Selasa, 09 Maret 2010

Ketika Waktu Jadi Beku*

Tentang ‘Sepuluh Tahun Kemudian’-nya Hadjid Hamzah

Kuswaidi Syafi'ie*
http://www.kr.co.id/

Cinta tulis Sutrimo Edy Noor dalam salah satu sajaknya, membuat segalanya mungkin. Dan pasti bahwa kalimat sang penyair dari pesisir utara Jawa itu bukanlah merupakan jalinan idiom-idiom yang kosong: kalimat itu ingin mendedahkan tentang betapa dahsyatnya kekuatan yang terkandung di dalam cinta itu sehingga ia sanggup merobek berbagai keangkuhan apapun yang selainnya. Karenanya, baju kemungkinan senantiasa menjadi kehormatan yang disandangnya.

Tapi bersamaan dengan hal itu pula, cinta bukanlah merupakan sejenis kobaran ambisi yang tidak mau mengakui tentang adanya warna-warni dan jarak. Dalam cerpen Hadjid Hamzah yang berumbul Sepuluh Tahun Kemudian (selanjutnya disebut STK, termaktub dalam buku antologi cerpen Cinta Seorang Copet, Jakarta: Progres, 2003) permakluman tentang adanya perbedaan yang tajam dalam bercinta terjuntai dengan ramah. Di dalam permakluman ini, cinta dibiarkan menjalar dari masing-masing keduanya, tapi sekaligus juga tidak memaksakan diri untuk merobohkan pagar atau batas yang berdiri di antara keduanya.

Bagaimana kita bisa tenteram dengan hidup seperti itu? Bagaimana pula jadinya anak kita nanti? Ke masjidkah ia? Atau ke gereja? kata Surti pada kekasihnya, Hari Sudarlan: suatu wujud perbedaan yang di kalangan kebanyakan masyarakat masih seringkali tampil sebagai seonggok penghalang bagi terwujudnya sebuah keluarga yang diikat oleh tali pernikahan, yaitu perbedaan agama.

Di dalam cerpen yang pernah muncul di Majalah Sastra di tahun 1964 ini, perbedaan keyakinan yang cukup kontras dan dianggap substansial oleh kebanyakan orang itu oleh Hadjid Hamzah dijadikan demarkasi. Hal ini barangkali dimaksudkan untuk mengujicoba bagaimana cinta menghadapinya. Ibarat angin atau air: ketika dihadang, ia akan mencari tempat atau celah yang lain untuk memasuki atau melewati ruang.

Di dalam cerpen yang seolah bukan fiksi ini, demarkasi yang tandas itu bukanlah merupakan penanda bagi berakhirnya percintaan antara Surti dengan Hari Sudarlan. Yang terjadi di situ adalah berubahnya titik pusat: dari degup cinta yang bertaut secara fisik beralih ke orkestrasi cinta yang berdentam secara platonik.

Cinta yang bertaut secara fisik mengandaikan berlangsungnya penghabluran masing-masing diri secara utuh sehingga kedua pencinta itu dimungkinkan untuk mendapuk kenikmatan paling maksimal, baik secara lahir maupun batin. Itulah yang disebut puncak hakiki dari perjumpaan antara dimensi maskulin (jalaliyyah) dan dimernsi feminim (jamaliyyah) yang sejatinya merupakan turunan langsung dari dua gelombang sifatNya.

Sedangkan cinta yang berdentam secara platonik hanya bisa berlangsung di gorong-gorong yang benar-benar sunyi: ia berjingkrak di kedalaman imajinasi yang paling purba, membuat si pencinta seolah melampaui gugusan-gugusan wilayah, menembus berbagai limit yang tabu, menumbuhkan bunga-bunga yang paling ideal.

Cinta platonik itu mengindikasikan adanya dua hal sekaligus: di satu sisi ia memproklamirkan kesanggupan untuk senantiasa bertahan meskipun secara terus-menerus ditikam sunyi, sementara di sisi yang lain ia memperlihatkan kelemahannya sendiri untuk merengkuh realitas sehingga yang terpampang di hadapannya tak lebih dari sekedar bayang-bayang.

Walaupun demikian, cinta platonik itu tetaplah merupakan penyangga terakhir bagi kehidupan si pencinta. Andaikan tidak ada ruang kemungkinan untuk berkolusi dengan cinta platonik, para pencinta yang sial karena tidak sanggup mendapuk rialitas mungkin akan mengakhiri hidup mereka dengan ca-ra yang barangkali tragis: bunuh diri atau tindakan-tindakan apapun yang bernuansa mengenaskan. Nauudzu billahi min dzalik.

Menurut paradigma seorang hermeneut kontemporer di bidang teks-teks suci Alquran, Muhammad Syahrur, cinta platonik itu bisa dikategorikan sebagai al-hadd al-adna (batas yang paling bawah) yang bisa disandang oleh para pencinta. Inilah sebenarnya yang dimainkan oleh Hadjid Hamzah di dalam STKnya. Di dalam cerpen yang bernuansa suram ini,tragedi berjalan maju-mundur, kenangan masa silam dan pengalaman hari ini berjalin-berkelindan dengan sedemikian sublim, dengan terajut begitu rapi. Waktu yang sesungguhnya beringas lalu berubah seakan menjadi beku. Waktu psikis melampaui waktu kosmologis. Bukan matahari atau jam atau barometer apapun yang menjadi kemudi bagi waktu, tapi gemuruh jiwa yang tidak mau dibalut layu. Simaklah petilan-petilan berikut ini:

Ya, sebetulnya mengapa pula kita bertemu waktu itu kata Darlan. Dan kau memandang padaku. Dan aku memandang padamu. Mengapa? Lalu kita kenal. Jalan-jalan. Nonton film. Dan kita tak saling mengatakan bahwa kita sebenarnya mempunyai kutub-kutub sendiri dalam hidup kita.

Percakapan-percakapan semacam itu ataupun yang sejenisnya dalam cerpen ini tidaklah semata terjadi di waktu yang sudah jauh lewat, sepuluh tahun yang lalu, tapi juga berdengung-dengung pada sepuluh tahun kemudian ketika Darlan, atas nama cintanya yang tidak kunjung kisut itu, mengunjungi sebuah rumah makan yang dulu, persisnya sepuluh tahun yang lalu, disinggahi oleh Darlan dan Surti dalam suasana cinta yang sungguh mesra.

Usia boleh beranjak tua. Kulit boleh berubah jadi keriput. Kepala boleh jadi telah ditumbuhi uban. Tapi cinta yang bersenyawa dengan keabadian tidak mudah bertekuk lutut di hadapan benda-benda atau atribut-atribut yang telah digarong oleh waktu.

Dengan gambaran semacam itu, barangkali Hadjid Hamzah secara tidak langsung ingin menandaskan bahwa melalaui jendela agung yang bernama cinta, kesejatian manusia sesungguhnya sanggup menunggang waktu dengan, bijak dan bestari. Laalli ila man qad hawaytu athir.

*) Penyair, juga dosen Tasawuf di PP Universitas Islam Indonesia Jogjakarta.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae