Rabu, 21 Januari 2009

PANORAMA SASTRA RELIGIUS

S Yoga
http://www.surabayapost.co.id/
http://syoga.blogspot.com/

Perkembangan sastra religius di Jawa Timur (Jatim) mungkin kurang menarik bagi generasi muda. Sehingga bila kita cermati, hingga kini jarang terlahir sastrawan muda yang kesadarannya terhadap religi cukup tinggi. Padahal sastra religius merupakan salah satu aset yang sangat penting. Hal ini dikarenakan dukungan secara kultural sudah sangat mencukupi, di mana basis-basis pesantren tersebar di Jatim. Sehingga hal yang pontensial ini hendaknya mampu melahirkan karya-karya religius yang mampu berbicara di tingkat nasional.

Apalagi kita tahu Sumenep merupakan gudangnya penyair religius, misal Abdul Hadi WM, D Zawawi Imron, Jamal D Rahman dan Ahmad Nurullah. Sedangkan dalam bidang prosa ada M Fudoli Zaini (Alm) dengan karya Arafah dan Batu-Batu Setan. Sementara di daerah lain kita mengenal Djamil Suherman (Alm), novelis kelahiran Surabaya, menghasilkan Perjalanan ke Akhirat dan Umi Kulsum, yang karyanya berlatar belakang pesantren. Muhammad Ali (Alm) juga kelahiran Surabaya dengan karya Di Bawah Naungan Al-Qur`an. Namun mereka umumnya malang melintang pada tahun 1960-1970 dan yang lebih muda tahun 1980-1990. Karena itu kita berharap kepada generasi muda, khususnya mereka yang berkomunitas di lingkungan pesantren. Yang jelas memiliki potensi yang lebih daripada mereka yang berada di luar. Karena ajaran dan kehidupan keagamaan setiap hari mereka pelajari dan jalani.

Pada masa kerajaan-kerajaan di Tanah Air, kita sudah mengenal sastra religi yang pada waktu itu dikenal dengan nama suluk maupun serat. Sehingga kita kenal Suluk Quthub, Suluk Berang-Berang, Suluk Wijil, Suluk Sukma Lelana, Suluk Seh Amongroga, sedangkan serat yang terkenal yang mencerminkan keagamaan adalah Wedhatama dan Wulangreh. Kita juga mengenal adanya lagu atau syair yang diciptakan Sunan Bonang, Tombo Ati dan Sunan Kalijaga, Ilir-ilir dan Kidung Rumeksa Ing Wengi. Tentu saja para sunan menciptakan syair demikian bukan tanpa maksud, karena mereka memahami masyarakat yang senang dengan nyanyian dan gamelan, maka diciptakanlah lagu-lagu yang berisi ajaran tasawuf bagi para pengikutnya. Bahkan hingga sekarang lagu tersebut masih banyak dinyanyikan oleh masayarakat desa dan disenangi oleh banyak orang, seakan-akan sudah menjadi milik masyarakat, guna menetramkan hati dan siar agama.

Ketika menyebut sastra religius, tentu saja yang terngiang dalam pikiran adalah sastra yang menyuarakan keagamaan. Hal ini tidaklah salah, demikian juga ada yang menyebutnya sastra sufi, sastra transendensi dan sastra profetik. Yang kesemuanya bermuara kepada pengertian kesadaran akan rasa ketuhanan, kebenaran yang bersumber pada Tuhan. Dan konsepsi ini bisa berlaku bagi semua agama. Yang di Islam biasanya terfokus pada amar mar’ruf, nahi munkar, tu’ minu billah. Menyuruh berbuat baik, mencegah kemungkaran dan bertaqwa pada Allah.

Pencerahan Rohani

Untuk bisa berbuat sesuai tiga hal tersebut, yang pasti rohani kita harus suci terlebih dahulu. Namun di sisi lain kehidupan kita sekarang ini seringkali tergoda oleh hal-hal duniawai. Karenanya bisa jadi posisi kita berada dalam krisis iman. Belum lagi gempuran materialisme dan sekularisme terus-terusan berada di sekitar kita. Lalu apa yang bisa diperbuat oleh para sastrawan guna menjawab tantangan zaman yang harus segera dibenahi ini. Bagaimana sastrawan Jatim telah mewarnai, memerangi hal-hal buruk yang bisa membuat moral kita terjun bebas menjadi nihil. Alias tak bermoral, yang akhirnya merajalela menjadi kejahatan, yang jauh dari harapan dan kaidah agama. Bahkan bila kita melihat penulis-penulis muda yang ada, seringkali malah berpaling dari sastra religius, dan lebih memilih menekuni sastra liberalisme atau sastra kelamin (mengeksploitasi seks). Dan hal ini akan semakin menjauhkan diri kita untuk mewujudkan kehidupan sastra religius yang lebih berkembang dan sanggup menjawab persoalan kehidupan. Karena krisis iman atau moral hanya bisa diatasi dengan cara meningkatkan transendensi. Sehingga kita semua dapat menemukan pencerahan rohani.

Sementara itu ada pendapat yang mengatakan bahwa karya sastra harus memberi pesan atau amanat yang jelas dan baik. Mengandung nilai-nilai moral yang tinggi. Padahal dalam prakteknya sastra seringkali berlawanan dengan harapan tersebut, karena sastra membeberkan kebobrokan, kenistaan dan kepahitan hidup. Di mana dari kerusakan-kerusakan moral ini akan memuncak dalam sebuah katarsis, pesuncian jiwa. Sehingga dari pengalam membaca sastra, akan kita ambil hikmahnya. Jadi seringkali sastra memberikan pesan atau amanat hanya tersirat saja, tidak tersurat. Dan hal ini membutuhkan diri pembaca untuk aktif berpikir, tidak hanya menerima jadinya saja, yang justru akan membuat diri kita pasif.

Lalu bagaimana mewujudkan karya sastra religius yang bisa dikatakan berhasil, namun juga tidak lepas dari rasa taqwa terhadap Tuhan. Kita tahu pada awal mulanya puisi adalah mantra atau pun doa. Sehingga kehidupan sastra religi, meski pada zaman dulu belum dikenal, sebenarnya sudah ada, yakni dalam ritus-ritus. Sastra religius merupakan doa dalam bentuk ekspresi yang mampu mengetarkan jiwa.

Seringkali kita membaca bahwa sastra religius hanyalah semata-mata memindahkan atau mencomot kata-kata yang ada dalam kitab suci. Sehingga kita tidak menemukan kebaruan dan keunikan di dalamnya. Bahkan sama saja dengan kita mendengarkan rohaniwan berdakwah atau kita membaca buku-buku keagamaan. Padahal bagi seorang penyair yang benar-benar memahami estetika, ia akan dituntut lebih tinggi dalam kemahirannya menerjemahkan doa ke dalam pencitraan baru yang otentik dan kreatif. Kita ambil contoh sebuah puisi, Abdul Hadi WM, Tuhan/Kita begitu dekat/Sebagai api dengan panas/Aku panas dalam apimu/Tuhan/Kita begitu dekat/Seperti kain dengan kapas/aku kapas dalam kainmu/Tuhan/Kita begitu dekan/Seperti angin dan arahnya/Kita begitu dekat/Dalam gelap/kini aku nyala/pada lampu padammu.

Karya ini menunjukkan kedekatan yang sangat intim antara sang penyair dan Tuhannya. Penyair begitu dekat seperti api dan panas, kapas dan kain, angin dan arahnya. Wahdatul wujud begitu sebutanya dalam ilmu tasawuf, sedang dalam mistik Jawa disebut Manunggaling Kawulo Gusti. Menyatunya mahluk dengan Tuhannya. Puisi di atas tidak terjebak dalam konseptual, definitif dan normatif keagamaan. Sehingga justru mampu memberikan pencerahan rohani terhadap pembaca karena sifatnya yang personal, otentik dan sublim. Sehingga mengejutkan dan mampu menciptakan keindahan. Memberikan gambaran penghayatan si penyair akan rasa ketuhanan dengan intreprestasi yang intens dan unik.

Dan salah satu fungsi karya sastra adalah memperingatan sejak dini akan adanya dekadensi moral dan dehumanisasi. Karena itu, ia meruapakan salah satu oase pencerahan. Melihat betapa pentingnya peran sastra religius di masa mendatang, karena rohani kita selalu digempur habis oleh godaan duniawi. Maka kita berharap akan muncul generasi muda para sastrawan di Jatim, yang memiliki daya jelajah religiuitas yang tinggi dalam karya-karyanya. Sehingga dapat menjadi warna tersendiri dalam kehidupan sastra yang selama ini lebih banyak tergoda pada sastra liberal. Tentunya yang benar-benar menjelma menjadi karya sastra yang menyatu antara bentuk dan isi. Mengejutkan, otentik dan tidak normatif. Dan bukan hanya tempelan dogma-dogma agama belaka. Yang justru akan melunturkan nilai-nilai sastra.
***

*) Penyair dan anggota Komite Sastra DK-Jatim.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae