Senin, 04 Mei 2009

Bahasa Jawa Suriname dan Belanda

Endang Suryadinata*
http://www.radarsampit.com/

KISAH Ramadan dan Lebaran di Kampung Orang-Orang Jawa di Suriname, yang saya ikuti dari situs Jawa Pos (Grup Radar Sampit) pada 20-23 Oktober 2006 lalu sungguh menjadi sajian menarik, seperti “kacang renyah” di waktu Lebaran. Bagi warga Surabaya yang tinggal di Belanda seperti saya, sajian itu seolah-olah membangkitkan nostalgia betapa unik, asyik sekaligus eksotik berlebaran di desa-desa di Magelang, Jogjakarta atau Kediri di dekade 70-an atau 80-an dulu.

Selain itu, sebagai peminat sejarah sekaligus pemakai bahasa Jawa di negeri asing, saya merasa mendapatkan air sejuk lewat tulisan wartawan Jawa Pos Arief Santosa itu. Betapa bahasa Jawa masih eksis justru di sebuah negeri asing seperti Suriname. Seperti kita tahu saat ini penutur atau pemakai bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar sehari-hari tinggal sekitar 80 juta orang di seluruh dunia.

Meski jumlahnya tampak cukup banyak, belakangan sering muncul kekhawatiran bahasa satu ini akan musnah. Menurut Soetadi, ketua panitia Kongres Bahasa Jawa IV di Semarang, 11-14 September 2006, setiap tahun selalu ada bahasa etnis yang hilang karena berhadapan dengan arus globalisasi. Pada 2001, ada 10 bahasa etnis di dunia yang hilang. Sedangkan pada 2004 setidaknya 24 bahasa etnis yang juga raib.

Kemungkinan musnahnya bahasa Jawa itu layak dicemaskan, pasalnya banyak generasi muda Jawa sendiri justru “ora Jowo” (tidak mau mengerti) dengan bahasa warisan nenek moyangnya. Ini, misalnya, terlihat dari sebuah tulisan berjudul Bahasa Jawa? Ih, “Boring” Banget (Kompas, 25/9/2006), yang kemudian menjadi bahan diskusi cukup lama di sebuah milis.

Cerita tentang orang-orang Jawa di Suriname itu sungguh memberi harapan bahwa meskipun di sebuah tempat yang sangat jauh dari Pulau Jawa (Indonesia), ternyata generasi ketiga atau keempat dari orang-orang Jawa di Suriname tidak pernah melupakan bahasa leluhurnya.

Itu tentu beda dengan banyak generasi muda Jawa di tanah Jawa sendiri yang justru lebih suka melirik bahasa asing. Suka bahasa asing demi keilmuan atau agar bisa berkomunikasi dan berkompetisi di era globalisasi boleh-boleh saja. Tapi jika hanya sekadar untuk bergaya seperti bahasa “Indonenglish”, gado-gado bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, yang makin marak di kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, kita layak bertanya atau menggugat. Maka, di tengah kian lakunya semua hal berbau asing seperti sekarang, kita perlu menimba keteladanan dari orang-orang Jawa di Suriname itu.

Di Belanda

Yang unik dalam kasus bahasa Jawa ini adalah minat orang asing terhadap bahasa atau sastra Jawa. Dan, Belanda sebagai negeri bekas penjajah Jawa ternyata menjadi gudang dari orang atau pakar yang punya minat khusus terhadap keberadaan bahasa Jawa. Universiteit Leiden, universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575 merupakan salah satu gudangnya. Di universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje, tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu, kita bisa melihat naskah-naskah kuno berhuruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.

Dalam hal ini, mudah-mudahan kita tidak terjebak pada pemikiran karena Belanda pernah menjajah kita, maka semua hal terkait Belanda adalah jahat atau buruk. Padahal tidak selalu demikian. Di Leiden, kita bisa melihat masih ada warga Belanda yang justru menjadi penyelamat bahasa Jawa. Apresiasi, perhatian, bahkan kecintaan mereka pada bahasa Jawa ada baiknya diketahui. Siapa tahu bisa menjadi inspirasi bagi generasi kita yang mulai kehilangan daya apresiasinya pada bahasa Jawa.

Salah satu nama yang mungkin kini terdengar asing di tengah generasi muda Jawa adalah nama Dr Theodoor Gautier Thomas Pigeaud. Dia adalah ahli sastra Jawa dari Belanda lahir di Leipzig, 20 Februari 1899 dan meninggal di Gouda, 6 Maret 1988. Ayah Theo adalah dokter yang pernah praktik di Mojokerto, Jawa Timur pada 1887-1898. Pada 1916 ia masuk Universitas Leiden dan kuliah “Taal- en Letterkunde van den Oostindischen archipel” (Bahasa dan Sastra Kepulauan Hindia-Timur). Mata kuliahnya waktu S1 terdiri atas bahasa Arab, Sansekerta, Islam, dan ilmu bumi Kepulauan Hindia-Timur. Kemudian Pigeaud melanjutkan studi S2 dan mempelajari bahasa Melayu, bahasa Jawa, dan bahasa Persia. Disertasi S3-nya adalah suntingan teks sebuah karya sastra Jawa Pertengahan berjudul Tantu Panggelaran yang isinya adalah mitologi Jawa Kuno.

Lulus dari Leiden, Pegeaud menjadi seorang taalambtenaar (pegawai bahasa) di Jawa. Salah satu karya monumentalnya adalah kamus Jawa-Belanda yang dia buat pada 1925 dan baru diterbitkan pada 1938. Setelah Perang Dunia II, Pigeaud pulang ke Belanda. Pada 1948 Pigeaud menerima tugas untuk menyunting ulang dan menerjemahkan kembali kakawin Nagarakretagama. Puncak dari karya monumentalnya adalah Java in the 14th Century (1960-1963), dan terdiri atas 1.500 halaman. Karya-karya Pegeaud terkait bahasa Jawa masih terdokumentasi di Perpustakaan KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkundei) yang merupakan pusat dokumentasi terbesar di dunia (www.kitlv.knaw.nl).

Orang Belanda lain yang peduli bahasa Jawa adalah Hans Ras (lahir di Rotterdam, 1 April 1926 dan wafat di Warmond, 22 Oktober 2003). Dia merupakan pakar bahasa dan sastra Jawa di Universitas Leiden. Ia bukan hanya jatuh cinta pada bahasa Jawa tapi menikahi gadis Jawa pula bernama Widjiati. Pada 1985 ia diangkat menjadi guru besar sastra dan budaya Jawa. Studi-studinya tentang budaya dan sastra Jawa sangat diakui. Secara khusus Ras sangat mencintai wayang dan sejarah perkembangannya. Ia juga pernah menerjemahkan sebuah lakon wayang ke bahasa Belanda: De schending van Soebadra (Subadra Larung atau Sembadra Larung). Lalu yang tidak kalah penting ialah studi-studinya mengenai karya penulisan, struktur, fungsi, dan kebenaran teks-teks sejarah dari Jawa, terutama Babad Tanah Jawi. Ras juga menyebarkan perasaan cinta terhadap budaya, bahasa dan orang Jawa, pada bidang ilmu pengetahuan dan bidang lainnya. Saya mengenalnya sebagai sosok yang tidak rela jika budaya Jawa, termasuk bahasa Jawa, dilecehkan.

Mungkin sebagian dari kita sudah mengenal sosok penyelamat bahasa Jawa Kuno (Kawi), Prof Dr Petrus Josephus Zoetmulder SJ. Sosok kelahiran Utrecht, 29 Januari 1906 dan wafat di Jogjakarta, 8 Juli 1995 itu adalah pakar sastra Jawa dan budayawan Indonesia. Pastor Katolik ini terkenal dengan aspek agama kejawen-nya yakni Manunggaling Kawula Gusti. Selain itu, nama Zoetmulder tidak dapat dilepaskan dari telaah sastra Jawa Kuna Kalangwan dan kamus Jawa Kuna-nya yang terbit dalam dua edisi: bahasa Inggris (1982) dan Indonesia (1995).

Secara fisik Zoetmoeldar memang orang Belanda, tetapi jiwa dan hatinya lebih Jawa dari orang Jawa manapun. Misalnya, jika banyak generasi muda Jawa tidak bisa berbahasa Jawa kromo inggil, maka mendiang justru luar biasa lancarnya. Para muridnya antara lain Prof Dr Koentjaraningrat, Dr Sukmono dan Dr S. Supomo.

Kita juga tak bisa melupakan peran sosok Tionghoa muslim bernama Prof Dr Tjan Tjoe Siem yang lahir di Surakarta pada 1909 dan wafat di Jakarta, 1978 yang dikenal sebagai pakar sastra Jawa dan guru besar Universitas Indonesia. Sosok yang punya perhatian pada hukum Islam ini promosi di Universitas Leiden, pada 1938. Judul disertasinya Hoe Koeroepati zich zijn vrouw verwerft berkisah tentang lakon wayang pernikahan Suyodana atau Duryudana, raja para Kurawa yang diambil dari Mahabharata.

Tjan Tjoe Siem mengingatkan saya pada banyak warga Tionghoa di Belanda, termasuk mereka yang datang dari Surabaya, Jogjakarta atau Semarang yang lebih suka menggunakan bahasa Jawa dalam komunikasi dengan sesama Tionghoa atau orang-orang Jawa di Belanda.

Jadi, sebenarnya masih banyak nama lain yang peduli pada bahasa Jawa, tapi terlalu banyak jika disebutkan semua.

Nah, dari sosok-sosok asing itulah diharapkan mudah-mudahan kita bisa tergugah dan menjadi sadar bahwa bahasa Jawa bukanlah bahasa yang remeh, tetapi bahasa yang eksotik, karena lahir dari sebuah tradisi tua yang sangat bernilai, sampai memesona orang asing. Langkah-langkah untuk menjaga dan melestarikan bahasa ini, yang dilakukan berbagai pihak layak dihargai dan perlu ditindaklanjuti. Siapa lagi yang mau peduli kepada bahasa Jawa kalau bukan kita sendiri? ***

*) Peminat sejarah dan bahasa Jawa, alumnus Erasmus Universiteit Rotterdam.

1 komentar:

Puput Triwahy mengatakan...

apik ya!!!
kowe omah asline neng ndi?
aku oleh kenal karo kowe opo ora?
my fb:brown.x24@gmail.com

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae