan. Duh! Di mana sekarang Dara berada ya? Pasti dia telah tumbuh jadi gadis cantik dan menarik. Pasti dia jadi idola. Banyak lelaki bakal melirik dan berusaha merebut perhatiannya.
Dara…Dara…Dara…

***

Senja telah turun dari peraduannya. Perempuan berjalan terseok-seok ke tepi kota yang mulai reda. Letih mukanya tersiram gerimis hujan. Berteduh ia di sebuah halte yang sepi.
Lapar mencabik-cabik perutnya yang bunting. Mulutnya kering berceloteh tak beraturan. Bicara apa? Tak jelas!. Diusap-usap perutnya bunting perlahan. Diam-diam tersungging senyum dari bibirnya. Tiba-tiba, seorang gadis kecil yang cantik dan lincah bermain-main air hujan di hadapannya. Berlarian bolak-balik menggodanya. Lincah sekali gadis itu. Ingin dipanggilnya, tapi seakan bibirnya terkunci.
Gadis kecil itu tertawa di bawah guyur hujan menderas. Berputaran menari-nari. Basah kuyup tubuhnya seolah tak rasakan dingin.
”Ibu! Ibu!” celotehnya riang.
Seorang perempuan tua tiba-tiba muncul tak tahu dari mana. Mendekap tubuh kuyup gadis kecil penuh sayang.
”Sudah Ibu bilang, jangan main air hujan! Nanti sakit, sayang!” ujar perempuan itu sambil mencium gerai rambut gadis kecil mesra.
Gadis kecil tertawa tatkala tubuh mungilnya digendong dan dibawa pergi. Pergi dari hadapan perempuan bunting. Ada yang hilang dari bayang. Tinggal hampa menghimpit dada perempuan bunting. Ke mana perginya gadis kecil itu?
Kosong merambati pembuluh napasnya. Dihirupnya udara sekuat tenaga. Seakan meminta cerita itu kembali. Tak! Diam selimutkan karam. Namun ada yang menjerit tiba-tiba, ”Jangan pergi!!!!”
Udara memanas gerah meresah. Kilat menyambar-nyambar marah. Tangis kian menggiris. Menyelinap dekap pekat. Berhenti!
Tawa mengangkasa udara tiba-tiba. Kembali gadis kecil menari-nari di bawah guyur hujan. Terkekeh dia riang berkejaran, entah dengan apa atau siapa. Perempuan bunting pun tertawa. Bahagia menelusup batinnya. ”Gadis kecilku…..,” bisiknya pada udara.
Mungkin masa mengambang cerita. Tatkala perlahan sebuah perubahan terjadi, tubuh mungil itu menunjukkan keajaibannya. Puting kecilnya tiba-tiba merekah indah. Pinggulnya membesar layak gitar yang dipetik tangan-tangan misteri. Semampai menjulang bak tarian tak henti dinyanyikan alam. Kaki mungil itu pun memanjang membentuk lekuk-lekuknya. Sampai di pelupuk, matanya bercahaya. Pancarkan jelita tak terjamah dusta. Hidung menjulang di antara tulang pipinya yang ranum dan matang. Bibir tipisnya merekah merah darah. Seulas senyum tergaris manis.
Perempuan bunting terpana. Serupa dirinyakah dia? Perlahan ditelusuri tubuh yang dibawanya sekian masa. Hitam legam kulitnya terbakar matahari. Kurus kering bak tulang tak berdaging. Dirabanya payudaranya, hanya seonggok daging dirasanya menggantung. Dan perut besar serupa balon diremasnya seketika. Wajah-wajah tiba-tiba datang….tertawa memuakkan laksana setan. Wajah-wajah penuh syahwat terbakar! Mengapi-api pelupuk perempuan ketakutan.
”Biadaaaaaaab!” makinya
Terpenggal kata dimulut selintas wajah mesum itu, ”Ayolah Dara, manisku…,”
Dara…Dara…Dara….

***

Perempuan berkerudung malam. Melintasi kejemuan waktu tak berkesudahan, sedang arah tak tahu ke mana tuju. Pulang? Pulang ke mana bahkan ia tak tahu. Yang diingat hanya sebuah rumah kecil dipinggir kali. Rumah yang menyimpan wajah sedih perempuan tua mengusap gerai rambutnya. Yang diingat wajah marah lelaki tua memegangi kepalanya. Yang diingat malu menusuk keperempuannya yang terampas…terhempas! Yang diingat hanyalah lintasan peristiwa trauma langkahnya berlari. Jauh…jauhi rumah dipinggir kali.
”Tak ingin aibku membebanimu, Bu,” bisiknya pada udara yang diam-diam mengikutinya. Sebisik malam selendangkan pejam perempuan.
Dari sebuah ujung yang lain, seorang gadis berjilbab putih melangkah terburu. Ada yang tercecer diotaknya. Agenda yang harus dituntaskannya di kampus telah pun usai, tapi tak dengan pikirannya. Karena menurutnya hasil yang ia dapat tak sesuai dengan targetnya.
”Ach…sudahlah! Mungkin inilah yang terbaik untukku!” gumamnya pada diri sendiri.
Bruk! Sebuah benda asing dirasanya menghalangi jalannya. Tertegun ia tatkala menyadari, kakinya telah menubruk setubuh perempuan berbusana hitam kumal. Jantungnya semakin berdegup kencang tatkala wajah perempuan itu terangkat dan memandang kosong ke arahnya. Ada kematian tersenyum tiba-tiba di pusara jasadnya. Seulas senyum terbata terbaca. Gadis berjilbab putih itu mendekat. Takut yang tadinya menyergap tersingkir perlahan berganti tanya berdesakan.
Bola matanya menelusur jejak tubuh perempuan. Bunting? Perempuan ini bunting? Mengejang ingatan seketika pada peristiwa terik. Bukankah? Bukankah? Bukankah dia perempuan yang dijumpainya di pasar kala itu?
”Mbak cantik deh! Minta duitnya dong!” demikian ia berucap merengek.
Tak sampai di situ ingatan mengejar. Seperti pernah lebih dari sekedar itu, gadis mengenal perempuan. Tapi, di mana? Kapan?
Hening terpecah oleh cekikan tiba-tiba dari mulut perempuan bunting, ”Dara..Dara…”
Tak salahkah telinga gadis menerima pendengaran. Dara?. Sebab yang terbayang adalah sosok mungil lincah dan lugu, tengah dirayu Ragil yang ingusan. Mata rasio gadis menolak, tidak! Dara bukanlah perempuan yang kumal seperti ini, melainkan perempuan yang cantik dan pasti menarik.
Sedesah perih tertahan di hati gadis mengeluh mengaduh. Ach…. perempuan, sekejam apakah dunia telah membuat dirimu jadi begini? Bunting begini tercecer di jalanan sunyi begini? Di manakah istana yang mestinya kau bangun dengan tawa dan air matamu? Di manakah dekap yang mestinya lindungimu dari rajam gigil kota angkuh ini?
Gadis terkatup dalam ragu. Tak tahu apa yang kan diperbuat, tatkala malam pun lingsut dari khianatnya.
Dara!

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae