Selasa, 04 Mei 2010

RELIGIUSITAS SANG BINATANG JALANG

Imamuddin SA
http://forum-sastra-lamongan.blogspot.com/

Chairil Anwar merupakan seorang maestro dalam perpuisian Indonesia mutakhir. Dialah pendobrak stile puitis dari gaya ortodok kepada gaya yang lebih moderen dan terkesan tidak kaku. Karya-karyanya merupakan cermin eksprisi yang begitu tinggi akan kebebasan jiwa, entah itu dari kekangan penjajajah maupun dari tradisi lama perpuisian Indonesia. Ia membawa gaya dan visi baru dalam puisinya. Puisinya tengah keluar dari aturan puitis yang serba mengikat. Atas dasar hal itulah ia membentuk genetika baru dalam kanca perpuisian Indonesia. Ia telah membentuk angkatan baru yaitu angkatan 45 dengan gaya puisi yang lebih familier. Lebih dari itu, ada yang menyatakan bahwa dengan gaya puisi yang ditawarkan Chairil Anwar, sebenarnya sastra Indonesia baru terlahir.

Chairil Anwar lahir di Medan tanggal 22 Juli 1922. Ia tidak tamat sekolah di tingkat SMP sajaknya yang terkenal berjudul AKU. Sajak ini menggambarkan semangat hidupnya yang membersit-bersit dan eksistensialisme pribadinya. Dalam sajak itu ia menyebut dirinya sebagai Binatang Jalang yang kemudian menjadikannya terkenal.

Dalam pandangan pandangan secara umum, yang dinamakan Binatang Jalang memiliki konotasi makna yang negatif, rendah, bahkan hina. Pernyataan itu Chairil seolah mengeklaim diri sebagai sesosok manusia yang liar dan tak memiliki aturan. Hal itu jika ditilik daei sudut pandang puisi AKU. Di luar hal itu, pada dasarnya Chairil memiliki aturan yang begitu kuat. Aturan itu bertumpu pada nilai religiusitas. Lihat saja pada puisinya yang berjudul DOA.

DOA
kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
menginat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

Puisi ini tampaknya diperuntukkan untuk mereka yang meyakini akan adanya tuhan, terutama bagi mereka yang memiliki keyakinan kuat akan keberadaan tuhan dalam hidupnya. Puisi ini memiliki religiusitas yang sangat kental. Chairil pada dasarnya dalam puisi ini mengungkapkan akan betapa kuatnya eksistensi tuhan kepada manusia. Ia menyarankan lewat diri pribadinya bahwasanya ketika seseorang dalam suasana kalut dan bingung seyogyanya ia mengingat dan meyebut nama tuhan yang agung.

Tuhanku // Dalam termangu // Aku masih menyebut namaMu (bait 1)

Saat dalam kondisi kalut dan bingung semacam itu, Chairil masih berdzikir kepada tuhan. Ia ingat akan keagungan tuhan. Dialah yang kuasa atas segala yang ada. Ia menguasai langit dan bumi serta segala urusan yang berkaitan dengan manusia. Dialah yang memberi pertolongan bagi setiap manusia yang dalam kesusahpayahan serta membutuhkan perlindungan. Dan Allah lebih mengetahui (dari pada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi Pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu) (An-Nisa:45).

Biar susah sungguh // mengingat Kau penuh seluruh (bait 2)

Ungkapan di atas tampaknya merupakan sebuah penegasan dari ungkapan yang sebelumnya. Dalam bait kedua tersebut pernyataan Chairil lebih diperjelas akan kondisi pribadinya. Ia sungguh dalam kesusahpayahan saat itu. Saat suasana batin semakin bertambah kalut, justru ia malah semakin mengingat akan eksistensi tuhan dalam realitas kehidupan ini. Ia merasakan betul bahwa tuhan benar-benar melungkupi alam ini. Seluruhnya dipenuhi dengan kebesaran dan keagungan tuhan sehingga tiada yang patut disebut dan dilantunkan kecuali nama tuhan. Dialah yang bakal memberi pertolongan dan jalan keluar terhadap semua permasalahan yang melingkupi dirinya saat itu.

Chairil dalam sajak ini tergambarkan sebagai sesosok yang meyakini bahwa hanya tuhanlah yang sanggup memberi petunjuk dan menunjukkan jalan keluar dari permasalahan yang sedang ia hadapi. Ia begitu bingung dan kalut sebab terhimpit beban derita hidupnya.

cayaMu panas suci // tinggal kerdip lilin di kelam sunyi (bait 3)

Kata cayaMu panas suci memiliki arti bahwa nur ketuhananlah memberikan kehidupan bagi setiap makhluk yang ada. Nur itu pulalah yang mengandung unsur kesucian. Ungkapan utu dirunut dari eksistensi panas yang tengah memberikan kehidupan bagi tumbuh-tumbuhan untuk melangsungkan pembuatan makanannya sendiri dengan jalan fotosintesis. Adapun kata tinggal kerdip lilin di kelam sunyi memiliki makna konotatif bahwa nur ketuhanan itulah yang menjadi penunjuk jalan manusia saat ia berada dalam kegelapan, saat ia dalam permasalahan dan sat dalam penderitaan. Nur itulah yang bakal menuntun ke jalan yang terang dan penuh dengan kebahagiaan.

Dalam kondisi kesusahpayahan yang dialami saat itu, Chairil benar-benar memasrahkan dirinya secara penuh kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Ia meyakini bahwa tak ada daya dan upaya yang sanggup dilakukan oleh dirinya kecuali atas izin dan kuasa dari Tuhan. Segala ketentuan nasib yang bakal menimpa dirinya disandarkan kepada-Nya.
Tuhanku // aku hilang bentuk // remuk (bait 4 dan 5)

Chairil saat itu benar-benar merasakan dalam kondisi terpuruk. Entah itu dari sisi kesehatan atau dari sisi permasalahan-permasalahan yang lain. Yang jelas ia tergambarkan dalam keadaan yang tidak berdaya. Saat itu ia berada di negeri asing. Ia tidak tinggal di tanah airnya. Ia tidak ada di Indonesia.

Tuhanku // Aku mengembara di negeri asing (bait 6 dan 7).

Setelah Chairil mengeluhkan diri kepada tuhan akan keberadaannya di negeri orang yang dalam kesusahpayahan, ia di akhir sajaknya terlukis melakukan pertaubatan. Ia seolah menyesali atas segala perbuatan yang telah dilakukannya. Ia berharap agar tuhan berkenan mengampuni segala dosa yang telah diukirnya dan berkenan memberi pertolongan kepadanya. Sungguh, saat itu ia tak sanggup berpaling dari-Nya.

Tuhanku // di pintuMu aku mengetuk // aku tidak bisa berpaling (bait8)

Fenomena di atas merupakan realitas gemuruh batin Chairil Anwar yang terjadi saat itu. Ia benar-benar dalam kondisi yang tidak berdaya di negeri orang. Ia berada dalam kesusahpayahan yang begitu mencekam. Sungguh, segala yang tecermin merupakan sebuah nilai religiusitas seroang Chairil Anwar yang begitu tinggi. Nilai yang patut dijadikan teladan akan hakekat ketuhanan dalam hidup dan kehidupan ini.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae