Sabtu, 03 April 2010

Di Balik Penerbitan Buku Sastra Swadaya

Adek Alwi
http://www.suarakarya-online.com/

BULAN-bulan terakhir saya menerima beberapa antologi cerpen dan puisi. Buku-buku itu tak cuma karya pengarang/penyair yang tinggal di Ibu Kota dan terbit di Jakarta, akan tetapi juga karya pengarang/penyair yang berdomisili di daerah, dan diterbitkan di daerah.

Dari Jakarta, saya terima antologi cerpen Papirus, berisi cerpen 24 mahasiswa/i Jurusan Teknik Grafika & Penerbitan Politeknik Universitas Indonesia. Lantas kumpulan puisi Di Antara Kita karya Salimi Ahmad; Antologi 20 Penyair yang berisi puisi 20 penyair usia 50-60 tahun; kumpulan cerpen Tina K Laki-laki Beroma Rempah-Rempah yang diterbitkan Kutubuku (milik Kurniawan Junaedhie, yang juga menerbitkan antologi cerpen saya, Nasihat-nasihat Cinta); dan Cerpen Kompas Pilihan 2008 Smokol yang memuat 15 cerpen dari 15 pengarang.

Dari daerah, ada antologi puisi Redi Lawu, memuat sajak-sajak 19 penyair yang tinggal di sekitar Gunung Lawu, diantaranya Beni Setia (Caruban), Hardho Sayoko SPB, Kusprihyanto Namma, Tjahjono Widarmanto, Tjahjono Widijanto (Ngawi), Jo Pakagula (Karanganyar), UE Wriasasmita (Ponorogo), juga Danarto (berdomisili di Jakarta lahir di Klaten). Lalu antologi cerpen Mimpi Jelang Pemilu berisi 10 cerpen dari 10 pengarang, yaitu Andi Dwi Handoko, Atmo Kanjeng, Dian Hartati, Gatot Prakosa, Gusmel Riyadh, Indrian Koto, Joko Purwanto/Jo Pakagula, Kusprihyanto Namma, Titik Andarwati, serta Yuditeha.

Selain buku-buku itu, saya percaya, tentu banyak lagi karya sastra terbit di paruh pertama 2009 dan tidak semua diterbitkan penerbit profesional. Buku-buku tadi misalnya, cuma Laki-laki Beraroma Rempah-rempah, Antologi 20 Penyair, dan Smokol yang terbit lewat penerbit benaran. Lainnya diterbitkan sendiri oleh para sastrawan, dibiaya sendiri atau patungan ramai-ramai, ataupun didanai sponsor tak mengikat.

Dan, bagi saya itu menarik, menggirangkan, mengharukan. Pertama, sebab hal itu melihatkan kehidupan sastra tetap ajek, bergairah, di Ibu Kota dan daerah. Frekuensinya tidak turun oleh aktivitas politik terkait pileg-pilpres, konsentrasi media cetak/ elektronik yang dijejali berita politik, cuapan pakar yang bak pengamat sepak bola. Di mata saya, itu sekaligus melihatkan buramnya visi media, lantaran lupa melihat manfaat yang disimpan sastra; pembangunan manusia dengan menyuburkan apa yang ada di dalam dada.

Tapi, itu pun tak aneh. Di zaman Orde Baru manusia Indonesia dibiasakan supaya pragmatis saja, berorientasi raga, sehingga jangan pula pelaku pers muda usia (lahir pada masa Orde Baru), elit politik/kekuasaan pun tidak akrab dengan kebudayaan, seni, sastra. Lain dengan pemimpin Indonesia tempo lalu (founding fathers); Sjahrir, Sukarno, banyak lagi, termasuk nama-nama yang bisa kita ikuti di Polemik Kebudayaan tahun 1930-an.

Para pelaku sastra sadar betul hal itu. Jauh dari berkecil hati, mereka justru terus berkarya; tulis puisi, cerpen, novel, galang dana lantas terbitkan sendiri atau ramai-ramai. Langkah ini ditempuh karena saat ini penerbit pun berorientasi laba melulu. Laba penting bagi penerbit. Tetapi kalau laba sama sekali meniadakan idealisme (sampai menerapkan subsidi silang buku yang bisa raup untung dan yang kurang pun tak sudi), maka tertutup pintu bagi buku puisi untuk diterbitkan. Itu yang kini terjadi, seperti jarum dalam jerami penerbit yang mau menerbitkan buku-buku puisi.

Nah, para sastrawan/penyair sisihkan penghasilan (sebagai guru, wartawan, dosen dll), atau cari donatur yang masih melek melihat makna di balik sajak, lalu terbitkan buku puisi. Buku itu dibagi-bagi gratis pada khalayak, karena mungkin hanya 99 koma sekian persen saja manusia Indonesia yang sadar guna puisi.

Proses terus berkarya itu, jelas tak sebatas ekspresi belaka. Dan menerbitkan buku sastra lalu membaginya secara gratis, jelas pula bukan didasari ingin populer. Keduanya dilandasi makna itu tadi: karena sastra berdampak pada pertumbuhan jiwa, menggetarkan dada, menggetarkan rasa.

Dada yang tidak mudah lagi bergetar, atau keringnya rasa, adalah persoalan gawat bangsa kita dewasa ini. Di kota-kota besar macam Jakarta, orang kini tak merasa apa-apa dengan kemewahan melimpah-ruah, sedang orang lain (yang tidak lain saudara sebangsa) buat makan apalagi untuk bersekolah, susah. Orang pun senyum terus di televisi, padahal jelas-jelas dia divonis korupsi, merampok uang negara, uang rakyat yang kini nestapa. Banyak lagi hal aneh, ganjil, mencemaskan, akibat jiwa yang tidak bisa lagi bergetar, rasa yang makin hari hilang dari dada.

Kedua, yang bikin saya girang sekaligus haru melihat beterbitannya antologi puisi dan cerpen dibiayai sendiri atau disponsori (akibat penerbit ogah sebab tak hasilkan laba), hal itu tidak saja terjadi di Ibu Kota, tapi juga di daerah-daerah. Malah, daerah tampaknya lebih bergairah, lebih ikhlas, misalnya sastrawan-sastrawan di lereng Gunung Lawu tadi. Di Ngawi, mukim Kusprihyanto Namma yang dulu aktif meneriakkan revitalisasi sastra pedalaman, dan hingga kini tampaknya tidak putus dengan menerbitkan buku-buku sastra berswadaya.

Ngawi, Caruban, di catatan saya memang telah tertera dengan bulatan merah di peta sastra Indonesia, seperti juga Payakumbuh, ataupun beberapa kota/daerah lainnya. Tahun 1970-an lebih-lebih sebelumnya, kota-kota seperti Ngawi, Caruban, Payakumbuh, belum terlihat di peta sastra Tanah Air. Para sastrawan di Nangroe Aceh Darussalam, dan Depok yang sepelemparan batu dari Jakarta, dari buku-buku mereka yang saya terima pada 2008, juga terlihat melakukan hal serupa. Menerbitkan buku sastra, sajak/cerpen, didanai sponsor, bagi-bagikan gratis.

Saya sendiri di Ibu Kota sudah dua kali melakukan itu. Pertama November 2008, untuk kumpulan cerpen Suara Rimba, disponsori pihak Departemen Kehutanan. Kedua, Agustus 2009, untuk kumpulan cerpen Rumah Yang Bercahaya dengan 6 sponsor: Bank BTN, PT Belaputra Intiland, PT Arwana Citamulia Tbk, Bapertarum-PNS, Perum Perumnas, DPP REI. Buku-buku itu dihadiahkan sponsor kepada relasi. Saya sendiri membagikan buku-buku itu ke berbagai pihak; teman-teman, relasi, perpustakaan, media massa, pejabat, rupa-rupa lembaga, dan sebagainya. Langkah itu akan saya tempuh terus sejauh penerbit profesional berorientasi laba melulu, tidak sudi kasih subsidi silang untuk buku-buku sastra.

Ada beberapa manfaat saya rasakan dengan langkah di atas. Pertama, karya-karya saya, yang selama ini bertaburan di berbagai media massa, terdokumentasi dalam wujud buku. Kedua, banyak-sedikit tentu saya dapat duit; bahkan berkali lipat dari royalti kalau buku itu ditangani penerbit. Ketiga, jalan ini akan merapatkan jarak antara pihak sponsor dan karya sastra (dan ini penting sekali, menurut saya). Keempat (kiranya ini tidak kalah penting dari yang ketiga), karya sastra saya dapat tersebar ke berbagai pihak, melalui sponsor dan saya. Moga-moga saja mereka yang kebagian serta membacanya (khususnya mereka yang selama ini masih awam sastra) bisa memetik manfaat yang dikandung karya sastra tadi, yaitu menyuburkan rasa, menghalangi kematian getar dalam dada.

*) Pengarang, wartawan, dan dosen.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae