Selasa, 17 Februari 2009

Menggagas Sastra Bertipikal Madura

`Atiqurrahman
http://www.surabayapost.co.id/

Eskapisme kultural tengah melanda susastra Madura. Hal tersebut tampak dari keseragaman eksplorasi karya-karya yang diciptakan. Lacur yang terjadi, sastrawan-sastrawan Madura tak menyadarinya. Timbul tanda tanya: bagaimana nasib susastra Madura selanjutnya?

Marilah simak bersama. Dasawarsa terakhir susastra Madura dijumbuhi karya-karya yang bertipikal pesantren. Kreatornya kebanyakan alumni-alumni pesantren. Tema yang diangkat adalah problem keagamaan, misalnya, hubungan manusia dengan Tuhan, cinta pada Tuhan, dan keinginan bersatu dengan Tuhan. Selain tema tersebut, praktis tak ada tema lain yang coba dieksplorasi oleh sastrawan-sastrawan Madura.

Mengapa hal tersebut terjadi? Mungkin semangat jaman membentuk kondisi demikian. Mungkin ada kesepahaman tentang “apa itu sastra, agama, dan sastra-agama”? Mungkin juga, keseragaman ini dilatarbelakangi oleh kesuksesan sastrawan-sastrawan pendahulu yang memokuskan problem karyanya pada wilayah yang kudus tersebut. Dari deretan sastrawan-sastrawan Madura yang bisa dikatakan sukses meniti karir sebagai sastrawan dapat disebutkan. Misalnya, Jamal D. Rahman, Abdul Hadi W. M. dan Kuswaidi Syafi’i. Secara keseluruhan karya-karya mereka mengeksplorasi persoalan-persoalan yang bertumpu pada nilai religius dan perasaan religuitas.

Namun demikian, hal yang patut dikhawatirkan dalam perkembangan susastra Madura selanjutnya adalah situasi ekologi susastranya. Di atas telah disinggung, tak ada karya-karya susastra Madura selain yang bertemakan keagamaan. Dalam pengamatan penulis, hanya segelintir—untuk tidak dikatakan tak ada—sastrawan yang mencoba ruang alternatif selain dari eksplorasi ketiga penyair tersebut di atas. Adapun sastrawan Madura yang menjajal eksplorasi karyanya tidak pada wilayah keagamaan adalah Timur Budi Raja yang memaksimalkan tema puisinya pada wacana intelektual dan Ahmad Faishal yang puisinya berpusar pada dua tema, kematian dan sejarah.

Sepintas lalu, gejala keseragaman tema itu tak menimbulkan tanda tanya jika melihat kenyataan Madura sebagai salah satu kawasan pesantren dengan masyarakat santrinya. Justru sebaliknya, hal tersebut merupakan isyarat positif. Karya sastra tak pernah hadir dalam kekosongan. Karya sastra, bagaimanapun juga, membutuhkan sebuah latar. Secara personal, sastrawan yang mempunyai pijakan regional yang jelas dapat mengongkretkan dan mentransliterasikan tranpransi kata, kalimat dan wacana. Tekstual yang dihasilkan kerapkali berhasil merengkuh keutuhan karya.

Akan tetapi keseragaman eksplorasi tema, gaya dan bentuk pada sebuah ekologi susastra bukan berarti kepaduan, keselarasan atau keunikan. Keseragaman eksplorasi, yang salah satunya dapat dilihat dari tematik karya, merupakan gejala eskapisme kultural dalam susastra di tempat bersangkutan. Pengertian eskapisme kultural di sini merunjuk pada kehendak atau kecenderungan menghindar dari kenyataan kultural yang kompleks dengan mencari hiburan dan ketentraman di dalam khayalan atau situasi rekaan (fiktif) yang diyakini si pengarang.

Jika hendak mendapatkan gejala eskapisme kultural dalam susastra, kita dapat mengetahui dengan cara memerikan karya-karya yang dihasilkan, baik dalam antologi atau yang dimuat media massa. Dari situ dapat dilihat kecenderungan eksplorasi gaya, tema dan bentuk karya sebagai situasi rekaan si pengarang. Sedang dalam menentukan adanya eskapisme atau hanya kecenderungan sastrawan yang dilatarbelakangi semangat jaman tersangkut masalah keragaman eksplorasi karya-karya. Keberagaman ini sejalan dengan pola kultur yang bersifat kompleks. Jadi, ketiadaan aneka tema pada karya-karya pada suatu ekologi sastra berarti pengingkaran atau penyimpangan (pengarang) terhadap kompleksitas problema kultur setempat sebagai latar karyanya.

Dalam susastra Madura eskapisme kultural muncul dalam wujud keseragaman tematik karya-karya yang berkutat pada problem teologi. Fenomena ini merupakan sinyalemen buruk bagi perkembangan susastra Madura. Soalnya, satrawan Madura tampak obsesif pada agama (tertentu) sebagai realitas pokok di Madura. Pengingkaran atas kultur Madura yang kompleks mengaburkan panilaian para pembaca, terutama pembaca luar Madura. Tentu, pembaca dapat menangkap kejanggalan ini. Madura adalah wilayah kebudayaan. Sebagai wilayah budaya agama merupakan satu diantara sistem-sistem budaya yang lain, sosial, hukum, sejarah, bahasa, sastra dsb.

Untuk itu, dibutuhkan susastra Madura yang tak sekedar berkonsentrasi pada tema keagamaan. Akan tetapi susastra yang dapat mereduksi keutuhan lingkungan kultural Madura yang khas. Hal ini dapat dilakukan dengan mengeksploitasi bahasa, folklor, sosial, adat, politik, sejarah dsb.

Sastra Madura sangat membutuhkan karya-karya yang bertipikal Madura. Sastra bertipikal Madura bisa diproyeksiakan dengan mengeksplorasi: (1) bahasa/ikon khas Madura, (2) problem sosial Madura, (3) sejarah Madura, (4) folklor Madura dan (4) lanskap Madura.

Dalam khasana susastra Madura tematik puisi yang diusung Timur Budi Raja berada di luar kecenderungan sastrawan-sastrawan Madura. Tekstual sajak-sajaknya berkutat pada tema intelektual. Akan tetapi dalam pengkategorian ilmu sastra, tema intelektual tak berada dalam kekhasan. Intelektual bersifat universal. Tidak khas. Jadi sajak-sajak Timur berada di luar susastra Madura yang Khas itu. Ada juga penulis-penulis dari luar Madura yang mencoba memotret lanskap dan situasi sosial Madura, misalnya S. Yoga dan Mardi Luhung. Sayang, sajak-sajak mereka berhenti pada wilayah wacana, sekedar reportase. Belum merengkuh transparansi peristiwa-peristiwa kemaduraan.

Semestinya, tematik sastra yang diolah adalah problem kultur Madura yang kompleks itu. Tidak terjebak pada satu sub sistem budaya. Pemaksimalannya dipusatkan pada strategi tekstual lewat kata, frasa, klausa, kalimat, wacana dan ikon-ikon yang khas Madura. Eksplorasi yang mengarah pada kekhasan lokal Madura adalah sajak-sajak Ahmad Faishal dalam antologi Saronen Makrifat (2004). Walaupun ornamen tekstualnya terpusat pada tema kematian dan sejarah. Tapi keberhasilan Faishal mengongkritkan transparasi kata membuat kejernihan puitikanya menjadi khas.***

Pamekasan, 05 Januari 2009

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae