Kamis, 21 Agustus 2008

Rindu Yang Tak Terjamah

Yushifull Ilmy*

Brakk…! Dengan kesal kubanting tasku ke lantai. Entah mengapa hari ini nasib buruk selalu menimpaku. Nazril Ilham yang biasa di panggil Aril, siswa kelas 3B yang terkenal sombong itu, membuatku kesetanan. Tadi di kantin ketika aku membawa segelas es teh hendak menuju tempat duduk dia menabrakku hingga gelasnya jatuh. Itu saja tidak cukup. Ketika aku pulang sekolah dia bersama motor gedenya melaju dengan kencang melewati kubangan air di tepi jalan yang tepat di sampingku dan…praatt……muncrat air itu ke bajuku.

"Dasar orang sombong, nggak punya sopan santun," gerutuku. Yang membuatku makin marah ketika dia terus melaju tanpa merasa bersalah sama sekali.
Hari ini team basket dari kelas 3A dan 3C bertanding. Teman-teman yang bukan pemain menjadi penonton para idolanya bersaing. Aku yang tak begitu tertarik dengan olah raga memilih tetap di dalam kelas. Aku membaca buku yang kupinjam dari perpustakaan. Tiba-tiba terdengar suara yang mengganggu konsentrasiku, "Aku cari kemana-mana ternyata kamu di sini."

Aku hanya menoleh sebentar dan kembali sibuk membaca melihat yang dating adalah Aril yang sombong itu.
"Ehmm," dia berdehem hendak menyita perhatianku. "Aku hanya minta maaf atas kejadian kemarin."

Dia menata pantatnya untuk duduk di sampingku.
"Memangnya kamu masih punya rasa bersalah?" tanyaku sewot. Namun dia hanya diam dan tetap duduk di sampingku.
"Kok diam, kenapa?" tanyaku ketus.
"Kemarin aku nggak sengaja! Aku buru-buru ke rumah sakit, karena ayah sangat membutuhkan kehadiranku."

"Kenapa dengan ayahmu ?" tanyaku penasaran.
"Ayah sakit keras. Sudah empat hari dia di rawat di rumah sakit," dia mulai memelas.
"Tapi kamu nggak harus ngebut, kan? Apa tidak ada orang lain yang menunggunya?"
"cuma aku satu-satunya orang yang ayah harapkan. Om dan Tante sibuk mengurus perusahaan Ayah di Jakarta," jelasnya.

"Ibumu?" tanyaku makin terlibat dalam persoalan keluarganya.
"Ibu," Aril menanggalkan kalimatnya. "Ibu sudah meninggal tiga tahun yang lalu."
Mata Aril menerawang. Berdebur gelombang pasang seakan menghantam jiwaku, kini aku yang merasa lebih bersalah pada Aril. Aku memang bodoh, mengapa harus kutanyakan hal itu.

"Ma, maaf?" kataku terbata.
"Memang, seharusnya kamu tahu," balasnya sambil tersenyum.
"Kok begitu?" kataku tak mengerti.
"Karena, kalau aku nggak menjelaskan semua pasti kamu nggak akan pernah mau memaafkanku."

Senyum di bibir Aril makin mengembang. Ternyata selama ini semua orang membuat kesalahan besar. Apa yang mereka katakan tentang Aril itu tidak benar. Aril sebenarnya bukan siswa yang sombong. Dia anak yang baik, jujur, dan bertanggung jawab. Mereka hanya melihat fisik Aril yang bergaya mewah, namun mereka belum tahu rahasia di balik hati Aril.

"Eh, namamu Karin, kan?" tanyanya.
"Kamu kok tahu?"
"Siapa yang nggak tahu kamu, siswi 1A yang super juitek," ledeknya.
"Kalau kamu Aril siswa kelas 3B yang sombong itu kan?" balasku tak mau kalah.

Tawa kami meledak, membaur dalam keakraban, melerai curiga yang ada. Sejak saat itu kami semakin akrab. Setiap kali pulang sekolah Aril sering mengajakku ke RS untuk menjenguk ayahnya.Ia juga sering menumpahkan curahan hatinya padaku, tentang ayah, om dan tante yang begitu menyayanginya.Tak dapat kupungkiri bahwa rasa itu ada dan kini nenjadi sebuah kisah yang indah dan berharga untuk kami.
* * *

Malam itu Aril menjemputku di rumah.Dia mengajakku ke Rumah Sakit untuk memastikan keadaan ayahnya. Keadaan ayah Aril sendiri sudah membaik. Dokter mengatakan kalau lusa sudah boleh pulang. Kebahagiaan kini terpancar di raut wajah Aril dan aku dapat merasakan hal itu. Karena, beberapa hari ini senyum tak pernah lepas dari bibir Aril.

Malam merambat dan Aril mengantarkan aku pulang. Namun, sebelumnya ia mengajakku ke tepi pantai di mana seluruh keindahan alam seakan tertumpah di sana. Kami berdua duduk di atas batu besar sambil merangkai harapan indah untuk esok.

"Rin, bintang itu indah ya?" kata Aril memulai pembicaraan. Sedang aku hanya menganggukkan kepala sambil memandang indahnya bintang.
"Kamu suka?" tanya Aril kembali.

"Suka, tapi aku lebih suka kalau bintang itu bersinar beramaan dengan bulan," jawabku memandang langit yang tak menampakkan rembulan.
"Eh, Ril. Mana bulannya kok nggak ada?"
Aku mendongakkan kepala mencari di mana letak bulan itu.

Aril pun tersenyum dan berbisik lirih, "Sekarang bulan itu telah aku raih. Bulan itu tengah bersandar di pundakku dan mengajakku menatap hitamnya langit dan menjejaki sepi."
Mata Aril menatapku lembut. Kami terdiam saling memandang, menyibak tirai keheningan malam, dan seakan bintang pun turut bertutur tentang kedalaman hatiku.
* * *

Hari ini ayah Aril pulang, seakan membawa kehidupan baru bagi Aril. Kebahagiaan yang dulu pernah hilang kini telah dirangkulnya kembali dan senyum yang sempat pudar itu selalu menghias di setiap langkah dan hari-harinya. Aku pun turut merasakan hal itu. Karena, kabahagiaan itu juga ia curahkan untukku hingga membuatku tak ingin kehilangan cinta itu.

Kriiinggg!
Dengan malas kuangkat gagang telepon.
"Assalamu'alaikum," sapa Aril ramah.
"Wa'alaikum salam. Ada apa, Ril?" Aku langsung bartanya.
"Rin, besok aku mau ke Jakarta."
"Ke Jakarta!? Lama nggak di sana?"
"Nggak lama kok! Mungkin cuma satu bulan," jawab Aril memastikan.
"Satu bulan!?" Aku tersentak.
"Karin, satu bulan itu cuma sebentar. Aku pasti kembali, kok. Ayah cuma mengajakku melihat perkembangan bisnisnya di sana."
"Janji ya cuma satu bulan," aku memastikan kembali.
"Ya, aku janji. Selamat malam dan semoga mimpi indah," Aril pun mengakhiri telponnya.

Dalam keheningan malam ini tiba-tiba aku merasakan kesendirian yang menyakitkan. Sepi dan kesendirian dalam rengkuhan angan-angan rindu yang menjamah jiwa dan kini telah menjadi titik-titik harapan.

Mentari hari ini redup seredup hatiku. Hari enggan berganti dan menit pun enggan berlalu.Aku termenung sendiri di dalam kelas saat istirahat sekolah. Meskipun baru satu hari Aril di Jakarta, namun seakan semuanya hampa.

Embun pagi mulai meninggalkan pucuk rerunputan, mentari pun tersenyum, dan aku seakan tersihir oleh indahnya pagi. Aku melangkahkan kaki dengan pasti menuju sekolah terindahku, karena satu bulan telah berlalu. Aku tak sabar untuk bertemu denggan Aril, sang bintang malamku.

Langkahku terhenti ketika sebuah suara dalam mobil memanggilku.
"Karin, Tunggu!"
Aku menoleh menuju asal suara itu.
"Ada apa, Van?" tanyaku tak mengerti.
"Rin, ayo ikut aku sekarang," ajak Ivan tak jelas ke mana.
"Emangnya ada apa, Van?" desakku kemudian.
"Sudah cepat masuk ke dalam. Aril sudah menunggu kamu," Ivan menegaskan.
"Aril?! Aril sudah pulang? Kok yang menjemputku bukan dia? Memangnya ada apa, Van?" tanyaku bertubi-tubi, namun Ivan hanya diam tak menghiraukan semua pertanyaanku.

Bagaikan seorang pembalap Ivan melajukan mobilnya.Tiba-tiba Ivan menyodorkan sebuah koran terbitan hari itu. Aku bisa membacanya dengan jelas sebuah judul "Garuda Air Mengalami Kecelakaan". Meski telah kubaca berkali-kali aku tak bosan untuk mengulanginya lagi, karena aku belum paham apa sebenarnya maksud Ivan.

Tiba-tiba jantungku bergemuruh. Sebenarnya apa yaang terjadi? Ada apa dengan Aril? Mataku terpejam mencoba untuk menahan rasa pilunya jiwaku dan…chiiittt! Mobil Ivan berhenti di depan halaman rumah.
"Rumah siapa ini dan di mana Aril?"

Seribu pertanyaan menjadi onak di hatiku. Kemudian Ivan membukakan pintu mobil dan mulai bicara. "Rin, Aril menunggumu di dalam!"
Tanpa pikir panjang aku langsung barlari menelusuri halaman yang cukup luas itu dan mencari di mana bintangku berada. Deru tangis menghiasi ruangan itu. Lantunan ayat-ayat suci Al-Quran terdengar jelas di depan pintu. Dan kaki ini belum berani untuk melangkah. Sebenarnya apa yang terjadi di dalam?

Aku tersentak ketika melihat sosok terbujur kaku terbalut kafan itu adalah Aril. Bintang yang sinarnya tak pernah redup dalam hatiku yang pesonanya mampu melerai segala bimbangku. Ingin aku menjerit sekuat tenaga, menyebut namanya, mendekap erat tubuhnya. Namun, seketika aku jatuh tertunduk, tanpa daya, tanpa rasa, diiringi deraian air mata. Aku mencoba bangkit bersama tubuh yang beku dan menahan rasa pilunya jawaku untuk kembali menatap hitamnya mentari. Karena, aku terlalu rapuh untuk menerima kenyataan ini.
* * *

Malam ini bintang bersinar penuh dengan pesonanya, memberi dawai dalam hatiku, dan menjadi teman dalam gundaku. Di atas sana kulihat ada bingkaian senyum yang tersemai di antara bintang-bintang.

Malam, engkau adalah saksi atas sebuah perpisahan dan kedukaan. Aku berharap suatu saat nanti malam akan mampu memulihkan dukaku dan mampu merangkai mimpi indah itu untukku. Dan malam ini biarlah tangisanku yang mengantar kesedihanku.

Lamongan, 2007

* Penulis adalah Pelajar MA. Matholi’ul Anwar, Simo Sungelebak, Karanggeneng, Lamongan.

Tidak ada komentar:

Label

`Atiqurrahman A Muttaqin A Rodhi Murtadho A. Iwan Kapit A. Purwantara A. Qorib Hidayatullah A. Zakky Zulhazmi A.H.J Khuzaini A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Malik Abdul Wachid B.S. Abdurrahman El Husaini Abidah El Khalieqy Abu Salman Acep Zamzam Noor Achdiat K. Mihardja Adek Alwi Adi Suhara Adnyana Ole Adreas Anggit W. Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Dwi Ertato Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Himawan Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agusri Junaidi Agustinus Wahyono Ahda Imran Ahmad Badrus Sholihin Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Ikhwan Susilo Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musabbih Ahmad Rofiq Ahmad Sahidah Ahmad Tohari Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Alex R. Nainggolan Alex Suban Alunk Estohank Ami Herman Amien Kamil Amien Wangsitalaja Aminudin R Wangsitalaja Anastasya Andriarti Andreas Maryoto Anes Prabu Sadjarwo Angela Angga Wijaya Angkie Yudistia Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Kurnia Anton Kurniawan Anton Wahyudi Anugrah Gio Pratama Anwar Nuris Aprinus Salam Arie MP Tamba Arif B. Prasetyo Arif Bagus Prasetyo Arif Hidayat Arman A.Z. Arti Bumi Intaran Arys Hilman AS Sumbawi Asarpin Asef Umar Fakhruddin Asep Sambodja Asrama Mahasiswa Aceh SABENA Astrikusuma Asvi Warman Adam Atep Kurnia Awalludin GD Mualif Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Badrut Tamam Gaffas Bagja Hidayat Bagus Takwin Balada Bale Aksara Baltasar Koi Bambang Agung Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Insani Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Berita Berita Duka Berita Utama Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Blambangan Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Saputra Budi Suwarna Bung Tomo Cak Kandar Catatan Cerpen Chairil Anwar Chavchay Syaifullah Cucuk Espe Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Daisuke Miyoshi Damanhuri Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Dhakidae Dante Alighieri Deddy Arsya Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Deny Tri Aryanti Detti Febrina Dharmadi Diah Hadaning Dian Hartati Dian Sukarno Diana A.V. Sasa Dicky Fadiar Djuhud Didi Arsandi Dimas Dina Oktaviani Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djadjat Sudradjat Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dorothea Rosa Herliany Dr. Muhammad Zafar Iqbal Dr. Simuh Dwi Arjanto Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwicipta Dwijo Maksum Edy A. Effendi Edy Firmansyah Efri Ritonga Egidius Patnistik Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendri Saiful Elik Elsya Crownia Emha Ainun Nadjib Endah Sulawesi Endah Wahyuningsih Endang Suryadinata Endhiq Anang P Endri Y Eriyandi Budiman Ernest Hemingway Esai Esha Tegar Putra Eva Dwi Kurniawan Evi Dana Setia Ningrum Evi Idawati Evieta Fadjar F Rahardi Fabiola D. Kurnia Fadelan Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faisal Kamandobat Faisal Syahreza Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fandy Hutari Fany Chotimah Fatah Yasin Noor Fathor Lt Fathurrahman Karyadi Fatih Kudus Jaelani Fatma Dwi Rachmawati Fauzi Absal Festival Sastra Gresik Fikri. MS Fina Sato Fitri Susila Galih Pandu Adi Gde Agung Lontar Geger Riyanto Gerakan Literasi Gerakan Surah Buku (GSB) Gerson Poyk Ginanjar Rahadian Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gus Martin Gus tf Sakai Gusti Eka Hadi Napster Haji Misbach Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Hamdy Salad Han Gagas Handoko F. Zainsam Hari Santoso Haris del Hakim Hartono Harimurti Hary B. Kori’un Hasan Gauk Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Helwatin Najwa Hepi Andi Bastoni Heri C Santoso Heri KLM Heri Latief Heri Listianto Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Heru Emka Heru Kurniawan Heru Prasetya Hesti Sartika Hudan Hidayat Humaidiy AS I Made Asdhiana I Made Prabaswara I Nyoman Suaka IBM. Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Idayati Ignas Kleden Ihsan Taufik Ilenk Rembulan Ilham Khoiri Ilham Yusardi Imam Cahyono Imam Jahrudin Priyanto Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indah Darmastuti Indiar Manggara Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irma Safitri Irman Syah Iskandar Noe Istiqomatul Hayati Ita Siregar Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya-Djafar Iyut FItra Jadid Al Farisy Jafar M. Sidik Jakob Sumardjo Jamal D Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jayaning S.A Jefri al Malay Jihan Fauziah JJ. Kusni Jo Pakagula Johan Edy Raharjo Joko Pinurbo Jokowi Undercover Joni Ariadinata Joss Wibisono Jual Buku Paket Hemat Judyane Koz Juli Sastrawan Junaidi Abdul Munif Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Kadir Ruslan Kasnadi Katrin Bandel Kedung Darma Romansha Khairul Mufid Jr Khamami Zada Khrisna Pabichara Kikin Kuswandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII) Korrie Layun Rampan Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan) Kristianto Batuadji Kritik Sastra Kunni Masrohanti Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia EF Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto Lan Fang Landung Rusyanto Simatupang Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Liestyo Ambarwati Khohar Linda Sarmili Liston P. Siregar Liza Wahyuninto LN Idayanie Lucia Idayani Lukman Asya Lusiana Indriasari Lynglieastrid Isabellita M Hari Atmoko M. Aan Mansyur M. Arman A.Z M. Bagus Pribadi M. Fadjroel Rachman M. Harya Ramdhoni Julizarsyah M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S M. Luthfi Aziz M. Nahdiansyah Abdi M. Raudah Jambak M. Shoim Anwar M. Yoesoef M.D. Atmaja Maghfur Saan Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Majalah Sastra Horison Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Serenade Sinurat Mario F. Lawi Marluwi Marsel Robot Martin Aleida Martin Suryajaya Mashuri Matdon Mega Vristian Melani Budianta Melayu Riau Memoar MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Miftah Fadhli Miftahul Abrori Misbahus Surur Miziansyah J Mochtar Lubis Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan MT Arifin Mugy Riskiana Halalia Muhajir Arrosyid Muhamad Rifai Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Al-Mubassyir Muhammad Qodari Muhammad Rain Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun A.S Muhidin M. Dahlan Muhlis Al-Firmany Mujtahid Mulyadi SA Munawir Aziz Murniati Tanjung Murnierida Pram Musa Ismail Musfi Efrizal Mustaan Mustafa Ismail N. Mursidi Nafsul Latifah Naskah Teater Nasrullah Nara Nelson Alwi Nenden Lilis A Nh. Anfalah Ni Made Purnama Sari Nina Mussolini-Hansson Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Noura Nova Christina Noval Jubbek Novela Nian Nugroho Notosusanto Nugroho Pandhu Sukmono Nur Faizah Nurdin F. Joes Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Nyoman Wirata Oka Rusmini Oktamandjaya Wiguna Oky Sanjaya Olanama Olivia Kristina Sinaga Otto Sukatno CR Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Patricia Pawestri PDS H.B. Jassin PDS. H.B. Jassin Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa Persda Network Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pramono Pranita Dewi Pringadi AS Prita Daneswari Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri Prosa Pudyo Saptono Puisi Puisi Kesunyian Puisi Sufi Puji Santosa PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Sugiarti Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Ramadhan Batubara Ramadhan KH Ratih Kumala Ratna Indraswari Ibrahim Ratna Sarumpaet Raudal Tanjung Banua Remy Sylado Reni Susanti Renny Meita Widjajanti Resensi Restu Kurniawan Retno Sulistyowati RF. Dhonna Rian Sindu Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Riki Utomi Riris K. Toha-Sarumpaet Risang Anom Pujayanto Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Abdullah Rosidi Rosihan Anwar Rukardi S Yoga S. Jai S. Sinansari Ecip S.I. Poeradisastra S.W. Teofani Sabam Siagian Sabrank Suparno Saiful Anam Assyaibani Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Samsudin Adlawi Sanggar Rumah Ilalang Sanggar Teater Jerit Sapardi Djoko Damono Sartika Dian Sartika Dian Nuraini Sastra Tanah Air Sastra Using Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas Sazano Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo Seli Desmiarti Selo Soemardjan Senggrutu Singomenggolo Seno Joko Suyono SH Mintardja Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sipri Senda Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Sobih Adnan Sofian Dwi Sofie Dewayani Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sri Ruwanti Sri Wintala Achmad St Sularto Stefanus P. Elu Sukron Abdilah Sulaiman Djaya Suminto A. Sayuti Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryansyah Suryanto Sastroatmodjo Susanto Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyadi Suyadi San Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syamsiar Hidayah Syarbaini Syifa Amori Syifa Aulia Tajuddin Noor Ganie Taufik Abdullah Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Afandi Teguh Ranusastra Asmara Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Theresia Purbandini Tita Tjindarbumi Titik Alva-Alvi Choiriyah Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Tosa Poetra Tri Lestari Sustiyana Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Tulus Wijanarko Udo Z. Karzi Ugoran Prasad Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Utada Kamaru UU Hamidy Vera Ernawati Veronika Ninik W.S. Rendra Wahjudi Djaja Wahyu Hidayat Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Budiartha Widya Karima Wijaya Herlambang Wiji Thukul Willem B Berybe Wilson Nadeak Winarni R. Wiratmo Soekito Wita Lestari Wiwik Widayaningtias Y. Thendra BP Y. Wibowo Yasser Arafat Yeni Ratnaningsih Yohanes Sehandi Yonatan Raharjo Yonathan Rahardjo Yopi Setia Umbara Yos Rizal S Yos Rizal Suriaji Yudhi Herwibowo Yuka Fainka Putra Yurnaldi Yushifull Ilmy Yusri Fajar Yusuf Suharto Zainal Abidin Zainal Arifin Thoha Zawawi Se Zen Hae