Aminudin R Wangsitalaja
http://entertainmen.suaramerdeka.com/
LAILA masih hanya mengagumi celana pendek yang tergantung di paku kamar mandi itu. Tak berani ia menyentuhnya. Padahal ingin sekali ia membelainya.
Laila baru selesai mandi. Ia baru sadar jika di deretan paku penggantung pakaian itu tergantung sebuah celana pendek. Letaknya persis berjejer dengan pakaian Laila yang lain.
Apakah ini celana pendek Pak Pinurbo? Kenapa, jika ya, beliau lupa memakainya kembali atau membawanya ke kamar atau merendamnya di ember jika memang sudah kotor?
Laila lantas ingat bahwa Pak Pinurbo sebenarnya tidak suka memakai celana pendek. Beliau selalu bercelana panjang atau jika di dalam rumah memakai sarung. Jika Pak Pinurbo memakai sarung, sering beliau mengibasngibaskan sarung itu entah apa sebabnya, yang kemudian di pengamatan Laila sarung itu seolah berkibar-kibar. Laila kemudian sering membayangkan yang nakal-nakal, misalnya ingin berteduh di bawah kibaran sarung itu.
Sepengetahuan Laila memang Pak Pinurbo tidak pernah memakai celana pendek.
Justru Laila-lah yang sangat suka bercelana pendek di rumah karena gerak menjadi lebih leluasa. Laila tidak suka celana panjang apalagi rok.
Ini membuat Pak Pinurbo pernah meledeknya, “Laila ini perempuan, tapi kok hobinya bercelana pendek?“
“Kenapa memangnya, Pak?
Memangnya perempuan tidak boleh bercelana pendek?“ “Karena perempuan bukan lakilaki, padahal lakilaki memakai celana pendek…“
“Ah, Pak Pinurbo tak paham feminisme!“
“Saya penulis buku-buku keperempuanan, jangan salah.“
Tentu saja Laila tak ingin meneruskan percakapan itu. Ia sudah jenuh menjadi aktivis pemberdayaan perempuan.
Lagian, Pak Pinurbo tentu hanya bergurau atau sengaja memancing diskusi. Pak Pinurbo sendiri memang penulis buku-buku keperempuanan. Dan Pak Pinurbo tahu jika Laila aktivis LSM perempuan. Pak Pinurbo sering meledek Laila dengan memancing-mancing perdebatan soal laki-perempuan. Di luar itu, sebetulnya Laila sendiri memang selalu tidak mampu mendebat atau sekadar berbincang lama dengan Pak Pinurbo ini.
Laila baru selesai mandi. Tak habis pikir ia kenapa Pak Pinurbo mau juga bercelana pendek. Mungkinkah karena Pak Pinurbo tidak pernah bercelana pendek itu sehingga ketika ia memakainya dan mencopotnya saat mandi ia menjadi lupa memakainya lagi? Bahkan, Pak Pinurbo mungkin lupa jika baru saja memakai celana pendek?
Laila gugup. Tak berani ia menyentuh celana pendek itu padahal ia ingin sekali melakukannya.
Mungkin Pak Pinurbo tergesa-gesa. Tak tahu beliau jika celananya tertinggal. Ke mana gerangan sepagi ini? Setahu Laila Pak Pinurbo sudah memutuskan berhenti kerja. Ini juga melengkapi ketakpahaman Laila terhadap cara berpikir Pak Pinurbo.
Kepribadian dan cara berpikir Pak Pinurbo memang menarik, meski terkadang terkesan tidak rasional, tidak taktis, tidak pragmatis. Dalam hal kerja, misalnya, Pak Pinurbo sebetulnya sudah berada dalam posisi mapan kini. Ia adalah kepala editor di sebuah penerbit buku. Meski penerbit ini masih kecil, tapi cukup prospektif. Nah, tiba-tiba saja Pak Pinurbo bersikap hendak keluar dari pekerjaannya. Orang lain terengah-engah mencari cantolan kerja, beliau enteng saja melepas apa yang sudah di genggamannya.
“Kerja bukan hanya berkaitan dengan soal materi, Dik Laila,“ ujar Pak Pinurbo.
Laila tergagap dipanggil “dik“. Lagilagi ia tak akan bisa berdebat dengan Pak Pinurbo. Terlalu tak terjangkau sosok itu baginya. Dalam pembelaan Laila kepada dirinya sendiri, ini bukan soal ketidaktegaran perempuan di depan laki-laki. Tidak. Tidak karena Laila perempuan sehingga Laila tidak mampu mendebat Pak Pinurbo. Atau kalaupun mungkin juga karena Laila perempuan, tapi bukan dalam konteks perempuan yang berkontradiksi dengan laki-laki.
Kenyataanlah bahwa Pak Pinurbo berkarisma secara khusus bagi Laila, yang secara kebetulan Laila adalah perempuan yang menyimpan respons tersendiri terhadap laki-laki ini.
Laila sudah selesai mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Ia mulai men genakan T-shirt setelah sebelumnya sudah dikenakannya apa-apa yang seki ranya perlu dikenakan sebelum T-shirt itu. Ia memandangi lagi celana pendek itu. Pikirannya agak kacau. Pak Pinurbo tiba-tiba mau bercelana pendek. Lebih kacau lagi pikiran Laila setelah ia sadar bahwa justru ia yang pagi itu tidak bercelana pendek. Padahal biasanya saat tidur pun Laila memilih bercelana pen dek.
Celana pendek yang tergantung di paku di dinding kamar mandi itu tampak sungguh menarik. Ia menimbulkan getaran. “Mudah-mudahan memang milik Pak Pinurbo,“ pikir Laila.
Kamar mandi ini memang dipakai bersama, untuk pemilik rumah dan Pak Pinurbo. Sudah dua tahun Pak Pinurbo indekos di salah satu kamar rumah pasangan suami istri Syubanudin-Utami. Laila anak tunggal pasangan suami istri itu.
Laila sebetulnya sudah saatnya menjadi sarjana, tapi agaknya hal itu tidak bakal kesampaian. Laila terlalu progresif dalam pikiran dan tindakan. Ia mulamula intens menjadi aktivis dalam gerakan-gerakan, terutama gerakan kiri dan perempuan. Kehidupan cintanya carutmarut karena ia selalu salah membaca cinta. Lagipula, Laila terlalu mengedepankan stigma kyriarkis setiap bergaul dengan laki-laki. Pada kemudiannya Laila tampak lebih mewakili prototipe gadis yang putus asa. Ia tak bisa berkonsentrasi meneruskan studinya padahal di satu sisi ia betul-betul mulai jenuh dengan ide-ide aktivisme.
Kehadiran Pak Pinurbo memberi santapan rohani tersendiri bagi hari-hari Laila yang mulai sepi. Pak Pinurbo sosok yang tampak pendiam, perenung, dan problematis awalnya, tapi kemudiannya ia adalah sosok yang menarik dalam joke dan statement-statemen-nya. Ia masih muda, tiga puluh usianya. Belum beristri, tapi keluarga Syubanudin tetap memanggilnya dengan sebutan “Pak“ untuk kebiasaan menghormati orang. Laila juga suka melafalkan sapaan “Pakî ini dengan intonasi yang khusus.
Permainan intonasi memunculkan permainan baru dalam hal emosi. Laila menyukai permainan semacam ini.
Pak Pinurbo seorang yang berpengalaman sebagai editor dan penulis. Beliau menulis beberapa hal, dari puisi sampai tulisan-tulisan tentang perempuan. Ini membuat Laila respek. Laila memang mulai jenuh dengan wacana perempuan dan segala wacana aktivisme, tanpa sebab yang betul-betul jelas bagi Laila sendiri. Kehadiran Pak Pinurbo dengan jokes yang menarik seputar wacana keperempuanan mengembalikan kenangan-kenangannya semasa menjadi aktivis. Kenangan ini menjadi menarik karena Pak Pinurbo memberinya cara pembacaan yang tidak politis dan tidak ideologis terhadap wacana laki-perempuan ini.
Tiba-tiba juga Laila kemudian menyukai puisi. Perasaannya yang akhirakhir ini sering kacau entah oleh apa mulai agak tenang. Bahkan Laila mulai lagi ingat sembahyang.
Oleh ketertarikannya pada puisi membuat imajinasi Laila hidup. Terlalu hidup malah. Laila mulai membayangkan rasanya jika bisa terbang, ia akan menggoda burung-burung sambil mengintip laki-laki yang dipacari perempuannya di sebuah perbukitan. Laila mulai membayangkan jika ia jadi lakilaki, ia hanya akan bercelana pendek saja tanpa pakaian lain berlari-lari memutari kampung secara bebas tanpa ada yang risih. “Oh, alangkah nyamannya hanya bercelana pendek,“ gumam Laila.
Laila tidak paham kenapa Pak Pinurbo tidak suka celana pendek. Kenapa lebih merasa nyaman bersarung? Sarung mungkin memang nyaman dipakai, tapi itu kampungan. Bagi Laila Pak Pinurbo harus disadarkan.
Laila bayangkan alangkah menariknya Pak Pinurbo dengan hanya bercelana pendek. Laila imajinasikan juga, kalau kedua-dua mereka menyukai bercelana pendek, Laila ingin tukar-menukar celana pendek dengan Pak Pinurbo. Laila ingin memakai celana pendek Pak Pinurbo dan Laila berharap Pak Pinurbo mencoba juga celana pendek Laila. Paskah?
Bagi Laila Pak Pinurbo harus disadarkan. Tapi Pak Pinurbo mungkin sama sekali tidak pernah punya celana pendek. Langkah pertama adalah Laila akan diam-diam membeli celana pendek dan diam-diam pula menghadiahkannya kepada Pak Pinurbo, entah lewat paket tak berpengirim atau biar lebih puitis taruh saja langsung di bawah bantal di kamar Pak Pinurbo.
Tapi, beranikah Laila masuk kamar Pak Pinurbo? Setiap Laila hendak ke kamar mandi memang selalu harus melewati depan kamar Pak Pinurbo dan setiap itu pula kakinya agak berat dilangkahkan. Jalannya berdebar.
Jadi, bagaimana pula ia akan berani memasuki kamar itu?
Laila sudah selesai mandi. Ia masih memandangi celana pendek yang tergan tung di paku di dinding kamar mandi itu.
Ia tak berani menyentuhnya dan hanya membayangkan Pak Pinurbo tadi telah memakai celana itu.
“Laila! Kau selalu lama jika mandi!“ terdengar suara keras ibunya dan gedoran pintu kamar mandi.
“Ya, Bu. Sudah selesai…,“ sanggah Laila gugup.
Laila keluar kamar mandi. Ia sudah memakai T-shirt dan handuk dililitkan di pinggangnya. Laila bergegas menuju kamar, tak berani menengok ke pintu kamar Pak Pinurbo ketika melewatinya.
“Laila! Celana pendekmu ketinggalan!“ omel Ibu.
Laila tidak mendengar.
“Laila! Ini celana barumu yang kaubeli kemarin itu!“ omel Ibu.
Laila tidak mendengar.
“Laila! Baru kaupakai semalam celana ini, kau sudah bosankah?“ omel Ibu.
Laila tidak mendengar.
“Laila! Ambillah dulu celanamu.
Awas kubuang nanti. Kau tak sayang dengan celana bagus ini? Kautahu, sayangku, Pak Pinurbo semalam memuji celana barumu ini!?“ omel Ibu berkepanjangan.
Dan apakah Laila mendengar?
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Minggu, 27 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar