Yushifull Ilmy*
Brakk…! Dengan kesal kubanting tasku ke lantai. Entah mengapa hari ini nasib buruk selalu menimpaku. Nazril Ilham yang biasa di panggil Aril, siswa kelas 3B yang terkenal sombong itu, membuatku kesetanan. Tadi di kantin ketika aku membawa segelas es teh hendak menuju tempat duduk dia menabrakku hingga gelasnya jatuh. Itu saja tidak cukup. Ketika aku pulang sekolah dia bersama motor gedenya melaju dengan kencang melewati kubangan air di tepi jalan yang tepat di sampingku dan…praatt……muncrat air itu ke bajuku.
"Dasar orang sombong, nggak punya sopan santun," gerutuku. Yang membuatku makin marah ketika dia terus melaju tanpa merasa bersalah sama sekali.
Hari ini team basket dari kelas 3A dan 3C bertanding. Teman-teman yang bukan pemain menjadi penonton para idolanya bersaing. Aku yang tak begitu tertarik dengan olah raga memilih tetap di dalam kelas. Aku membaca buku yang kupinjam dari perpustakaan. Tiba-tiba terdengar suara yang mengganggu konsentrasiku, "Aku cari kemana-mana ternyata kamu di sini."
Aku hanya menoleh sebentar dan kembali sibuk membaca melihat yang dating adalah Aril yang sombong itu.
"Ehmm," dia berdehem hendak menyita perhatianku. "Aku hanya minta maaf atas kejadian kemarin."
Dia menata pantatnya untuk duduk di sampingku.
"Memangnya kamu masih punya rasa bersalah?" tanyaku sewot. Namun dia hanya diam dan tetap duduk di sampingku.
"Kok diam, kenapa?" tanyaku ketus.
"Kemarin aku nggak sengaja! Aku buru-buru ke rumah sakit, karena ayah sangat membutuhkan kehadiranku."
"Kenapa dengan ayahmu ?" tanyaku penasaran.
"Ayah sakit keras. Sudah empat hari dia di rawat di rumah sakit," dia mulai memelas.
"Tapi kamu nggak harus ngebut, kan? Apa tidak ada orang lain yang menunggunya?"
"cuma aku satu-satunya orang yang ayah harapkan. Om dan Tante sibuk mengurus perusahaan Ayah di Jakarta," jelasnya.
"Ibumu?" tanyaku makin terlibat dalam persoalan keluarganya.
"Ibu," Aril menanggalkan kalimatnya. "Ibu sudah meninggal tiga tahun yang lalu."
Mata Aril menerawang. Berdebur gelombang pasang seakan menghantam jiwaku, kini aku yang merasa lebih bersalah pada Aril. Aku memang bodoh, mengapa harus kutanyakan hal itu.
"Ma, maaf?" kataku terbata.
"Memang, seharusnya kamu tahu," balasnya sambil tersenyum.
"Kok begitu?" kataku tak mengerti.
"Karena, kalau aku nggak menjelaskan semua pasti kamu nggak akan pernah mau memaafkanku."
Senyum di bibir Aril makin mengembang. Ternyata selama ini semua orang membuat kesalahan besar. Apa yang mereka katakan tentang Aril itu tidak benar. Aril sebenarnya bukan siswa yang sombong. Dia anak yang baik, jujur, dan bertanggung jawab. Mereka hanya melihat fisik Aril yang bergaya mewah, namun mereka belum tahu rahasia di balik hati Aril.
"Eh, namamu Karin, kan?" tanyanya.
"Kamu kok tahu?"
"Siapa yang nggak tahu kamu, siswi 1A yang super juitek," ledeknya.
"Kalau kamu Aril siswa kelas 3B yang sombong itu kan?" balasku tak mau kalah.
Tawa kami meledak, membaur dalam keakraban, melerai curiga yang ada. Sejak saat itu kami semakin akrab. Setiap kali pulang sekolah Aril sering mengajakku ke RS untuk menjenguk ayahnya.Ia juga sering menumpahkan curahan hatinya padaku, tentang ayah, om dan tante yang begitu menyayanginya.Tak dapat kupungkiri bahwa rasa itu ada dan kini nenjadi sebuah kisah yang indah dan berharga untuk kami.
* * *
Malam itu Aril menjemputku di rumah.Dia mengajakku ke Rumah Sakit untuk memastikan keadaan ayahnya. Keadaan ayah Aril sendiri sudah membaik. Dokter mengatakan kalau lusa sudah boleh pulang. Kebahagiaan kini terpancar di raut wajah Aril dan aku dapat merasakan hal itu. Karena, beberapa hari ini senyum tak pernah lepas dari bibir Aril.
Malam merambat dan Aril mengantarkan aku pulang. Namun, sebelumnya ia mengajakku ke tepi pantai di mana seluruh keindahan alam seakan tertumpah di sana. Kami berdua duduk di atas batu besar sambil merangkai harapan indah untuk esok.
"Rin, bintang itu indah ya?" kata Aril memulai pembicaraan. Sedang aku hanya menganggukkan kepala sambil memandang indahnya bintang.
"Kamu suka?" tanya Aril kembali.
"Suka, tapi aku lebih suka kalau bintang itu bersinar beramaan dengan bulan," jawabku memandang langit yang tak menampakkan rembulan.
"Eh, Ril. Mana bulannya kok nggak ada?"
Aku mendongakkan kepala mencari di mana letak bulan itu.
Aril pun tersenyum dan berbisik lirih, "Sekarang bulan itu telah aku raih. Bulan itu tengah bersandar di pundakku dan mengajakku menatap hitamnya langit dan menjejaki sepi."
Mata Aril menatapku lembut. Kami terdiam saling memandang, menyibak tirai keheningan malam, dan seakan bintang pun turut bertutur tentang kedalaman hatiku.
* * *
Hari ini ayah Aril pulang, seakan membawa kehidupan baru bagi Aril. Kebahagiaan yang dulu pernah hilang kini telah dirangkulnya kembali dan senyum yang sempat pudar itu selalu menghias di setiap langkah dan hari-harinya. Aku pun turut merasakan hal itu. Karena, kabahagiaan itu juga ia curahkan untukku hingga membuatku tak ingin kehilangan cinta itu.
Kriiinggg!
Dengan malas kuangkat gagang telepon.
"Assalamu'alaikum," sapa Aril ramah.
"Wa'alaikum salam. Ada apa, Ril?" Aku langsung bartanya.
"Rin, besok aku mau ke Jakarta."
"Ke Jakarta!? Lama nggak di sana?"
"Nggak lama kok! Mungkin cuma satu bulan," jawab Aril memastikan.
"Satu bulan!?" Aku tersentak.
"Karin, satu bulan itu cuma sebentar. Aku pasti kembali, kok. Ayah cuma mengajakku melihat perkembangan bisnisnya di sana."
"Janji ya cuma satu bulan," aku memastikan kembali.
"Ya, aku janji. Selamat malam dan semoga mimpi indah," Aril pun mengakhiri telponnya.
Dalam keheningan malam ini tiba-tiba aku merasakan kesendirian yang menyakitkan. Sepi dan kesendirian dalam rengkuhan angan-angan rindu yang menjamah jiwa dan kini telah menjadi titik-titik harapan.
Mentari hari ini redup seredup hatiku. Hari enggan berganti dan menit pun enggan berlalu.Aku termenung sendiri di dalam kelas saat istirahat sekolah. Meskipun baru satu hari Aril di Jakarta, namun seakan semuanya hampa.
Embun pagi mulai meninggalkan pucuk rerunputan, mentari pun tersenyum, dan aku seakan tersihir oleh indahnya pagi. Aku melangkahkan kaki dengan pasti menuju sekolah terindahku, karena satu bulan telah berlalu. Aku tak sabar untuk bertemu denggan Aril, sang bintang malamku.
Langkahku terhenti ketika sebuah suara dalam mobil memanggilku.
"Karin, Tunggu!"
Aku menoleh menuju asal suara itu.
"Ada apa, Van?" tanyaku tak mengerti.
"Rin, ayo ikut aku sekarang," ajak Ivan tak jelas ke mana.
"Emangnya ada apa, Van?" desakku kemudian.
"Sudah cepat masuk ke dalam. Aril sudah menunggu kamu," Ivan menegaskan.
"Aril?! Aril sudah pulang? Kok yang menjemputku bukan dia? Memangnya ada apa, Van?" tanyaku bertubi-tubi, namun Ivan hanya diam tak menghiraukan semua pertanyaanku.
Bagaikan seorang pembalap Ivan melajukan mobilnya.Tiba-tiba Ivan menyodorkan sebuah koran terbitan hari itu. Aku bisa membacanya dengan jelas sebuah judul "Garuda Air Mengalami Kecelakaan". Meski telah kubaca berkali-kali aku tak bosan untuk mengulanginya lagi, karena aku belum paham apa sebenarnya maksud Ivan.
Tiba-tiba jantungku bergemuruh. Sebenarnya apa yaang terjadi? Ada apa dengan Aril? Mataku terpejam mencoba untuk menahan rasa pilunya jiwaku dan…chiiittt! Mobil Ivan berhenti di depan halaman rumah.
"Rumah siapa ini dan di mana Aril?"
Seribu pertanyaan menjadi onak di hatiku. Kemudian Ivan membukakan pintu mobil dan mulai bicara. "Rin, Aril menunggumu di dalam!"
Tanpa pikir panjang aku langsung barlari menelusuri halaman yang cukup luas itu dan mencari di mana bintangku berada. Deru tangis menghiasi ruangan itu. Lantunan ayat-ayat suci Al-Quran terdengar jelas di depan pintu. Dan kaki ini belum berani untuk melangkah. Sebenarnya apa yang terjadi di dalam?
Aku tersentak ketika melihat sosok terbujur kaku terbalut kafan itu adalah Aril. Bintang yang sinarnya tak pernah redup dalam hatiku yang pesonanya mampu melerai segala bimbangku. Ingin aku menjerit sekuat tenaga, menyebut namanya, mendekap erat tubuhnya. Namun, seketika aku jatuh tertunduk, tanpa daya, tanpa rasa, diiringi deraian air mata. Aku mencoba bangkit bersama tubuh yang beku dan menahan rasa pilunya jawaku untuk kembali menatap hitamnya mentari. Karena, aku terlalu rapuh untuk menerima kenyataan ini.
* * *
Malam ini bintang bersinar penuh dengan pesonanya, memberi dawai dalam hatiku, dan menjadi teman dalam gundaku. Di atas sana kulihat ada bingkaian senyum yang tersemai di antara bintang-bintang.
Malam, engkau adalah saksi atas sebuah perpisahan dan kedukaan. Aku berharap suatu saat nanti malam akan mampu memulihkan dukaku dan mampu merangkai mimpi indah itu untukku. Dan malam ini biarlah tangisanku yang mengantar kesedihanku.
Lamongan, 2007
* Penulis adalah Pelajar MA. Matholi’ul Anwar, Simo Sungelebak, Karanggeneng, Lamongan.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
`Atiqurrahman
A Muttaqin
A Rodhi Murtadho
A. Iwan Kapit
A. Purwantara
A. Qorib Hidayatullah
A. Zakky Zulhazmi
A.H.J Khuzaini
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Malik
Abdul Wachid B.S.
Abdurrahman El Husaini
Abidah El Khalieqy
Abu Salman
Acep Zamzam Noor
Achdiat K. Mihardja
Adek Alwi
Adi Suhara
Adnyana Ole
Adreas Anggit W.
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agung Dwi Ertato
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus Himawan
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agusri Junaidi
Agustinus Wahyono
Ahda Imran
Ahmad Badrus Sholihin
Ahmad Fanani Mosah
Ahmad Fatoni
Ahmad Ikhwan Susilo
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musabbih
Ahmad Rofiq
Ahmad Sahidah
Ahmad Tohari
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Alex R. Nainggolan
Alex Suban
Alunk Estohank
Ami Herman
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Aminudin R Wangsitalaja
Anastasya Andriarti
Andreas Maryoto
Anes Prabu Sadjarwo
Angela
Angga Wijaya
Angkie Yudistia
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurnia
Anton Kurniawan
Anton Wahyudi
Anugrah Gio Pratama
Anwar Nuris
Aprinus Salam
Arie MP Tamba
Arif B. Prasetyo
Arif Bagus Prasetyo
Arif Hidayat
Arman A.Z.
Arti Bumi Intaran
Arys Hilman
AS Sumbawi
Asarpin
Asef Umar Fakhruddin
Asep Sambodja
Asrama Mahasiswa Aceh SABENA
Astrikusuma
Asvi Warman Adam
Atep Kurnia
Awalludin GD Mualif
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Badrut Tamam Gaffas
Bagja Hidayat
Bagus Takwin
Balada
Bale Aksara
Baltasar Koi
Bambang Agung
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Insani
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Berita
Berita Duka
Berita Utama
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Blambangan
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Saputra
Budi Suwarna
Bung Tomo
Cak Kandar
Catatan
Cerpen
Chairil Anwar
Chavchay Syaifullah
Cucuk Espe
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Daisuke Miyoshi
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Dhakidae
Dante Alighieri
Deddy Arsya
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Deny Tri Aryanti
Detti Febrina
Dharmadi
Diah Hadaning
Dian Hartati
Dian Sukarno
Diana A.V. Sasa
Dicky Fadiar Djuhud
Didi Arsandi
Dimas
Dina Oktaviani
Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan
Djadjat Sudradjat
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dorothea Rosa Herliany
Dr. Muhammad Zafar Iqbal
Dr. Simuh
Dwi Arjanto
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwicipta
Dwijo Maksum
Edy A. Effendi
Edy Firmansyah
Efri Ritonga
Egidius Patnistik
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendri Saiful
Elik
Elsya Crownia
Emha Ainun Nadjib
Endah Sulawesi
Endah Wahyuningsih
Endang Suryadinata
Endhiq Anang P
Endri Y
Eriyandi Budiman
Ernest Hemingway
Esai
Esha Tegar Putra
Eva Dwi Kurniawan
Evi Dana Setia Ningrum
Evi Idawati
Evieta Fadjar
F Rahardi
Fabiola D. Kurnia
Fadelan
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faisal Kamandobat
Faisal Syahreza
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fandy Hutari
Fany Chotimah
Fatah Yasin Noor
Fathor Lt
Fathurrahman Karyadi
Fatih Kudus Jaelani
Fatma Dwi Rachmawati
Fauzi Absal
Festival Sastra Gresik
Fikri. MS
Fina Sato
Fitri Susila
Galih Pandu Adi
Gde Agung Lontar
Geger Riyanto
Gerakan Literasi
Gerakan Surah Buku (GSB)
Gerson Poyk
Ginanjar Rahadian
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gunoto Saparie
Gus Martin
Gus tf Sakai
Gusti Eka
Hadi Napster
Haji Misbach
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Han Gagas
Handoko F. Zainsam
Hari Santoso
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hary B. Kori’un
Hasan Gauk
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Helwatin Najwa
Hepi Andi Bastoni
Heri C Santoso
Heri KLM
Heri Latief
Heri Listianto
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Heru Emka
Heru Kurniawan
Heru Prasetya
Hesti Sartika
Hudan Hidayat
Humaidiy AS
I Made Asdhiana
I Made Prabaswara
I Nyoman Suaka
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Idayati
Ignas Kleden
Ihsan Taufik
Ilenk Rembulan
Ilham Khoiri
Ilham Yusardi
Imam Cahyono
Imam Jahrudin Priyanto
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indah Darmastuti
Indiar Manggara
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irma Safitri
Irman Syah
Iskandar Noe
Istiqomatul Hayati
Ita Siregar
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya-Djafar
Iyut FItra
Jadid Al Farisy
Jafar M. Sidik
Jakob Sumardjo
Jamal D Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
Jefri al Malay
Jihan Fauziah
JJ. Kusni
Jo Pakagula
Johan Edy Raharjo
Joko Pinurbo
Jokowi Undercover
Joni Ariadinata
Joss Wibisono
Jual Buku Paket Hemat
Judyane Koz
Juli Sastrawan
Junaidi Abdul Munif
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Kadir Ruslan
Kasnadi
Katrin Bandel
Kedung Darma Romansha
Khairul Mufid Jr
Khamami Zada
Khrisna Pabichara
Kikin Kuswandi
Koh Young Hun
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia (KSII)
Korrie Layun Rampan
Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan)
Kristianto Batuadji
Kritik Sastra
Kunni Masrohanti
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia EF
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
Lan Fang
Landung Rusyanto Simatupang
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Liestyo Ambarwati Khohar
Linda Sarmili
Liston P. Siregar
Liza Wahyuninto
LN Idayanie
Lucia Idayani
Lukman Asya
Lusiana Indriasari
Lynglieastrid Isabellita
M Hari Atmoko
M. Aan Mansyur
M. Arman A.Z
M. Bagus Pribadi
M. Fadjroel Rachman
M. Harya Ramdhoni Julizarsyah
M. Lubabun Ni’am Asshibbamal S
M. Luthfi Aziz
M. Nahdiansyah Abdi
M. Raudah Jambak
M. Shoim Anwar
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
Maghfur Saan
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Majalah Sastra Horison
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Serenade Sinurat
Mario F. Lawi
Marluwi
Marsel Robot
Martin Aleida
Martin Suryajaya
Mashuri
Matdon
Mega Vristian
Melani Budianta
Melayu Riau
Memoar
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Miftah Fadhli
Miftahul Abrori
Misbahus Surur
Miziansyah J
Mochtar Lubis
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
MT Arifin
Mugy Riskiana Halalia
Muhajir Arrosyid
Muhamad Rifai
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Al-Mubassyir
Muhammad Qodari
Muhammad Rain
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun A.S
Muhidin M. Dahlan
Muhlis Al-Firmany
Mujtahid
Mulyadi SA
Munawir Aziz
Murniati Tanjung
Murnierida Pram
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustaan
Mustafa Ismail
N. Mursidi
Nafsul Latifah
Naskah Teater
Nasrullah Nara
Nelson Alwi
Nenden Lilis A
Nh. Anfalah
Ni Made Purnama Sari
Nina Mussolini-Hansson
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Noura
Nova Christina
Noval Jubbek
Novela Nian
Nugroho Notosusanto
Nugroho Pandhu Sukmono
Nur Faizah
Nurdin F. Joes
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Nyoman Wirata
Oka Rusmini
Oktamandjaya Wiguna
Oky Sanjaya
Olanama
Olivia Kristina Sinaga
Otto Sukatno CR
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Patricia Pawestri
PDS H.B. Jassin
PDS. H.B. Jassin
Penghargaan Hadiah Sastra Pusat Bahasa
Persda Network
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prita Daneswari
Prof. Tamim Pardede sebut Bambang Tri
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Puisi Kesunyian
Puisi Sufi
Puji Santosa
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Sugiarti
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Ramadhan Batubara
Ramadhan KH
Ratih Kumala
Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Sarumpaet
Raudal Tanjung Banua
Remy Sylado
Reni Susanti
Renny Meita Widjajanti
Resensi
Restu Kurniawan
Retno Sulistyowati
RF. Dhonna
Rian Sindu
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar
Riki Utomi
Riris K. Toha-Sarumpaet
Risang Anom Pujayanto
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Abdullah
Rosidi
Rosihan Anwar
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Sinansari Ecip
S.I. Poeradisastra
S.W. Teofani
Sabam Siagian
Sabrank Suparno
Saiful Anam Assyaibani
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Samsudin Adlawi
Sanggar Rumah Ilalang
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sartika Dian
Sartika Dian Nuraini
Sastra Tanah Air
Sastra Using
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
Sazano
Sekolah Literasi Gratis (SLG) STKIP Ponorogo
Seli Desmiarti
Selo Soemardjan
Senggrutu Singomenggolo
Seno Joko Suyono
SH Mintardja
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sipri Senda
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Sobih Adnan
Sofian Dwi
Sofie Dewayani
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sri Ruwanti
Sri Wintala Achmad
St Sularto
Stefanus P. Elu
Sukron Abdilah
Sulaiman Djaya
Suminto A. Sayuti
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryansyah
Suryanto Sastroatmodjo
Susanto
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyadi
Suyadi San
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syamsiar Hidayah
Syarbaini
Syifa Amori
Syifa Aulia
Tajuddin Noor Ganie
Taufik Abdullah
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Afandi
Teguh Ranusastra Asmara
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Theresia Purbandini
Tita Tjindarbumi
Titik Alva-Alvi Choiriyah
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Tosa Poetra
Tri Lestari Sustiyana
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Tulus Wijanarko
Udo Z. Karzi
Ugoran Prasad
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Utada Kamaru
UU Hamidy
Vera Ernawati
Veronika Ninik
W.S. Rendra
Wahjudi Djaja
Wahyu Hidayat
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Budiartha
Widya Karima
Wijaya Herlambang
Wiji Thukul
Willem B Berybe
Wilson Nadeak
Winarni R.
Wiratmo Soekito
Wita Lestari
Wiwik Widayaningtias
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yasser Arafat
Yeni Ratnaningsih
Yohanes Sehandi
Yonatan Raharjo
Yonathan Rahardjo
Yopi Setia Umbara
Yos Rizal S
Yos Rizal Suriaji
Yudhi Herwibowo
Yuka Fainka Putra
Yurnaldi
Yushifull Ilmy
Yusri Fajar
Yusuf Suharto
Zainal Abidin
Zainal Arifin Thoha
Zawawi Se
Zen Hae
Tidak ada komentar:
Posting Komentar