Kunthi Hastorini
http://www.sinarharapan.co.id/
Perempuan berkerudung malam. Dalam-dalam separuh ruhnya terembus perlahan dalam semilir dingin malam. Kelam mencumbui kurus kering tubuhnya yang setengah telanjang. Berjalan dia mengutuki sunyi.
Tenggelam barisan jejak tak pasti ditanggalkan. Di sudut kota, ia meringkuk sendiri. Ada isak tertahan menggema di sudut ruang. Ada serpihan darah tercecer di tubuhnya yang setengah telanjang.
Basah. Matanya basah terbaca sinar bulan perlahan datang. Menyisir peristiwa rahasia perempuan berdiri. Teriak mencekik lehernya, ”biadab!!!!”. Dan, dalam hitungan detik ia pun limbung jatuh tersungkur mencium aspal yang kerontang.
Malam masih pun kelam Perempuan, di sudut kota, diam tak bersuara.
***
Tiga tahun kemudian.
Gaduh suara orang pasar memekak telinga. Seorang gadis berjilbab putih tengah sibuk menawar buah apel segar. Tak lama, ia pun membawa sebungkus buah apel itu. Seulas senyum puas terbaca dari bibirnya. Agaknya ia berhasil mencapai kesepakatan dengan si penjual dengan harga yang diinginkannya.
Terhenyak ia, tiba-tiba sebuah colekan mendarat di bahunya. Bingung bercampur takut merambati bilik hatinya. Seorang perempuan berperawakan kumal tersenyum-senyum padanya, ”Mbaknya cantik deh, minta duitnya dong!” ujarnya sambil menggaruk-garuk rambutnya.
Gadis berjilbab itu terkesiap dengan tanya di kepala, ”Siapa dia?”. Namun, sebuah teriak mengusik, ”Re !!!”, kiranya perempuan tengah baya menunggunya di pintu mobilnya.
Re memandang sekali lagi ke arah perempuan itu sekilas. Perempuan yang masih senyum-senyum dengan garukan dikepalanya. ” Ayo dong!!!” rengeknya.
Re menggeleng dan melangkah pergi. Perempuan kumal itu masih tersenyum-senyum sendiri. Perempuan kumal di tengah pasar mengoceh sendiri. Dari balik jendela mobil, baru Re menyadari perut perempuan itu besar. Dia bunting!.
***
Terik menghardik.
Perempuan bunting terseok-seok di atas trotoar yang garang. Gaduh sekitar tak satukan ruhnya yang kerontang. Sunyi mengaliri darahnya. Lapar menggiris perutnya. Ke mana arah tuju, bahkan ia tak tahu. Dari mana ia, ia pun bertanya-tanya. Tiba-tiba saja ia telah diusir oleh pemilik warung yang dimintainya sesuap nasi. Dirabanya perutnya, ach! betapa beban itu semakin menjadi.
Menelusur ingatan di suatu ketika rahasia, mengejang seketika mampir pada satu malam kelam. Wajah-wajah tak dikenal berbaris. Wajah-wajah tak dikenal berceletoh dan tertawa serupa setan. Dan dia?
Seorang perempuan menjerit, meronta, mencakar-cakar udara. Serupa setan pula ia berteriak, ”Biadab!!!!’. Dan lengking tawa itu semakin menjadi.
”Diam!!!” hardik seorang perempuan tinggi besar, ”Apa-apaan kau ini?”
Perempuan bunting memandang perempuan garang di hadapannya tak mengerti. Apa yang terjadi? ”Siapa perempuan ini?” rintihnya.
”Pergi!” usirnya.
Perempuan bunting menatap perempuan garang sekali lagi. Ia pun pergi menyusuri terik yang terasa kian menghardik.
***
Di waktu yang sama, di tempat yang berbeda.
Seorang gadis berjilbab putih tengah asyik membolak-balik album fotonya. Sesekali tersungging senyum dari bibir tipisnya. Masa lalu yang tiba-tiba bermain-main di benaknya. Pada tawa lucu si gendut Mutia. Pada nyengir malu-malu si gigis Raka. Pada tangis Ani yang tidak dikasih uang jajan oleh ibunya. Semua terangkum dibenak gadis bernama Re itu. Sedesah bibirnya berucap, ”Ke manakah kalian kini berada, sahabat-sahabat kecilku? Telah jadi apakah kalian kini? Adakah hidup telah membuatmu menjadi apa yang kau cita-citakan?
Teringat pada sebuah pertemuan dengan Ragil waktu itu. Lelaki yang dulunya suka ingusan itu, kini telah jadi pebisnis. Dengan bangga diceritakannya pengalamannya. Re tahu, Ragil bukan dari keluarga kaya, tapi dia seorang anak yang cerdas. Waktu SD dulu ia selalu juara kelas. Sungguh, Re tak heran jika bocah yang suka ingusan itu kini jadi pebisnis yang sukses.
”Alhamdulillah,” desah Re memandang gambar bocah kecil dengan ingus di bawah hidungnya.
Tiba-tiba pandangan Re tertancap pada sosok kecil di sudut album. Gambar seorang gadis cilik tengah tersenyum manis. Siapa ya namanya?. Menelusur ingatan Re pada gadis itu.
Yup! Re ingat. Nama gadis kecil itu Dara. Gadis kecil yang lincah dan lugu, tapi juga cerdas. Kalau tak salah, dulu Ragil hobi sekali menggoda Dara. Dara yang sok jual mahal jika dirayu dengan sebatang coklat oleh Ragil. Katanya sih, Ragil naksir Dara. Bahkan Re pernah dengar Ragil pernah bilang, ”kalau udah besar, mau nggak jadi istriku?”
Re terkekeh tertahan. Duh! Di mana sekarang Dara berada ya? Pasti dia telah tumbuh jadi gadis cantik dan menarik. Pasti dia jadi idola. Banyak lelaki bakal melirik dan berusaha merebut perhatiannya.
Dara…Dara…Dara…
***
Senja telah turun dari peraduannya. Perempuan berjalan terseok-seok ke tepi kota yang mulai reda. Letih mukanya tersiram gerimis hujan. Berteduh ia di sebuah halte yang sepi.
Lapar mencabik-cabik perutnya yang bunting. Mulutnya kering berceloteh tak beraturan. Bicara apa? Tak jelas!. Diusap-usap perutnya bunting perlahan. Diam-diam tersungging senyum dari bibirnya. Tiba-tiba, seorang gadis kecil yang cantik dan lincah bermain-main air hujan di hadapannya. Berlarian bolak-balik menggodanya. Lincah sekali gadis itu. Ingin dipanggilnya, tapi seakan bibirnya terkunci.
Gadis kecil itu tertawa di bawah guyur hujan menderas. Berputaran menari-nari. Basah kuyup tubuhnya seolah tak rasakan dingin.
”Ibu! Ibu!” celotehnya riang.
Seorang perempuan tua tiba-tiba muncul tak tahu dari mana. Mendekap tubuh kuyup gadis kecil penuh sayang.
”Sudah Ibu bilang, jangan main air hujan! Nanti sakit, sayang!” ujar perempuan itu sambil mencium gerai rambut gadis kecil mesra.
Gadis kecil tertawa tatkala tubuh mungilnya digendong dan dibawa pergi. Pergi dari hadapan perempuan bunting. Ada yang hilang dari bayang. Tinggal hampa menghimpit dada perempuan bunting. Ke mana perginya gadis kecil itu?
Kosong merambati pembuluh napasnya. Dihirupnya udara sekuat tenaga. Seakan meminta cerita itu kembali. Tak! Diam selimutkan karam. Namun ada yang menjerit tiba-tiba, ”Jangan pergi!!!!”
Udara memanas gerah meresah. Kilat menyambar-nyambar marah. Tangis kian menggiris. Menyelinap dekap pekat. Berhenti!
Tawa mengangkasa udara tiba-tiba. Kembali gadis kecil menari-nari di bawah guyur hujan. Terkekeh dia riang berkejaran, entah dengan apa atau siapa. Perempuan bunting pun tertawa. Bahagia menelusup batinnya. ”Gadis kecilku…..,” bisiknya pada udara.
Mungkin masa mengambang cerita. Tatkala perlahan sebuah perubahan terjadi, tubuh mungil itu menunjukkan keajaibannya. Puting kecilnya tiba-tiba merekah indah. Pinggulnya membesar layak gitar yang dipetik tangan-tangan misteri. Semampai menjulang bak tarian tak henti dinyanyikan alam. Kaki mungil itu pun memanjang membentuk lekuk-lekuknya. Sampai di pelupuk, matanya bercahaya. Pancarkan jelita tak terjamah dusta. Hidung menjulang di antara tulang pipinya yang ranum dan matang. Bibir tipisnya merekah merah darah. Seulas senyum tergaris manis.
Perempuan bunting terpana. Serupa dirinyakah dia? Perlahan ditelusuri tubuh yang dibawanya sekian masa. Hitam legam kulitnya terbakar matahari. Kurus kering bak tulang tak berdaging. Dirabanya payudaranya, hanya seonggok daging dirasanya menggantung. Dan perut besar serupa balon diremasnya seketika. Wajah-wajah tiba-tiba datang….tertawa memuakkan laksana setan. Wajah-wajah penuh syahwat terbakar! Mengapi-api pelupuk perempuan ketakutan.
”Biadaaaaaaab!” makinya
Terpenggal kata dimulut selintas wajah mesum itu, ”Ayolah Dara, manisku…,”
Dara…Dara…Dara….
***
Perempuan berkerudung malam. Melintasi kejemuan waktu tak berkesudahan, sedang arah tak tahu ke mana tuju. Pulang? Pulang ke mana bahkan ia tak tahu. Yang diingat hanya sebuah rumah kecil dipinggir kali. Rumah yang menyimpan wajah sedih perempuan tua mengusap gerai rambutnya. Yang diingat wajah marah lelaki tua memegangi kepalanya. Yang diingat malu menusuk keperempuannya yang terampas…terhempas! Yang diingat hanyalah lintasan peristiwa trauma langkahnya berlari. Jauh…jauhi rumah dipinggir kali.
”Tak ingin aibku membebanimu, Bu,” bisiknya pada udara yang diam-diam mengikutinya. Sebisik malam selendangkan pejam perempuan.
Dari sebuah ujung yang lain, seorang gadis berjilbab putih melangkah terburu. Ada yang tercecer diotaknya. Agenda yang harus dituntaskannya di kampus telah pun usai, tapi tak dengan pikirannya. Karena menurutnya hasil yang ia dapat tak sesuai dengan targetnya.
”Ach…sudahlah! Mungkin inilah yang terbaik untukku!” gumamnya pada diri sendiri.
Bruk! Sebuah benda asing dirasanya menghalangi jalannya. Tertegun ia tatkala menyadari, kakinya telah menubruk setubuh perempuan berbusana hitam kumal. Jantungnya semakin berdegup kencang tatkala wajah perempuan itu terangkat dan memandang kosong ke arahnya. Ada kematian tersenyum tiba-tiba di pusara jasadnya. Seulas senyum terbata terbaca. Gadis berjilbab putih itu mendekat. Takut yang tadinya menyergap tersingkir perlahan berganti tanya berdesakan.
Bola matanya menelusur jejak tubuh perempuan. Bunting? Perempuan ini bunting? Mengejang ingatan seketika pada peristiwa terik. Bukankah? Bukankah? Bukankah dia perempuan yang dijumpainya di pasar kala itu?
”Mbak cantik deh! Minta duitnya dong!” demikian ia berucap merengek.
Tak sampai di situ ingatan mengejar. Seperti pernah lebih dari sekedar itu, gadis mengenal perempuan. Tapi, di mana? Kapan?
Hening terpecah oleh cekikan tiba-tiba dari mulut perempuan bunting, ”Dara..Dara…”
Tak salahkah telinga gadis menerima pendengaran. Dara?. Sebab yang terbayang adalah sosok mungil lincah dan lugu, tengah dirayu Ragil yang ingusan. Mata rasio gadis menolak, tidak! Dara bukanlah perempuan yang kumal seperti ini, melainkan perempuan yang cantik dan pasti menarik.
Sedesah perih tertahan di hati gadis mengeluh mengaduh. Ach…. perempuan, sekejam apakah dunia telah membuat dirimu jadi begini? Bunting begini tercecer di jalanan sunyi begini? Di manakah istana yang mestinya kau bangun dengan tawa dan air matamu? Di manakah dekap yang mestinya lindungimu dari rajam gigil kota angkuh ini?
Gadis terkatup dalam ragu. Tak tahu apa yang kan diperbuat, tatkala malam pun lingsut dari khianatnya.
Dara!
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Minggu, 27 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar